Brilio.net - Perbedaan keyakinan tidak selamanya memicu konflik dalam keluarga. Perbedaan justru dijadikan resep untuk menjaga keharmonisan orangtua Adly (23). Cara menyikapi perbedaan keyakinan dengan benar membuat Adly dan keluarganya mampu menghadapi berbagai pertentangan yang menurut orang-orang mustahil untuk disatukan.
Laki-laki kelahiran Banjarmasin ini mengakui, orangtuanya adalah panutan pertama baginya sejak kecil dalam mengajarkan makna saling menghargai keyakinan setiap orang. "Ayah saya seorang muslim dan ibu saya seorang nasrani, di rumah kami sudah terbiasa hidup dengan dua keyakinan yang berbeda. Namun itu tidak menjadi halangan bagi keluarga kami, justru karena perbedaan itu saya dan adik-adik saya belajar bagaimana saling menghargai sedari kecil," ungkap Adly melalui layanan story telling bebas pulsa brilio.net 0-800-1-555-999, Rabu (23/12).
Perbedaan justru menjadi acuan utama keharmonisan keluarga Adly. Orangtuanya mengajarkannya bahwa perbedaan bukan sesuatu yang harus diperdebatkan melainkan membuat orang bisa saling menghargai. Meski banyak yang menggunjingkan persoalan pernikahan orangtuanya yang berbeda agama, namun segala gunjingan tidak pernah mengganggu kebahagian orangtuanya yang sudah memasuki usia pernikahan 24 tahun.
Lelaki yang baru saja menyelesaikan pendidikan strata satunya di bidang teknologi ini tidak pernah menyalahkan keputusan orangtuanya untuk menikah beda agamanya. Baginya, mendebatkan masa lalu tidaklah berguna. Kini dia bersyukur memiliki keluarga yang harmonis. Kedua adik perempuannya pun merasakan hal yang sama.
"Perayaan Natal atau Lebaran selalu kami laksanakan bersama-sama, ibu sama ayah juga tidak pernah memaksa kami ikut dengan agama mereka. Justru mereka mengenalkan dua agama dan memberikan kebebasan kepada kami untuk memilih agama yang ingin kami jalani," lanjut anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Adly sebagai anak pertama memang sempat merasakan bagaimana masyarakat sempat memandang sebelah mata keluarga mereka. Bahkan nenek dari ayahnya sempat tidak menerima pernikahan kedua orangtuanya dan menolak kehadiran Adly. Namun seiring berjalannya waktu, orang-orang yang dulu berpandangan sinis pun mulai menghargai keputusan ibu dan ayahnya.
"Bukankah pada dasarnya semua agama mengajarkan kita menjadi manusia yang baik apapun agama itu," tandas Adly.