Brilio.net - Marwan Hadid kini menikmati hasil buah dari kerja keras bisnisnya. Sop Durio yang dirintisnya pada Mei 2013 lalu kini telah memiliki 147 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Pemuda asal Depok, Jawa Barat ini kini mampu mengantongi omzet Rp 400-500 juta per bulan.
Sop Durio ini bukanlah usaha pertama Marwan. Setelah mencoba usaha lele, jangkrik, dan mini resto yang masing-masing tidak bertahan lama, barulah Marwan mencoba usaha keempatnya ini ketika itu usianya 19 tahun. Meskipun telah mengalami kerugian dari usaha sebelumnya sekitar Rp 40 juta, Marwan tidak kapok berbisnis.
Outlet Sop Durio yang tersebar di mana-mana
Ide mewaralabakan bisnisnya ini boleh dibilang berawal dari ketidaksengajaan. Ketika dia sedang jaga outlet, seorang ibu-ibu menghampirinya. Sang ibu menceritakan maksudnya untuk membeli franchise usaha yang sedang dijalankan Marwan untuk anaknya yang mendapat tugas membuka bisnis dari sekolahnya. "Daripada anak saya mulai dari awal, mending coba menjalankan yang sudah ada," terang Marwan menirukan kata-kata sang ibu, saat dihubungi brilio.net, Jumat (14/8).
"Waktu itu ragu-ragu, karena yang bakal menjalankan anak umur 15 tahun. Saya coba konsultasikan ke teman, dia bilang: kalau kamu memperluas kerja sama makin banyak yang mendoakan," terangnya.
Tak disangka dalam waktu satu bulan, mitranya tersebut mampu mengantongi pendapatan Rp 15 juta. Dari situ Marwan menjadi yakin untuk meneruskan waralaba Sop Durio.
Ide mendirikan usaha Sop Durio tak lepas dari usaha sebelumnya yaitu mini resto. Sop durian merupakan salah satu menu di resto tersebut atas usulan seorang karyawannya yang memang pernah menggeluti pasar durian. Sebelum bernama Durio, sop durian yang lebih dulu didirikan Marwan adalah Sop Durian Barokah, sebab didirikan di depan warung makan Barokah yang telah punya nama di bilangan Jakarta Selatan.
Namun, tak lama pemuda ini memutuskan menempati lapak yang baru di daerah Depok. Ternyata keputusannya ini tak salah. Kini, Marwan tengah mengejar omzet Rp 1 miliar per bulan.
Recommended By Editor
- Cerita Djimsan Santoso, sudah 14 tahun bersahabat dengan kelinci
- Otentik Kopi terapkan konsep 'pending coffee', apa itu?
- Berhenti sekolah di umur 16 tahun, wanita ini sekarang jadi miliarder
- Bermodal Rp 100 ribu, omzet peyek kepiting Filsa Rp 150 juta/bulan
- Pelesetan logo ini jadi usaha kaus yang laris-manis, kreatif!
- Shoes And Care: Dari emperan kos jadi tempat cuci sepatu yang mendunia
- Tirta Hudhi, dokter kece pemilik tempat cuci sepatu Shoes And Care
- Pakan ternak disulap jadi brownies & rainbow cake, menginspirasi!
- Inovasi Sugiyo, ciptakan perangkap tikus dari limbah rantai motor
- Menggiurkannya bisnis olahan bekicot, air bekas rebusannya saja laris
- Dirintis dari dipikul keliling desa, warung sate ini langganan artis
- Tak cantumkan alamat dalam promosi, keripik pisang ini malah laris