Brilio.net - Tukang cukur pinggir jalan merupakan profesi yang sudah jarang kita temui. Namun, di Yogyakarta masih dapat dijumpai beberapa tukang cukur yang menjajakan jasanya di pinggir jalan kawasan Alun-Alun Utara. Salah satunya adalah Udin, bapak kelahiran 48 tahun silam ini telah 14 tahun berprofesi sebagai tukang cukur rambut.
Dulu dia adalah seorang buruh bangunan. Namun karena merasa lelah dengan pekerjaan itu, dia mulai belajar mencukur rambut secara otodidak. Gunting, sikat rambut, bedak, gunting sorong dan kaca tua adalah senjata andalannya dalam mencari nafkah.
Udin mulai mangkal di pinggir Alun-Alun Utara mulai dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Tarif yang dipatoknya pun tidak mahal, hanya Rp 5.000. Udin juga seringkali memberikan tarif seikhlasnya pada orang yang dia rasa lebih tidak mampu dibandingkan dengannya. Salut!
"Kadang kalau ada orang mengemis itu ya kasihan kalau bayar Rp 5.000, makanya saya suruh bayar seikhlasnya. Terus mereka biasa bayar paling Rp 2.000," kata Udin ketika ditemui brilio.net, beberapa waktu lalu.
Pelanggan Udin saat ini sebagian besar adalah mereka yang berasal dari kalangan bawah. Banyaknya kios potong rambut yang modern tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap mencari nafkah untuk kedua anak dan istrinya.
"Istri saya dulu buruh cuci, tapi sejak kena stroke jadi nggak bisa kerja bantu-bantu saya lagi," ujarnya.
Istri tercintanya memang sudah bertahun-tahun terkena terserang stroke. Hal tersebut membuatnya menjadi satu-satunya tumpuan ekonomi keluarga. Cita-citanya saat ini adalah bisa menyekolahkan anaknya, paling tidak hingga lulus SMK.
"Saya akan melakukan pekerjaan apapun, asal halal dan cukup untuk memberi sesuap nasi untuk keluarga saya. Karena dalam hidup itu kita diberi pilihan, apakah kita akan memilih untuk tetap diam menerima kondisi kita seperti ini atau memilih untuk berubah ke arah yang lebih baik," tutup Udin.
Recommended By Editor
- Kisah Mulyanto, kecelakaan membuatnya kehilangan rasa lapar & haus
- Angkringan penumpang kereta buat ibu-ibu mandiri & bisa kuliahkan anak
- 15 Tahun sudah angkringan ini melayani penumpang kereta, legend!
- Mbah Rubiyem, 40 tahun bekerja sebagai buruh gendong di Beringharjo
- Kisah kejujuran anak SD kembalikan iPhone yang hilang
- Kisah anak tanpa tangan rawat ibunya ini akan buat siapapun menangis
- Kisah haru nenek Tispen, tinggal di tepi jalan mencari keluarganya
- Mbah Sadiman, sosok pahlawan bagi warga Gunung Gendol
- Masyarakat Indonesia harapkan makin banyaknya polisi baik seperti ini
- Mengantar orang sakit parah, tugas paling berat para sopir ambulans