Brilio.net - Kiblat shalat umat muslim dulunya adalah Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha), terletak di Al quds (Yerusalem) yang dulunya merupakan kota suci bagi umat tiga agama: Islam, Kristen, dan Yahudi. Bagi umat Islam, kota ini adalah tempat suci ketiga setelah Mekah dan Madinah. Al quds ditetapkan sebagai kiblat hanya untuk sebagian nabi dari Bani Israil.
Pada masa Rasulullah, pemakaian Al quds sebagai kiblat berlangsung selama 16-17 bulan. Nabi Muhammad seringkali berdoa memohon agar kiblat umat Islam sama seperti kiblatnya Nabi Adam dan Nabi Ibrahim. Beliau pun sering menengadahkan wajahnya ke langit berharap agar wahyu yang berisi perintah memindahkan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram.
Allah mengabulkan munajat tersebut di tengah-tengah shalat zuhurnya. Dikutip brilio.net dari buku Sejarah Ibadah, Jumat (3/7), ketika ayat tersebut turun, Rasulullah baru melaksanakan shalat dua rakaat, kemudian dengan turunnya ayat itu, maka beliau segera menghentikan shalat sebentar, kemudian Rasulullah berputar 180 derajat menghadap arah baru, sehingga jamaah yang ikut shalat itu terpaksa jalan memutar dan tetap berada di belakang nabi. Ada yang meyebut shalat itu adalah Shalat Zhuhur, ada pula yang menyebut Shalat Ashar.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Rajab tahun 12 Hijriyah di sebuah masjid yang kini dinamai Masjid Qiblatain. Dulunya masjid ini bernama Bani Salamah, sebab dibangun di atas bekas rumah orang dari Bani Salamah. Letaknya di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah dan di tepi jalan menuju Universitas Madinah.
"Masjid ini mempunyai lapangan terbuka dan beratap hanya pada bagian tempat shalat. Di dalamnya terdapat dua buah mihrab, yang satu terletak di bagian yang beratap menghadap ke Ka'bah dan yang lainnya terletak di lapangan terbuka, menghadap ke arah Baitul Maqdis (Al aqsha)," kata Syahruddin, si penulis buku Sejarah Ibadah.
Di dekatnya terdapat sebuah kolam yang dulunya milik seorang Yahudi namun kemudian ditebus oleh Utsman ibnu Affan atas anjuran Rasulullah untuk dijadikan sebagai kebutuhan masjid dan jamaah. Kolam tersebut dikenal dengan nama Sumur Rumah namun tidak terlalu tampak sebab telah dikelilingi tembok.
Di dalam masjid ini terdapat lampu hias besar yang menumpu 36 buah lampu neon. Terdapat tiga buah lagi lampu serupa, satu di antaranya memiliki 24 buah lampu neon.
Pada saat haji, masjid ini tak pernah sepi dari jamaah sebab menawarkan arah shalat pertama umat Islam. Penampilnnya sekarang adalah hasil dari pemugaran yang terus menerus dilakukan sejak zaman Umayyah, Abbasiyah, Utsmani, hingga pemerintahan Arab Saudi sekarang.
BERITA TERKAIT MASJID YANG HARUS KAMU TAHU:
5 Masjid di dunia ini arsitekturnya keren banget, Allahu Akbar!
Bikin kagum, masjid di Turki ini sangat indah bentuknya mirip gua
Kisah Mbah Sholeh, tukang sapu Masjid Ampel yang punya 9 makam
Masjid unik, dibangun pekerja Kristen dan dicat warna pink
Masjid terapung pertama di Indonesia, miliki panorama luar biasa!
Ini lho masjid tertua di Indonesia
Jaga kerukunan, warga beda aliran bisa gantian berjamaah di masjid ini
BERITA TERKAIT YANG WAJIB KAMU BACA:
Begini ceritanya kenapa Raden Paku akhirnya bisa dipanggil Sunan Giri
Kisah terenyuh Sunan Giri, saat bayi dibuang ke laut oleh kakeknya
Kisah Wali Sanga, alat musik tradisional bikin orang masuk Islam
Mengenal peletak dasar-dasar kerajaan Islam pada era Wali Songo
'Tapa ngeli', cara Sunan Muria menyebarkan ajaran Islam
Ternyata Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati, ini penjelasannya
Ini asal usul falsafah dahsyat Moh Lima besutan Sunan Ampel
Tokoh punakawan, peninggalan Sunan Kalijaga sewaktu berdakwah
Kisah Sunan Kudus yang berhasil sembuhkan wabah penyakit di Arab
Shalat minta hujan Sunan Gresik selamatkan gadis yang akan jadi tumbal
Ini penjelasan kenapa semua Wali Songo terletak di pesisir utara Jawa
Kemegahan Masjid Demak, tempat Wali Songo bermusyawarah adakan sekaten