Brilio.net - Penyakit asma atau gangguan pernafasan adalah salah satu penyakit yang paling kerap ditemui di belahan dunia. Penyakit ini banyak ditemukan pada anak-anak. Meski demikian, sebagian orangtua masih kesulitan mendeteksi apabila anaknya terjangkit asma.

Berangkat dari kekhawatiran orangtua terhadap anaknya apabila terjangkit asma, lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membuat masker khusus untuk anak-anak penderita asma. "Agar dapat mengatasi asma yang kambuh dengan sendirinya, dan mengurangi rasa ke khawatiran orang tua di saat anak pergi sendiri," jelas Nurriza Kholifatulloh H, salah satu anggota tim peneliti kepada brilio.net, Rabu (26/8).

Masker tersebut diberi nama Detector Asthma with inhaler Automatically (Desac). Desain DESAC terdiri dari alat pendeteksi asma, sensor suara dan inhaler yang terdapat dalam masker dan dilengkapi dengan pendeteksi suara saat asma kambuh. Selain itu, desain alat dibuat menjadi masker sehingga praktis dibawa kemanapun dan dapat membantu anak saat asma kambuh.

"Tahap pembuatan alat terdiri dari pembuatan model, dan software atau pemograman. Pembuatan alat dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro UMY," lanjut Nurriza.

Alat yang telah berhasil dirangkai kemudian diujikan kepada anak-anak yang menderita asma. Alat ini dapat digunakan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.

Mereka berharap bahwa DESAC dapat membantu anak anak menggunakan inhaler tanpa bantuan orang lain. Alat ini mudah digunakan oleh anak anak penderita asma dan dapat dibawa kemana-mana. Selain itu dapat membantu sebagai penanganan darurat ketika penyakit asma pada anak kambuh.

Saat ini alat memasuki tahap penyempurnaan, meski belum ada rencana pemasaran terhadap DESAC, namun mereka tetap percaya bahwa alat ini nantinya dapat diperjual belikan dan bermanfaat langsung kepada masyarakat.

Asma diketahui sebagai salah satu penyakit respiratorik kronik yang paling sering ditemukan diberbagai dunia, baik di negara maju ataupun di negara berkembang. Ciri-ciri dari asma pada umumnya dapat terlihat pada masa kanak-kanak.

Penyakit ini terjadi disebabkan oleh keadaan saluran pernapasan yang mengalami penyepitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan timbulnya peradangan. Asma juga diketahui paling sering menyerang anak-anak yang nantinya akan menghambat tumbuh kembang anak.

Data World Health Organization (WHO), menyebutkan saat ini jumlah penderita asma di dunia diperkirakan mencapai 300 juta orang dan diprediksi akan mengalami peningkatan hingga 400 juta orang pada tahun 2025. Hal ini tentu memperlihatkan bahwa asma akan menjadi salah satu penyakit yang mematikan di masa yang akan datang.