Brilio.net - Rumah yang ideal tentunya memiliki ruang yang cukup luas, jendela yang cukup dan beratap genteng yang kuat. Namun hal itu tak didapat oleh mbah Sunyoto. Kakek bertubuh renta ini terpaksa harus tinggal di gubuk reyot yang sangat tidak layak untuk dihuni manusia.
Mbah Sunyoto tinggal di gubuk reyotnya Desa Pinggirsari, Ngantru, Tulungagung, Jawa Timur sejak bertahun-tahun yang lalu. Dindingnya hanya ditutup anyaman bambu. Begitu juga dengan atapnya. Ukuran gubuk itu juga sangat kecil, yakni sekitar 1m x 1,5m. Semua kegiatannya mulai dari memasak, mandi dan tidur dilakukannya dalam gubuk tersebut.
"Mbah Sunyoto sudah lama sakit akibat jatuh saat memanjat tiang listik," ujar Denok, anggota komunitas Areta Formosa yang pertama kali mengabarkan kondisi mbah Sunyoto, Sabtu (8/8). "Bertahun-tahun sakit, rumah dan pekarangan habis terjual untuk berobat."
Kini mbah Sunyoto harus bertahan hidup seorang diri dalam gubuk reotnya itu. Beberapa tetangga di kanan kiri yang merasa iba dengan mbah Sunyoto memberinya makan sepiring nasi setiap harinya. Sebenarnya dari pihak keluarga mbah Sunyoto sendiri sudah ada rencana untuk membuatkan tempat tinggal yang layak, namun entah mengapa mbah Sunyoto menolak untuk menempatinya.
Recommended By Editor
- Umur 85 tahun, mbah Mitro masih semangat jualan hingga tengah malam
- Nggak mandi 10 tahun, tubuh lansia ini dikerubungi kutu & kecoak
- Kakek penjual koran semangat mencari nafkah meski fisik renta
- Imbalan tak seberapa, Mbah Hadi tetap senang menjadi penenun stagen
- Kisah Mbah Srilah jaga tradisi membuat stagen dengan alat tenun kayu
- Kebesaran hati Efie, tiap hari melayani setidaknya 14 lansia pikun