Brilio.net - Bagi sebagian orang, menulis memang akan selalu memberikan arti tersendiri. Entah itu hanya hobi, atau memang benar-benar passion yang telah mendarah daging. Tak hanya itu, menulis pun terkadang menjadi salah satu bentuk apresiasi terhadap perasaan-perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sisanya, menjadikan menulis menjadi salah satu perayaan eksistensi yang selalu bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun.

Berbeda dengan Kurniawan Gunadi (26). Sosok yang satu ini justru tidak ada niatan sama sekali untuk menjadi seorang penulis yang pada akhirnya bisa menerbitkan sebuah buku. Cerita itu berawal pada tahun 2012, ketika ia mendapat dorongan dari para pembaca di tumblr-nya (mini blog miliknya) untuk mengumpulkan semua tulisan-tulisannya di tumblr menjadi sebuah buku.

Penulis ini terbitkan & pasarkan sendiri bukunya ke luar negeri, top! foto: instagram.com/kurniawan_gunadi

Penulis ini terbitkan & pasarkan sendiri bukunya ke luar negeri, top! foto: instagram.com/kurniawan_gunadi

"Karena para pembaca di kurniawangunadi.tumblr.com waktu itu memberi dorongan untuk membukukan, saya akhirnya membukukan tulisan saya setelah lulus, dan bertajuk Hujan Matahari," ujar lelaki lulusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut kepada brilio.net, Jumat (4/12).

Membukukan tulisan di tumblr-nya ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Buta akan dunia publishing atau dunia penerbitan nyatanya tak membuat Gunadi menyerah begitu saja. Ia tetap menerbitkan sendiri bukunya dengan dibantu rekan-rekan terdekatnya.

"Satu tim hanya tiga orang. Empat dengan saya. Satu yang ngumpulin naskah dari tumblr, satu sebagai layouter dan desainer, satu lagi editor. Nyetaknya juga di percetakannya teman, itu saja percetakan konveksi," kenangnya.

Penulis ini terbitkan & pasarkan sendiri bukunya ke luar negeri, top! foto: instagram.com/kurniawan_gunadi

Dari usaha yang ia tempuh tersebut, akhirnya pada Agustus 2014, Hujan Matahari terbit. Jumlah penjualan Hujan Matahari yang di luar ekspektasi hingga ke luar negeri membuat banyak perubahan di hidupnya. Ia yang awalnya bercita-cita ingin bekerja sebagai desainer di industri otomotif akhirnya mengesampingkan cita-citanya itu dan memilih untuk menulis. Hingga setahun kemudian, Lautan Langit, bukunya yang kedua terbit.

"Lautan Langit hampir sama dengan Hujan Matahari. Bedanya, di Lautan Langit tidak sepenuhnya tulisan diambil dari tumblr saya. Kalau Hujan Matahari dipasarkan sampai Malaysia, Lautan Langit justru dipesan hampir ke 10 negara. Di antaranya Inggris, Belanda, Jepang, Yordania, dan Mesir," kata lelaki yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah ini.

"Hujan Matahari berhenti di cetakan ketujuh. Dan Lautan Langit pada Januari nanti masuk cetakan kedua," lanjutnya.

Semangatnya dan tim yang terus membara saat menerbitkan Lautan Langit membuatnya sampai memutuskan membeli sebuah e-commerce di printabook.co.id untuk membuat sistem jual beli buku-bukunya tersebut.

"Ahamdulillah saya punya teman-teman yang keren yang siap membantu. Distributor di Malaysia dan teman-teman mahasiswa Malaysia yang membantu pengiriman ke Malaysia sangat berperan, hingga akhirnya buku-buku saya bisa dinikmati di seluruh penjuru dunia," imbuhnya.