Brilio.net - Kehidupannya bahkan lebih tragis dibandingkan plot dalam sebuah sinetron. Mulai dari lahir hingga meninggal dunia, anak ini memang tidak jauh dari nasib yang malang. Kisah anak ini diceritakan oleh sepupunya dengan nama samaran Nia Kumalasari (28) melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-888, Senin (23/11). Nama anak serta beberapa orang yang terlibat dalam kisah ini memang sengaja dirahasiakan sesuai permintaan sang penelepon.

Bocah malang ini lahir pada 2003. Karena ibunya tidak kuat untuk membayar biaya operasi caesar, sang bayi akhirnya ditinggal begitu saja di sebuah rumah sakit di Jakarta. Tragisnya lagi, sang ibu malah kabur tanpa ada penjelasan apapun.

Tak cukup itu saja, hal yang lebih memprihatikan adalah sang bapak tidak bertanggung jawab. Dia melarikan diri saat tahu bahwa sang istri telah mengadung.

Pihak rumah sakit mencoba untuk bernegosiasi. Meskipun hanya diminta membayar seperempat dari total biaya, sang ibu tetap tidak sanggup menebusnya. Memang keadaan ekonomilah yang membuat sang ibu tidak berdaya.

Beruntung ada pasangan suami-istri yang ingin membantunya. Akhirnya sang bayi ditebus dan dibawa pulang ke rumah. Pasangan ini seringkali mengunjungi bocah tersebut. Hingga akhirnya mengadopsinya. Sang penelepon mempertegas bahwa tidak ada transaksi jual anak dalam hal ini.

Sang bocah yang kala itu genap enam bulan akhirnya dilepas karena keluarga pengadopsi agamanya kuat. Bahkan pasangan suami istri ini mempunyai pondok pesantren. Akan tetapi, hawa nyaman itu hanyalah bersifat sementara.

Setelah orangtua angkatnya bercerai. Sang bocah tidak terurus. Akibatnya, dia terserang kanker usus. Memang sang bocah memperlihatkan tanda-tanda bahwa dia kurang sehat.

Lebih parahnya lagi adalah identitas ibu kandungnya memang disembunyikan. Meski sempat mencari, ibu kandung tidak bisa ditemui karena pindah rumah.

Berita kematian sang bocah membuat sang ibu kandung lemas. Kabar ini memang diterima beberapa waktu setelah sang bocah sudah tiada. Sang ibu hanya diperlihatkan beberapa helai potongan rambut semasa kemoterapi.

Kematian anaknya yang belum genap 12 tahun itu membuatnya sangat menyesal. Dia merasa menyia-nyiakan anaknya mulai dari lahir hingga meninggal. Bahkan keinginan sang anak untuk bertemu dengannya juga tinggal kenangan.

Cerita ini disampaikan oleh Nia Kumalasari melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!