Brilio.net - Di tengah maraknya kasus kriminalitas yang menimpa anak-anak, tentunya banyak orangtua yang tidak tega membiarkan anaknya berpergian sendirian. Bahkan untuk ke sekolah pun para orangtua akan mengantar dan menjemput sendiri, bahkan menyediakan handphone untuk anak untuk memudahkan komunikasi.
Namun jika pergi ke Jepang, kamu malah menemukan fenomena sebaliknya. Di sana anak SD mudah ditemukan di jalan raya dan stasiun, berjejer dengan temannya mengantre masuk kereta. Tentu saja hal ini menjadi pertanyaan bagaimana bisa anak SD berumur 6-7 tahun begitu berani naik kereta tanpa takut kesasar maupun bertemu dengan hal-hal kriminalitas?
Jawabannya sangatlah simpel, yakni kemandirian dan rasa untuk membantu sesama. Salah seorang antropolog budaya Jepang, Dwayne Dixon, mengemukakan bahwa pada dasarnya setiap anak di Jepang sedari dini sudah diajarkan untuk membantu orang lain, apapun keadaannya. Tak hanya itu saja, mereka juga dilatih untuk melakukan sesuatu secara mandiri.
Contohnya bisa dilihat dari anak-anak sekolah di sana yang bergiliran membersihkan dan melayani makan siang di sekolah, bukan mengandalkan petugas seperti yang terjadi di negara lainnya. Dari situlah keberanian untuk berangkat sendiri ke sekolah sudah ada sejak kecil. Tentu saja didukung dengan keamanan di Jepang yang begitu tinggi.
"Pada awalnya saya sedikit khawatir dan bertanya-tanya apakah saya bisa naik kereta sendiri?" ujar Kaito (12) anak SD yang sudah naik kereta sendiri sejak umur 9 tahun seperti dikutip dari TheAtlantic, Senin (5/10).
"Saya sebagai orangtua juga awalnya khawatir tapi saya yakin bahwa kereta di Jepang aman dan mudah dilacak, selain itu Kaito adalah anak yang cerdas," ujar ibu Kaito. "Saya sendiri waktu kecil juga sudah berani berpergian sendiri naik kereta di Tokyo, meski tak punya handphone saya berhasil pergi dari satu tempat ke tempat lainnya."
Selain itu orang Jepang juga jarang yang menggunakan kendaraan pribadi. Semuanya menggunakan transportasi umum untuk berpergian. Hal itulah yang membuat para orangtua di Jepang yakin bahwa anak mereka aman di sana karena akan banyak orang yang menjaga mereka saat berangkat maupun pulang sekolah.
Recommended By Editor
- Kisah kakek pandai penjual buku tuntunan shalat di Bandung
- Semangat empat bersaudara tuntut ilmu, satu seragam dipakai bergantian
- Djaka Sasmita, bergelar doktor tapi anaknya tak lulus SMA, kenapa?
- Pesantren ini syaratkan santrinya telah bergelar doktor atau profesor
- Setelah New York-Indonesia, Fazham berlayar dari Sabang-Merauke
- 8 Sosok kakek-nenek perkasa, masih semangat kerja meski berusia senja