Brilio.net - Sebuah penelitian tentang menari dipublikasikan akhir Oktober lalu di laman Royal Society Publishing. Aktivitas yang melibatkan banyak gerak yang diiringi musik ini diyakini berperan dalam membangun ikatan sosial, berpotensi memroduksi endorfin yang merupakan analgesik (pereda nyeri tanpa menghilangkan kesadaran).
Tim peneliti dari Oxford Univeristy yang terdiri dari Bronwyn Tarr, Jacques Launay, Robin Dunbar dengan latar belakang Experimental Psychology, dan Emma Cohen dari School of Anthropology and Museum Ethnography, melakukan studi terhadap 264 anak-anak berusia 14-16 tahun di Brasil. Para subjek penelitian direkrut dari sekolah lokal di Marajo Island, Brazil.
Mereka diminta memeragakan salah satu dari empat kondisi gerakan (gerak aktif selaras musik, gerak aktif separuhnya selaras musik, gerak kurang aktif selaras musik, gerak kurang aktif separuhnya selaras musik). Dalam kondisi sinkroni, semua peserta melakukan gerakan yang sama untuk musik yang sama pada waktu yang sama; pada sinkroni parsial peserta melakukan gerakan yang berbeda dengan musik yang sama. Peserta melakukan gerak aktif dalam kondisi berdiri sedangkan pada gerakan kurang aktif hanya memainkan tangan dengan posisi duduk.
Dampak signifikan dalam mengurangi suatu rasa nyeri ditunjukkan ketika peserta melakukan tarian yang menyelaraskan dengan musik. Namun penulis menyampaikan suatu catatan bahwa mereka masih berhati-hati dalam menggeneralisasikan hasil penelitian ini sebab baru melibatkan suatu kelompok etnis.
Recommended By Editor
- Begini cara menghentikan kebiasaan mendengkur
- Penelitian terbaru WHO: TBC jadi penyakit paling mematikan setelah HIV
- Benarkah orang berbadan gemuk cenderung merdu saat bernyanyi?
- Tipe kepribadian bisa pengaruhi cara hadapi penyakit, kamu percaya?
- 4 Alasan kenapa harus melakukan kontak mata saat berinteraksi
- Studi sebut orang sekarat 'dikunjungi' kerabat yang sudah meninggal