Brilio.net - Wahyu Setiawan. Namanya tidak setenar Suyo Agung, meski keduanya adalah seorang atlet lari berprestasi Indonesia dan sama-sama berasa dari Solo. Beda keduanya adalah jenis kejuaraannya. Jika Suryo pernah merajai lintasan lari jarak pendek Tanah Air maupun ASEAN, maka Wahyu adalah juara untuk lomba lari bagi penyandang cacat. Wahyu kini tercatat sebagai atlet Indonesi untuk ASEAN Para Games 2015 yang akan digelar di Singapura nanti.
ASEAN Para Games adalah sebuah kejuaraan olahraga multi cabang bagi para penyandang cacat di Asia Tenggara yang diselenggarakan Federasi Olahraga Para ASEAN (APSF). Di penyelenggaraan yang kedelapan pada tahun ini, diperkirakan ada lebih dari 2.000 atlet yang akan tampil di 15 cabang olahraga, termasuk cabang lari yang diikuti oleh Wahyu Setiawan.
Lahir di Solo 4 Desember 1998, pemuda yang akrab di sapa Wahyu itu harus kehilangan penglihatannya sejak umur 4 tahun. Sebuah kecelakaan menyebabkan mata kirinya kehilangan fungsi. Ketidakberuntungan kembali menderanya. Setelah beberapa lama masih bisa melihat dengan satu mata, Wahyu kembali mengalami insiden yang membuat mata kanannya cidera akibat terkena bola kasti. Alhasil, Wahyu menjadi tunanetra.
Rony Yahya, salah seorang pengelola yayasan sosial Senyum Community, tempat Wahyu Setiwan tinggal, menceritakan, Wahyu merupakan sosok adik asuhnya yang penuh semangat dan berprestasi, "Semangatnya dibuktikan dengan berbagai prestasi yang diraihnya dalam bidang olahraga," tuturnya kepada brilio.net, Minggu (1/3).
Menurut Rony, Wahyu merupakan atlet memiliki banyak prestasi. Dia adalah juara 1 lari paralimpik nasional, juara 1 lari 100 dan 200 meter nasional. Berkat prestasinya itu Wahyu terpilih mewakili Indonesia di ajang Paragames 2015 Singapura, Desember mendatang.
Wahyu juga pernah menyabet predikat juara 1 dan 2 catur beregu Asia Pasifik, juara 1 catur Provinsi Jateng.