Brilio.net - Ajang sepak bola Piala presiden telah berlangsung dengan meriah dan lancar. Persib Bandung tampil menjadi juara Piala Presiden 2015 setelah mengalahkan Sriwijaya FC pada laga final di Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan skor 2-0, Minggu (18/10) lalu.

Biasanya, piala turnamen sepakbola berbentuk piala yang terbuat dari perunggu, perak atau bahan logam lainnya. Namun untuk turnamen ini, trofi yang diberikan berbentuk dari ukiran kayu jati. Trofi tersebut diukir oleh seniman asal Gianyar, Bali bernama Ida Bagus Lasem (73). Namun untuk pahatan pertama dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.

Bahan kayunya pun tak sembarangan, dipilih yang terbaik dan diperkirakan usia kayu itu sudah 80 tahun. Lasem diketahui mulai memahat bongkahan kayu jati tersebut sejak Jumat (4/9) lalu.

Namun ada saja orang-orang yang berkomentar miring dengan setiap peristiwa besar yang terjadi di negeri ini. Tak terkecuali ajang piala presiden. Hanya karena bahan dasar pembuatan trofi dari kayu jati dan bukan dari emas.

Seorang wanita berinisial SN asal Bandung, Jawa Barat beranggapan orang Indonesia memang doyan menderita demi kebahagiaan 'juragannya'. Pasalnya hanya dihadiahi trofi kayu berusia tua, orang Indonesia dinilai sudah sangat gembira.

Piala presiden dari kayu, ada anggapan Indonesia 'rela menderita'


"Piala Presiden menjadi cermin betapa bening hatinya orang Indonesia.... Tetap gembira berebut piala kayu berusia lama ... Dan pasrah menghadiahkan emasnya pada kapitalis Amerika. Memang muslim Indonesia sangat berakhlaq mulia ........ Begitu qona'ah (menerima) dan mengutamakan bangsa lain dari pada bangsanya (sendiri).... Dan rela menderita demi kebahagiaan juragannya. Indonesia.. Luarrrrrr biasa ...!," tulis SN di jejaring Facebooknya, Senin (19/10).

Akan tetapi postingan SN ini diamini oleh teman-temannya. Kebanyakan dari mereka menilai bahwa cuatan SN yang sembari mengunggah foto piala presiden itu tepat. "Emas yang sedikit i rebutkan sedangkan freeport yang gunungnya emas ibiarkan i bawa asing," kata salah seorang teman SN. Hmm, kalau menurut kamu bagaimana?