Brilio.net - Menjadi orang tua tunggal memang bukan sesuatu yang mudah. Seorang wanita yang menjadi orang tua tunggal harus menjalankan dua tugas sekaligus yaitu menjadi ibu dan sekaligus menjadi seorang ayah. Pengalaman berat menjadi orangtua tunggal dialami oleh Depora Tanti Herawati (26).

Kehidupan yang dilalui oleh wanita asal Surabaya ini memang tidak mudah. Setelah bercerai dengan suami pertamanya karena alasan tidak adanya restu dari orangtua sang suami, Tanti kembali harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya. Sebagai seorang orang tua tunggal bagi anak laki-lakinya bernama Marcel, sulit bagi Tanti untuk bertahan hidup dan membiayai semua kebutuhannya.

"Kakak perempuan saya menyampaikan bahwa ada seorang pria yang ingin melamar saya, saya hanya diberitahu namanya, saya tidak lagi berpikir untuk menikah atas nama cinta, pernikahan itu saya setujui dengan harapan saya dan anak saya bisa mendapatkan hidup yang lebih baik lagi," cerita Tanti kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Jumat (4/12).

Waktu itu keluarga dari suami saya mengatakan bahwa segalanya akan mereka berikan dan menjamin bahwa saat saya menikah dengan pria tersebut hidup saya akan bahagia dan sejahtera. Akhirnya Tanti percaya dan melengkapi segala administrasi untuk pernikahan. Pernikahan itu kemudian berlangsung di bulan Desember 2013.

Sesampainya di Kudus, Tanti terhentak kaget menemui bahwa suaminya menderita cacat fisik, tidak bisa bergerak maupun melakukan apapun tanpa bantuan. Awalnya Tanti ingin membatalkan pernikahan itu, tapi dia tidak ingin membuat keluarganya malu, akhirnya pernikahan itupun berlangsung.

"Saya mencoba bersabar dan mulai menerima kondisi suami saya, tapi yang membuat saya terkaget saat keluarga mereka datang menyuruh saya menandatangi surat yang berisi tentang pernyataan kalau saya menyerahkan anak saya untuk dirawat oleh mereka," lanjut Tanti.

Sebagai seorang ibu, Tanti tidak akan rela menyerahkan anaknya untuk diadopsi oleh orang lain. Meski hidupnya memang susah untuk membiayai kehidupan sang anak tapi nuraninya tetap tidak tega meninggalkan sang anak dan dirawat oleh orang lain, akhirnya Tanti menolak menandatangi perjanjian tersebut.

Dampak dari penolakan Tanti itu akhirnya dia di usir dari rumah suaminya tanpa membawa uang sepeserpun. Dia bersama anaknya sempat hidup di jalanan hingga pada akhirnya dia bisa kembali lagi ke Surabaya.

"Hidup saya memang sulit, tapi saya tidak akan menukar anak saya dengan harta," tandasnya

Cerita ini disampaikan Tanti melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!