Brilio.net - Sekadar ayu dan ganteng itu nggak cukup untuk menarik perhatian, setuju? Daya tarik seseorang didukung dengan karakter dan penampilan pula. Sekalipun cantik dan ganteng, tapi perilaku minus dan penampilan acak-acakan, mana ada yang tertarik?
Nah, selain karakter dan penampilan oke, ada faktor lain yang membuat orang semakin jatuh hati sama kamu. Karisma. Karisma ini bisa didukung pula oleh suara. Suara penuh wibawa akan membuatmu menjadi pusat perhatian banyak pasang mata. Mau tahu caranya?
Sebagaimana dilansir brilio.net dari Genius Beauty, Kamis (10/12), seorang profesor dari University of California di Los Angeles, Amerika Serikat, Rosario Signorello telah melakukan penelitian yang membuktikan suara merupakan salah satu fitur kunci dari orang karismatik. Dia juga menyatakan bagaimana seseorang seharusnya bersuara supaya lebih meyakinkan.
Signorello percaya bahwa kita pertama-tama memperhatikan suara ketika menilai bagaimana karismatiknya seseorang. Barulah faktor-faktor sekunder yang mengikuti, yaitu apa yang dikatakan orang tersebut, bahasa tubuh, penampilan, dan sebagainya. Setelah menganalisis suara orang berbicara dengan bahasa yang berbeda, para peneliti menyimpulkan bahwa suara masing-masing orang memiliki pola yang sama.
Signorello menganalisis suara presiden, politisi, dan CEO dari perusahaan besar. Dia mengklaim bahwa suara CEO Apple Steve Jobs dan Tim Cook memiliki pola yang sama dengan suara Presiden Prancis Francois Hollande. Namun, hal yang sama dapat dikatakan tentang politisi, yang suaranya juga menjadi subjek tes. Mereka termasuk mantan Presiden Brasil Luiz Inacio da Silva, mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, dan politisi Italia Umberto Bossi dan Luigi de Magistris.
Untuk menghilangkan pengaruh apa yang dikatakan pembicara, Signorello memutar rekaman pidato pada speech synthesizer. Frekuensi, intensitas, durasi, dan karateristik lain dari suara tetap tidak berubah.
Kemudian, para peneliti meminta 107 perempuan dan 26 pria untuk menilai suara orang-orang dengan bantuan 67 kata sifat positif dan negatif. Misalnya, 'meyakinkan', 'menarik', atau 'egosentris' dan 'mengancam'.
Selanjutnya, Signorello melihat pola yang sama dalam tiga bahasa (Inggris, Prancis, dan Italia). Suara orang karismatik lebih rendah, dan mereka menggunakannya secara meluas ketika berbicara di depan umum. Menurutnya, suara rendah adalah tanda dominasi dan kekuasaan. Orang lebih cenderung sadar untuk mematuhi pemilik suara rendah. Pada kesempatan kedua eksperimen, Signorello secara artifisial menaikkan suara Francois Hollande, dan ternyata evaluasi responden berubah menjadi lebih buruk.
Nah, kabar baiknya dari Signorello, suara karismatik itu dapat dilatih, lho. Penyanyi dan aktor biasanya yang sering melakukan latihan untuk mencapai nada tinggi atau lebih rendah. Kamu yang ingin jadi pemimpin, juga harus melakukan hal yang sama.
Namun begitu, sayangnya penelitian ini hanya terkait dengan suara pria. Signorello berencana untuk melakukan penelitian serupa terhadap suara perempuan. Pasalnya, dia percaya bahwa rentang suara memengaruhi karisma kedua jenis kelamin. Namun, dia tidak mengklaim hal yang sama tentang nada suara rendah.