Brilio.net - Kakek Muhammad SAW kala itu hanya memiliki seorang anak meskipun istrinya lebih dari satu.
Merasa kebahagiaannya kurang 'sempurna', Abdul Muthalib bernazar jika diberi 10 orang anak putra dan putri, maka dia akan mengorbankan salah satunya untuk Tuhan yang dipercayai kala itu yaitu patung-patung di Kakbah. Sempat menganggap hal itu mustahil terjadi, ternyata pria yang disegani di kalangan Quraisy itu menyaksikan sendiri Tuhan mengabulkan keinginannnya.
Dikutip dari Buku "Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik karangan Martin Lings", Senin (22/6), Abdul Muthalib selalu menepati janji sehingga meskipun berat, ia tunaikanlah nazarnya itu. Maka setelah putra terakhirnya lahir, yaitu Abdullah yang tak lain kelak menjadi ayah Muhammad, ia mengumpulkan seluruh putranya yang berjumah 5 orang untuk menyampaikan tentang nazarnya untuk kemudian mengundi salah satunya untuk dikorbankan.
Mekanismenya, setiap anak membuat nama pada anak panah masing-masing. Undian akan dilakukan di Kakbah dengan melibatkan pengundi panah resmi Quraisy. Ternyata, nama Abdullah putra yang paling dicintai yang keluar. Seolah tak mau berpikir panjang dan menyisihkan perasaannya, Abdul Muthalib bergegas membawa bungsunya ke tempat pengorbanan sembari membawa pisau besar.
Sebelum Abdul Muthalib melanjutkan gerakannya, pemimpin suku Makhzum, Mughirah datang mencegah sambil berkata, "Jangan korbankan dia, kita akan mencari gantinya, walaupun penggantinya adalah seluruh kekayaan Makhzum."
Bani Makhzum adalah asal dari istri Abdul Muthalib yang melahirkan 8 keturunan yaitu Zubayr, Abu Thalib, dan Abdullah serta 5 putri. Dengan desakan orang-orang yang hadir di situ, Abdul Muthalib bersedia menunda pengorbanan ini dan mengonsultasikan dengan seorang perempuan bijak asal Yatsrib yang telah pindah ke pemukiman Yahudi, Khaybar.
Arahan dari perempuan itu adalah nazar dapat ditukar dengan seluruh hewan gembalaan Abdul Muthalib yaitu 10 ekor unta. Dicobalah uuntuk mengundi anaknya dengan sepuluh ekor unta tersebut. Karena undian mengarah pada Abdullah maka diulangi hingga undian menunjuk pada unta. Sampai pada kurban unta telah terkumpul 100 ekor, barulah Abdullah 'bebas'. Abdul Muthalib yang tak mudah percaya mengulangi undian 3 kali lagi yang ternyata hasilnya sama, membebaskan putranya dari nazarnya.
Berkat undian ini ayah Muhammad bebas dari nazar ayahnya sehingga kelak pada usia 18 tahun menikahi Aminah yang berusia 15 tahun dan melahirkan Muhammad.