Brilio.net - Seperempat abad lebih Rumah Seni Cemeti seperti kawah Candradimuka seniman muda di Jogja. Sejak 2006 Cemeti gencar membuat program residensi seniman yang memberi pembinaan bagi seniman muda (biasanya satu program 3 orang dari Indonesia, Eropa dan Asia) selama tiga bulan berproses bersama di Cemeti.
Melalui program residensi ini, Rumah Seni Cemeti bermaksud memfokuskan pada pentingnya praktik seni dengan perhatian pada proses-proses seni serta pengalaman-pengalaman sosial dan inovatif. Para seniman diberi kesempatan untuk berkonsentrasi dalam berkarya, melakukan eksperimen dan berinteraksi dengan seniman lain, kalangan profesional dan komunitas tertentu. Model yang berbeda dieksplorasi dengan tujuan untuk bekerja pada wacana kritikal dan bentuk seni visual yang beragam.
Program residensi kali ini dengan mengundang tiga seniman dari Indonesia, Taiwan dan Belanda per 1 September-November. "Mereka akan datang untuk bekerja, berkarya dan bikin presentasi di sini," kata Dimas (25) staf Rumah Seni Cemeti kepada brilio.net, Kamis (28/8).
Selama menjalani program residensi, seniman diberikan kesempatan untuk melakukan riset, eksperimen, membuat karya, dan melakukan kolaborasi. Seniman juga mendapatkan pendampingan dalam melakukan riset dan eksperimen gagasan bersama Rumah Seni Cemeti dan seorang asisten.
Pada bulan pertama, program residensi berkonsentrasi pada orientasi dan pengenalan kegiatan seni dan budaya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Presentasi kepada publik di Yogyakarta mengenai kegiatan berkarya seniman diselenggarakan dalam format artist talk. Interaksi dengan publik sangat penting untuk menghubungkan seniman dengan komunitas seni di Yogyakarta, selain memberikan kontribusi pada wacana seni untuk publik yang lebih luas.
Bulan kedua adalah masa berkarya bagi seniman residensi. Di bulan yang sama, seniman diharapkan untuk mengadakan lokakarya, diskusi, kuliah umum, atau program edukatif lainnya berdasarkan minat dan keahlian seniman residensi, sebagai bentuk kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat lokal. Kegiatan tersebut bisa diadakan di Rumah Seni Cemeti atau organisasi/komunitas/lembaga yang berbeda di Yogyakarta dan luar Yogyakarta misalnya Solo dan Semarang.
Pada minggu terakhir bulan ketiga akan diadakan presentasi akhir dengan format pameran atau bentuk-bentuk presentasi lain sesuai kebutuhan seniman. Presentasi akhir berlangsung selama seminggu dan disertai diskusi terbuka sebagai bagian dari evaluasi program residensi.
Recommended By Editor
- Para duta seni ini akan kenalkan budaya Boyolali kepada dunia
- Keren! 30 karya seni ini dibuat dari ujung pensil, lho
- 17 Foto karya unik yang dipamerkan di Artjog 2015
- Di museum ini kamu bisa pelajari wayang se-Nusantara & wayang 7 negara
- Keren, dibuat di Jogja wayang Thithi hanya ada di dua negara
- Curhat seniman graffiti, karyanya dirusak meski sudah keluar modal
- Meriahnya sambutan publik Jerman saat Suwe Ora Jamu didendangkan
- Pindah ke Jerman tak hentikan Gana lestarikan budaya Indonesia
- Lewat musik, Sky "hidupkan" lagi puisi-puisi lama
- Mengenal Mbah Jenggot pegiat seni dari Bantul