Brilio.net - Jumat (13/11) merupakan hari yang tak menyenangkan bagi warga Paris. Enam titik diserang ledakan bom secara berbarengan yang merenggut lebih dari 150 korban jiwa. Salah satu lokasi yang disasar adalah stadion Stade de France yang sedang menjadi lokasi terselenggaranya pertandingan persahabatan antara Prancis vs Jerman.

Beruntung hanya tiga jiwa terenggut dan korban luka puluhan orang pada ledakan yang terjadi di sekitar area stadion ini, meskipun bom secara beruntun diledakkan tiga kali. Presiden Prancis Francois Hollande segera dievakuasi di antara penonton yang jumlahnya tak kurang dari 80.000 orang.

Minimnya korban jiwa ini tak terlepas dari kerja pihak keamanan stadion. Dikutip dari Wall Street Journal pada Senin (16/11), seorang penjaga pintu masuk yang hanya ingin dikenal sebagai Zouheir mengatakan, sekitar 15 menit setelah kick off dia berhasil mengidentifikasi seorang yang membawa bom yang disembunyikan di balik rompi. Lelaki itu kemudian mundur dari pintu masuk dan hanya berhasil meledakkan bom di tempat yang jauh dari kerumunan. Polisi yang mengonfirmasi kejadian menduga bahwa pelaku pengeboman sebenarnya menyasar kerumunan orang di dalam stadion untuk merenggut banyak korban jiwa.


Sekitar 3 menit kemudian ledakan kedua terdengar di luar stadion. Bom ketiga juga meledak di dekat restoran cepat saji McDonald. Dua ledakan terdengar dari dalam stadion hingga menimbulkan kepanikan di babak pertama pertandingan. Zouheir baru menyadari bahwa itu bukanlah ledakan petasan setelah melihat Presiden Hollande dievakuasi.

"Setelah saya melihat Hollande sedang dievakuasi, saya tahu itu bukan petasan," kata Zouheir.



Permainan terus berlanjut hingga 90 menit. Kepala Federasi Sepakbola Prancis Noel Le Graet menyatakan bahwa ledakan ini sengaja tidak diumumkan pada para pemain dan suporter agar tidak menimbulkan kepanikan yang lebih jauh. Namun kabar ledakan telah tersebar di kalangan suporter pada akhir babak kedua.

Pelatih tim Jerman Joachim Loew mengaku takut dan mengkhawatirkan adanya serangan berikutnya. Sebab Jumat pagi sebelum pertandingan, para pemain Jerman telah diberi ancaman ledakan ketika berada di Hotel Molitor. Jumat malam usai pertandingan, mereka tetap tinggal di ruang ganti stadion hingga jadwal kepulangan ke Jerman pada Sabtu pagi.