Brilio.net - Kita kerap mengeluh dengan tugas kuliah yang tidak ada habisnya. Bagi mahasiswa tingkat akhir skripsi yang tak kunjung selesai menjadi . Hal-hal tersebut kebanyakan membuat mahasiswa menjadi malas dan menyerah. Namun satu yang harus diingat oleh seorang mahasiswa adalah di setiap langkahnya ada tetes keringat kerja keras orangtua.
Nasihat itulah yang selalu dipegang oleh Klanarong Srisakul. Selama 4 tahun kuliah dia selalu bersungguh-sungguh dalam setiap kelasnya demi mendapat gelar sarjana tepat waktu. Kegigihan mahasiswa asal Thailand ini bukan tanpa alasan, pasalnya dia ingin segera mempersembahkan kelulusannya pada ayahnya.
Di hari kelulusannya, Klanarong mengunggah sebuah foto di Facebook yang akan membuat siapapun yang melihatnya menangis. Dalam foto tersebut terlihat dirinya yang sedang bersimpuh menangis di depan ayahnya yang seorang sopir truk sampah.
"Ketika masih kecil ada kalanya aku merasa malu dengan ayahku. Aku bertanya-tanya mengapa dia tidak memakai seragam keren seperti ayah teman-temanku yang tentara atau polisi," tulisnya di Facebook seperti dikutip dari Bangkok Post, Selasa (6/10).
Saat Klanarong tumbuh dewasa baru dia tahu bahwa ayahnya bekerja sebagai sopir truk pengangkut sampah. Ayahnya hanyalah lulusan SD, namun dia ingin anaknya bisa meraih pendidikan yang tinggi.
"Ketika hasil tes masuk universitas diumumkan, ayahku mengambil satu hari cuti untuk ikut melihatnya, ayahku menahan air matanya saat tahu aku diterima. Ini adalah saat yang paling membanggakan dalam hidupnya," lanjutnya.
Ada suatu masa di mana Klanarong merasa kehilangan kata-katanya. "Saat itu aku masuk tahun terakhir, ayahku bertanya apakah aku malu punya ayah seperti dia? Dan harus berhemat sepanjang waktu. Aku tertegun mendengarnya," ujar wisudawan universitas Chulalongkorn ini.
Klanarong mengatakan bahwa dia tak pernah malu dengan ayahnya. Menurutnya ayahnya adalah orang yang paling berharga di balik kesuksesannya selama ini. "Terima kasih untuk segala usaha dan air mata ayah selama ini. Aku bangga padamu, Ayah," tutup Klanarong.
Recommended By Editor
- Budi, dokter inisiator program jambanisasi nasional
- Suraida, bidan sekaligus guru bagi anak-anak di wilayah terpencil
- Meski di kolong rumah, anak-anak Tapal Batas semangat menuntut ilmu
- Pemuda ini rela jadi ayah untuk keponakannya
- Momen pernikahan mengharukan yang membuat 1,1 juta netizen 'meleleh'
- Guru wanita ini seberangi 5 sungai dan 2 jam jalan kaki ke sekolah
- Cerita Pulau Rote, dari toleransi sampai sandal jepit boleh di pesawat
- Hebat! Ukulele buatan Indonesia membius pasar internasional
- Hebatnya dokter Budi, ingin bangun 5 juta jamban amfibi di Indonesia
- Hobi bermain barbie, Medina jadi Grandmaster catur