Brilio.net - Perempuan 28 tahun asal daerah Pasar Kemis, Tangerang ini hanya mau disebut dengan nama Dewi. Dia kini mencoba menata hidup kembali setelah terbebas badai kehidupan yang ia alami. Sejak kecil ia sudah mengalami badai kehidupan itu.

Dewi adalah perempuan yang lahir dari keluarga sederhana. Ia memiliki satu saudara, namun karena problem ekonomi keluarga ia terpaksa diasuh oleh kakek dan neneknya. Sementara adiknya tinggal bersama orangtuanya. Semasa diasuh oleh kakek neneknya itu ia mulai mengalami cobaan yang luarbiasa. Cobaan itu tidak datang melainkan dari saudara sepupu laki-lakinya yang juga tinggal di rumah kakek. Usianya terpaut 3 tahun lebih tua dari Dewi.

Sejak balita hingga masuk sekolah dasar, Dewi tumbuh layaknya anak-anak kecil lainnya. Gemar bermain dan belajar. Namun menginjak kelas 3 SD, sebuah cobaan yang menyebabkan trauma panjang menghampirinya. Dia mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh kakak sepupunya

Kejadian itu berlangsung bertahun-tahun, hingga ia lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tak ayal, kejadian tersebut membekas dan membuat dia trauma. Saking takutnya, selama itu ia tidak pernah membuka diri apa yang ia alami. Kakek dan neneknya juga keluarga lainnya tidak pernah curiga hubungan antara Dewi dengan kakak sepupunya.

Pelecehan seksual itu terjadi ketika malam Dewi sedang tidur. Hampir setiap Dewi tidur, kakak sepupu itu mendatangi Dewi di kamarnya. Setelah itu ia melancarkan aksi tidak senonohnya kepada adik perempuannya yang masih sama-sama kecil itu. Di usia yang masih muda, Dewi belum begitu tahu apa yang dilakukan kakaknya.

Seiring umur bertambah, Dewi tentu saja mengerti dan hatinya berontak. Meski hanya bisa memendamnya sebab Dewi takut. Semakin berumur Dewi semakin menghindari kakaknya, dari situ perlakuan kakaknya mulai hilang dengan sendirinya."Sampai sekarang tiap lihat dia aku takut", tuturnya kepada brilio.net melalui layanan bebas pulsa story telling 0-800-1-555-999, Sabtu (28/11).

Begitu juga saat Dewi melihat laki-laki lain, ada rasa trauma dan curiga terhadap laki-laki. Meski ia sadar bahwa tidak semua laki-laki itu bejad, tapi trauma itu datangnya dari perasaan akibat pengalaman masa lalunya. "Ada rasa trauma", terangnya.

Sesudah lulus sekolah menengah atas, Dewi kemudian kembali ke rumah orangtuanya. Ia tidak melanjutkan pendidikan melainkan memilih bekerja. Pada Desember 2013, Dewi menikah dengan Dani. Saat itu karir Dewi cukup mapan, ia bekerja sebagai karyawati di perusahaan swasta dengan gaji yang lebih dari cukup.

Namun karena Dewi ingin fokus mengurus rumah tangga, ia memilih keluar dari pekerjannya. Ketika sudah tidak bekerja ini lah Dewi baru sadar bahwa suaminya, Dani, tidak tulus mencintainya.

Ia kemudian bercerai pada Oktober 2014. Dewi mengamati perempuan-perempuan yang berumah tangga di daerahnya. Dia melihat banyak perempuan senasib dengannya. Bahkan dia sempat terpikir Dani menggunakan ilmu hitam untuk memikat Dewi. Dengan kecurigaan ini, Dewi memilih berkonsultasi dengan ahli agama dan melakukan terapi rukiah untuk menghilangkan sisa-sisa ilmu hitam Dani berikut rasa trauma masa kecilnya.

Ia masih beruntung diceraikan saat belum dikaruniai anak. Ia mengandaikan jika saat ini sudah dikaruniai anak maka bukan cuma dirinya yang tertindas, anaknya pula merasakan. Ia kini lebih berhati-hati merespon laki-laki yang mendekatinya. Sembari menata hidupnya perlahan, ia berharap perempuan-perempuan lain bisa belajar dari pengalamannya. "Untuk perempuan-perempuan yang ada di daerah, jangan mau dijajah sama pria," tandasnya.

Cerita ini disampaikan oleh Dewi melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!