Brilio.net - Peraturan lalu lintas sudah jelas bagi pengendara motor wajib memakai helm. Namun, hal ini tidak dilaksanakan oleh seorang pengendara asal Banda Aceh, Muchlis. Anehnya, ia malah lolos tilang polisi. Padahal, jelas-jelas pria berusia 26 tahun ini tidak memakai helm saat berkendara di sekitar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Menurut cerita Muchlis yang disampaikan melalui telepon bebas pulsa brilio.net di nomor 0-800-1-555-999, saat itu ia dalam keadaan dibonceng oleh adik sepupunya, Rizki (23), yang memakai helm, sementara dirinya tidak memakai helm. Ketika berada di daerah "rawan" polisi, tiba-tiba mereka dicegat dan diminta untuk menunjukkan surat-surat kendaraan, SIM dan STNK. Setelah itu mereka dibawa ke pos polisi tak jauh dari lokasi diberhentikan oleh petugas Polantas.
Sadar bakal kena tilang, Muchlis mencoba menghadapi pertanyaan polisi karena adik sepupunya gugup. Sambil menjawab pertanyaan petugas Polantas, Muchlis terpikir untuk menyuruh Rizki menelepon ayah Rizki. Tapi polisi-polisi yang berada di dalam pos malah menduga Rizki mencoba menelepon tentara.
"Udah jadi kebiasaan di sini kalau lagi kena tilang tapi kita menelepon seseorang, polisi pasti menduga kita menelepon tentara. Makanya sewaktu adek saya telepon, mereka langsung naik pitam. Tapi saya langsung menjelaskan kepada mereka siapa yang adek saya hubungi," kata Muchlis kepada brilio.net, Selasa (20/10).
Muchlis juga mencoba menjelaskan pada polisi alasan mengapa mereka mencoba menghubungi seseorang karena mereka tak punya uang untuk membayar uang tilang. Polisi-polisi itu akhirnya mengerti dan mau menunggu Rizki yang sedang mencoba menelepon. Lucunya, setelah lama menunggu dan selalu gagal untuk mendapatkan nada sambung, Rizki baru sadar kalau ia tak punya pulsa. Begitu juga Muchlis yang tak punya pulsa. Tilang sudah menjadi hal pasti yang akan mereka dapatkan.
"Polisi datang terus bertanya, bagaimana mau pengadilan atau bayar di sini? Cepat, cepat, cepat! Saya terus menjawab, bentar Pak!" kata Muchlis saat menirukan pembicaraan mereka saat itu.
Polisi pun meminta kunci kendaraan bermotor tapi Muchlis tak mau memberikannya. Tak berselang lama ketika terjadi pembicaraan dengan polisi, tiba-tiba datang dua orang petugas Polantas lainnya. Kebetulan salah satu dari mereka mengenal baik Rizki dan tinggal di depan rumah Rizki. Sontak, petugas Polantas tersebut langsung bertanya mengapa mereka ada di pos polisi. Rizki lalu menjelaskan apa yang sedang terjadi, kemudian petugas Polantas yang mengenalnya menemui polisi yang menilang mereka.
Sekitar 15 menit, petugas polisi yang mengenal Rizki lalu keluar dari pos sambil menasihati Rizki dan Muchlis dengan suara yang agak keras agar memakai helm ketika mengendarai sepeda motor.
"Kami lalu mengucapkan terima kasih, meski salah satu kawan Polantas sempat menyindir kami kenapa cuma bilang makasih. Tapi yang terpenting kita selamat, tidak perlu membayar uang Rp 250.000 atau ikut sidang di pengadilan," timpalnya.
Cerita ini disampaikan olehMuchlis melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapa pun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.
Recommended By Editor
- Derita LDR: Pria ini baper akut, pasangannya 2 minggu tak ada kabar
- Sudah 6 tahun pacaran, gadis ini kalut akut karena tak segera dilamar
- Menolak dipaksa menikah, perempuan muda ini pilih bunuh diri
- True Story: Perjodohan hanya mengakhiri kebersamaan, tidak cinta ini
- True Story: Menjaga semangat membaca anak-anak Desa Deresan
- Mawo tak kenal nyerah, meski tiap pulang kerja ditunggui penagih utang