Brilio.net - Kisah hidup setiap orang berbeda-beda, yang mana masing-masing punya sisi yang layak diceritakan untuk dapat diambil pelajaran. AS, pemuda asal Wonosobo, Jawa Tengah membagikan perjalanan hidupnya yang dia akui belum pernah dibagikan kepada siapapun sebelumnya, kepada brilio.net melalui layanan story telling di nomor 0-800-1-555-999.
AS menuturkan semua bermula pada 2007, menjelang masuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Kedua orangtuanya kerap bertengkar, yang berujung pada perceraian. "Saya minder dengan teman-teman saya, karena pada waktu mendaftar SMA kan pada diantar sama orangtuanya," akunya.
Sejak SMA, pria yang kini berusia 22 tahun ini memutuskan tinggal indekos. Pulang ke kediaman bibi, yang juga menjadi tempat tinggal nenek lebih kerap ketimbang pulang ke rumah ayah atau ibu. Satu tahun kemudian nenek yang dekat dengannya sejak kecil, terutama ketika orangtuanya mencari peruntungan hidup sebagai Tenaga Kerja Indonesia, pulang menghadap-Nya.
"Saya hopeless, saya sudah tidak punya gantungan. Ke orangtua nggak mungkin, ke bibi juga malu, nenek saya yang saya sayangi, dari kecil merawat saya, meninggal," ujar AS.
"Saya pernah untuk bunuh diri, kemudian hampir terjerumus ke narkoba dan minuman. Tapi alhamdulillah saya bisa melewati itu. Yang pertama yang selalu saya ingat adalah saya cinta dengan nenek saya, beliau berpesan sebelum meninggal kalau nanti besar jadilah orang yang bermanfaat,"
Kedua orangtua masing-masing menikah lagi pada 2008 dan sibuk dengan keluarga baru. AS menyayangkan kedua orangtuanya tidak memberitahu dia dan kakaknya tentang pernikahan mereka dengan pasangan masing-masing. Hal ini membuat AS dan sang kakak R (25) selain merasa tidak dianggap, juga semakin membenci kedua orangtuanya. Sikap mereka diakui oleh AS sebagai balasan sebab kedua orangtuanya telah membenci mereka dikarenakan mereka enggan dekat dengan keluarga baru masing-masing.
"Tapi alhamdulillah saya dibuatkan rumah oleh ayah. Sekarang saya tinggal berdua dengan kakak saya. Sekarang saya masih dibiayai kuliah oleh ayah saya," jelas pemuda yang kini kuliah di Universitas Muhammadiyah Semarang ini.
AS mengungkapkan, janganlah membalas hal yang buruk dengan hal yang buruk pula. Selain itu, dia mengingatkan bahwa setiap permasalahan pasti ada nikmat. Jadikan itu jalan untuk sukses sebab orang sukses banyak yang berangkat dari bawah. Pesannya pada pembaca adalah nikmat Allah mana yang kamu dustakan,"
"Kalau dikatakan keluarga saya berantakan ya masih berantakan, karena dari saya, ibu saya, ayah saya, dan kakak saya, belum ada rasa saling mengerti, ini lho nasib saya seperti ini sebagai anak broken home tidak mendapat kasih sayang sejak kecil," jelasnya.
AS menyampaikan pesan kepada para pembaca, "Apapun itu penyebab broken home kedua orangtua, yang pertama diingat itu adalah takdir. Kalau mau menangislah karena setelah menangis ada kelegaan. Kedua, tetap bersyukur, meski bercerai masih bisa melihat kedua orangtua, karena ada yang kehilangan orangtua karena meninggal. Ketiga adalah berdoa, minta kesabaran, kelapangan dada, kekuatan agar dijauhkan dari kriminalitas. Yang terakhir adalah selalu berpikir positif ke depan dan orientasinya membahagiakan kedua orangtua,"
Cerita ini disampaikan oleh AS melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!
Recommended By Editor
- Cinta membuat Agus sempat terpuruk, untungnya dia segera bangkit
- Kagum keindahan Merapi, gadis ini tersadar betapa besar kuasa Tuhan
- Pernah diduakan, Laila trauma & sulit percaya lagi kepada kekasihnya
- Cerai sama Budi, 'rujuk' sama Anton, tapi diduga hamilnya sama Budi
- Pernah rugi puluhan juta, kini omzet peternakan Koko capai Rp 70 juta