Brilio.net - Menjadi seorang penulis buku, bukan masalah seberapa bagus perangkat yang kamu gunakan. Bukan pula masalah seberapa nyaman tempat duduknya, melainkan seberapa besar semangat dan ketekunan untuk menciptakan karya.
Kisah penulis buku dengan banyak keterbatasan tersebut dialami oleh Purwadi. Ayah dua anak ini masih tetap bisa produktif walaupun awalnya harus mengetik dengan komputer rental. Bahkan tak jarang Purwadi harus meminjam laptop teman-temannya sesama penulis.
"Dulu waktu saya menulis buku 'Kertas Gulung Ajaib','Penyesalan Nana, dan 'Pesan Mama', saya sampai nebeng (numpang) ngetik siang dan malam di tempat teman saya yang jadi Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Pekalongan ," ujar Purwadi seperti dikutip brilio.net, dari akun sosialnya, Selasa (1/9).
Penulis asal Kota Batik Pekalongan ini mengaku, meski dirinya masih memakai komputer jadul tipe Pentium 4, ia masih tetap semangat menulis. Bahkan tiga buku barunya saat ini dalam proses terbit di Penerbit Pustaka Puitika, Penerbit Indiva Media Kreasi, dan Penerbit Andi Publisher.
Ia berpesan kepada sesama teman-teman pecinta penulis untuk tetap menjaga semangat dalam menciptakan sebuah karya. Pasalnya ia sudah membuktikan, walaupun menggunakan komputer jadul dan hampir rusak, ia tetap bisa menciptakan banyak buku dan tulisan.
Recommended By Editor
- Raldi Artono, dosen penemu inkubator murah, bantu keluarga tak mampu
- 60 Tahun pasangan ini simpan kue pernikahan, lalu dimakan setiap tahun
- Kisah Mbah Karto, jualan buah untuk biayai hidupnya yang sebatang kara
- Sedih, tak semua mantan penderita gangguan jiwa bisa diterima
- Demi belikan istri cincin, pria ini rela tinggal di kolong jembatan
- Perjuangan ayah gendong putrinya dan berjalan jauh untuk berobat
- Hebatnya Suparni, nenek 114 tahun cuma kena sakit 3 kali seumur hidup
- Mulianya Febri, demi ibu rela menambang batu gamping meski masih SD