Brilio.net - Nama Ilham Akbar Habibie mengingatkan kita pada sosok Presiden Indonesia ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie. Sama seperti Sang Ayah yang menyukai pesawat, Ilham pun gandrung pada hal-hal yang berkaitan dengan burung besi ini.
Dalam perbincangannya dengan brilio.net, Selasa (15/9) Ilham Akbar mengatakan dulu riset atau mencari data merupakan hal yang sulit."Masih menggunakan teknologi yang seadanya dan membutuhkan waktu lama," kata putra sulung B.J Habibie ini. Meski terbatas, kata Ilham, semangat riset tetap ada.
Ilham berharap anak muda sekarang mampu melakukan riset yang lebih baik lagi. Terlebih lagi dengan dukungan teknologi dan mudahnya akses internet.
Bagi pimpinan Grup Ilthabi Rekatama hal penting yang harus anak muda tahu adalah semangat untuk melakukan inovasi. Ilham bilang adanya inovasi dari anak muda, maka perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia akan lebih stabil.
Jangan salah, inovasi saat ini bisa menjadi peluang usaha, seperti halnya technopreneur. Technopreneur merupakan suatu pengembangan inovasi teknologi yang menopang dalam berwirausaha.
"Techno memiliki banyak peluang besar untuk berkembang di Indonesia, pelaku bisnisnya masih kurang dan di masa depan manusia tidak dapat terlepas dari teknologi," ujar Ilham Habibie.
Anak muda bisa dibilang konsumen terbesar teknologi. Apalagi ketika teknologi makin canggih dan beragam. Anak muda dan teknologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ilham Habibie mengamini kendala terbesar yang dialami anak Indonesia bukanlah pada kurangnya kemampuan otak atau kreativitas. Akan tetapi kurangnya dukungan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga swasta.
Riset di bidang teknologi tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga dibutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Ilham Habibie pun menjelaskan bahwa saat masih terdapat kecurigaan antara sektor industri dan akademik yang belum saling mendukung satu sama lain.
Lebih lanjut Ilham menjelaskan nantinya Indonesia harus menggunakan teknologi sebagai bagian dari berwirausaha. Dia mencontohkan Amerika Serikat yang memanfaatkan teknologi untuk berwirausaha seperti produksi gandum dan berbagai industri lainnya.
Oleh sebab itu dibutuhkan anak muda yang meneliti tentang teknologi."Masih kekurangan anak muda yang mempelajari perkembangan teknologi dan itu masih sangat disayangkan," tandasnya. Bahkan Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan China dan India.
Kendati banyak kendala, Ilham optimis mengenalkan technopreneur bukanlah hal yang mustahil. Dia yakin beberapa tahun ke depan anak muda Indonesia dapat membentuk usaha baru di bidang technopreneur.