Brilio.net - Angkutan ojek berbasis aplikasi seperti GO-JEK ataupun Grabbike sedang tren. Cara pesan mudah dan tarif yang jelas dianggap sebagai salah satu keunggulan ojek online ini. Ini membuat ojek pangkalan sedikit terpinggirkan dan sempat terjadi gesekan antara ojek pangkalan dan ojek online ini.
Namun apa yang diceritakan oleh Dewi Rachmayanti melalui akun Facebooknya, Rabu (2/9) sungguh inspiratif. Dewi bercerita saat itu dia sedang berada di Stasiun Palmerah Jakarta memesan ojek online Grabbike. Saat menunggu ojek pesanannya ia dihampiri oleh ojek pangkalan.
Seorang lelaki renta dengan ramah menyodorkan helm seraya menawarkan jasa ojeknya.Lelaki itu bernama Pak Sholeh (65) yang bisa membuatnya terharu. Meski sudah berusia senja tetap bekerja.
Sisi kemanusiaannya tersentuh oleh keramahan Pak Sholeh. Seketika dia berinisiatif membatalkan pesanan ojek Grabbike dan memilih untuk menggunakan jasa ojek Pak Sholeh.
Sepanjang jalan dia bertanya kepada Pak Sholeh. Kepada Dewi, lelaki tua itu mengaku sudah bekerja lebih dari 10 tahun menjadi tukang ojek. Saban hari berangkat di rumahnya di Sawangan, Depok, Jawa Barat untuk mengojek di Stasiun Palmerah.
Menurut penuturan Pak Sholeh sekarang ini agak sulit dapet penumpang. "Orang rata2 pada takut kalau yang nyetirin udah tua kaya saya, Neng," ujar Pak Sholeh seperti ditulis Dewi. Setiap hari ia hanya mendapat penghasilan sekitar 60 ribu rupiah, jauh dibawah pendapatan pengojek yang lebih muda apalagi pendapatan ojek online.
20 menit ngobrol sepanjang perjalanan sampailah di Mega Kuningan. Saat ditanya berapa ongkosnya, lagi-lagi jawaban Pak Sholeh membuat Dewi tersentuh. "Terserah. Seikhlas penumpang aja". Dewi yang bingung mendesak Pak Sholeh menyebut angka pasti. "Kalo 20 ribu kemahalan nggak Neng?" tanya Pak Sholeh
Saat itu, Dewi membawa uang Rp 170 ribu. Melihat usia senja Pak Sholeh, dia memutuskan menyisakan 20 ribu rupiah di dompetnya. "20 ribu gw simpen, selebihnya...rezeki Pak Soleh yg kebetulan nangkring dulu di dompet gw," tulis Dewi.
Mata Pak Soleh berkaca-kaca ketika rupiah berpindah. Dewi pun berkaca-kaca, tapi berusaha menyembunyikannya. Setelah meminta nomor hpnya, ia pamit menuju kantornya.
Kisah inspiratif Dewi dan Pak Sholeh pun menjadi viral dan dibagikan lebih dari 4.880 orang di Facebooknya. Apa yang bisa kita ambil dari kisah nyata ini adalah keramahan dan daya juang Pak Sholeh dalam mencari rezeki dan kebaikan seorang Dewi Rachmayanti yang luar biasa.
Keduanya mampu menyentuh sisi kemanusiaan yang terdalam. Semoga bisa menginspirasi masyarakat yang membacanya. Salut!