Brilio.net - Mursida Rambe (48), Direktur BMT Beringharjo ini memang salah satu wanita yang jasanya patut mendapat apresiasi. Pasalnya, dirinya berhasil membantu ratusan pedagang kecil di Pasar Beringharjo untuk mendapatkan modal berdagang.
Tidak sampai di situ saja, Mursida juga berhasil melepaskan para pedagang kecil tersebut dari jeratan rentenir dan menanamkan pengelolaan uang secara syariah. Usaha yang dirintisnya selama lebih dari 20 tahun tersebut dulunya hanya bermodal Rp 1 juta yang didapat dari Dompet Dhuafa. Hebatnya Mursida berhasil memutar uang tersebut hingga saat ini menjadi Rp 105 miliar yang dikelolanya.
Cabang BMT pun kini tidak hanya di Jogja saja, namun sudah ada 12 cabang di berbagai kota di Indonesia. Bahkan salah satunya ada di Hongkong. "Alasan kami membuat cabang di Hongkong adalah upaya kami untuk membantu para TKI di sana. Terutama tenaga kerja wanita," ujarnya kepada brilio.net, Sabtu (15/8).
Menurut Mursida mental perempuan Indonesia itu hebat. Mereka tidak manja, apa pun dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, termasuk menjadi TKW.
Tapi yang menjadi keprihatinan perempuan kelahiran Pangkalan Brandan ini adalah meski dijuluki pahlawan devisa, TKI maupun TKW masih sering disepelekan. Banyak kasus yang dihadapi di negeri orang. Banyak pula yang pulang ke Indonesia dengan tangan hampa, bahkan meninggal. Meskipun banyak pula yang sukses dan ikut membangun ekonomi keluarganya dan juga daerah.
Mereka harus berkorban jauh dari keluarga dalam jangka waktu yang lama. "Tapi mayoritas TKI termasuk TKW masih lemah dalam manajemen keuangan, kebanyakan mereka habis kontrak habis uang tidak memiliki bekal untuk kehidupan selanjutnya," lanjut Mursida.
Menurut dia, ketika tidak memiliki pilihan mereka akan kembali menjadi TKI. Itu yang mendorong Mursida, lewat BMT Beringharjo-nya memberdayakan para TKW. Selain menyertakan modal, para TKW ini juga akan diberikan pelatihan. Salah satunya dari Keluarga Alumni Migran Indonesia (KAMI).
Mereka juga diajarkan manajemen keuangan. Harapannya supaya juga bisa menabung. Dengan demikian, ketika kontrak habis dan kembali ke Indonesia sudah memiliki bekal. Mereka juga akan diberi pelatihan lanjutan.
Bagi yang berwirausaha, pihaknya juga akan membantu dalam manajemen, modal hingga pemasaran. "Yang penting ada komitmen menjadi purna TKI dan membangun negaranya sendiri," pungkasnya.