Brilio.net - Pertempuran Ambarawa menjadi salah satu pertempuran yang sangat penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bagaimana tidak? Indonesia yang baru merdeka seumur jagung sudah harus dikoyak dengan kedatangan tentara sekutu pada 20 Oktober 1945. Mereka berdalih datang untuk mengurus tawanan perang hingga akhirnya diberikan izin oleh Indonesia untuk masuk ke wilayah RI. Tapi ternyata mereka ingkar janji hingga terjadilah pertempuran Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi dari tanggal 20 November hingga 15 Desember 1945 dengan serangan umumnya terjadi pada tanggal 12-15 Desember 1945. Untuk mengenan pertempuran Ambarawa, didirikanlah Monumen Palagan Ambarawa yang terletak di Ambarawa, Jawa Tengah.
Saat brilio.net berkunjung ke sana, Kamis (23/7), banyak sisa-sisa pertempuran yang dipajang di Monumen Palagan Ambarawa dengan Museum Isdiman di dalamnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah pesawat Mustang "Cocor Merah". Berjuluk cocor merah karena pada bagian kepala pesawat ini bercat merah.
Menurut Herman Sutikno (32), salah seorang penjaga Monumen Palagan Ambarawa mengungkapkan bahwa pada Palagan Ambarawa pihak sekutu menggunakan 5 pesawat Cocor Merah, dua di antaranya berjenis Dakota dan tiga lainnya berjenis Mustang. Menghadapi tentara sekutu yang sudah siap berperang dengan fasilitas memadai, jangan dikira Pasukan Keamanan Rakyat (TKR) sudah mengimbangi dalam hal peralatan. "Saat itu kita dapat rampasan dari tentara Jepang. Selain itu peralatan masih sangat sederhana seperti celurit, parang, dan sejenisnya," terang Herman.
Dengan persenjataan yang sangat sederhana, ternyata pasukan TKR berhasil menembak pesawat terbang milik sekutu dari Skuardron 13 Royal Air Force di Kali Banteng Semarang yang diyakini sebagai Pesawat Mustang P51 (Cocor Merah) yang sangat ditakuti saat itu. Sampai sekarang pesawat yang tertembak itu masih tenggelam di Rawa Pening. Sementara satu pesawat Cocor Merah lainnya dipajang di Monumen Palagan Ambarawa.
"Dipajang di sini sebagai bahan perbandingan kita, dengan peralatan sederhana ternyata kita bisa mengalahkan pesawat seperti itu," kata Herman.
Pesawat Cocor Merah sendiri merupakan pesawat berjenis pemburu buatan Amerika Serikat. Mempunyai berat 7 ton, panjang pesawat 9.81 m, bentang sayap 11.28 m, tinggi terbang maksimum 7.720 m dengan kemampuan terbang 3.185 km dan kecepatan jelajah 753 km/jam. Pesawat yang hanya berisi satu orang awak itu dilengkapi dengan persenjataan browning caliber berupa rocket louncher 8 buah dan bom 2 buah.
Meskipun sudah punya spesifikasi yang kuat saat itu, tetap saja bisa dikalahkan Indonesia yang hanya bersenjata sederhana.
Recommended By Editor
- Cerita kehebatan pilot TNI AU, terbang pakai pesawat rongsokan Jepang
- Mengapa pesawat TNI AU selalu ada bendera Merah Putih? Ini sejarahnya
- Ini makna beda miringnya pemasangan baret TNI, Polri, dan Pramuka
- Kisah TNI, menjaga perdamaian Lebanon bersenjatakan atraksi sulap
- 7 Daya tarik markas TNI di Lebanon, lokasi favorit selfie & belanja
- Kisah TNI AL di perbatasan, tak cuma siap perang tapi bantu nelayan
- Ini tradisi sakral kelulusan pendidikan pilot pesawat tempur TNI AU
- True Story: Curhat galau prajurit TNI AU suka dihukum gara-gara jomblo
- F-16 pesawat tempur terlaris dunia, Indonesia siap ambil pasar F-16
- Cerita keberanian F-16 TNI AU cegat pesawat tempur AS
- Pesawat komersil pertama RI dibeli dengan emas seberat 20 kg
- Gara-gara pesawat tempur ini, Australia bergidik dengan Indonesia