Brilio.net - Seiring dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, banyak orang tua yang sudah melupakan budaya mendongeng pada anaknya. Mereka lebih memilih untuk memberikan hiburan dengan gadget kepada anak-anaknya.

Padahal, budaya mendongeng merupakan warisan budaya yang diturunkan oleh nenek moyang kita dulu. Selain itu juga, membacakan dongeng pada anak memiliki manfaat yang begitu banyak, terutama pada tumbuh kembang anak.

Hal itu pun disampaikan oleh psikolog anak Dr. Rose Mini A.P. M. Psi., bahwa membacakan dongeng pada anak memiliki banyak sekali manfaat. Menurut wanita yang akrab disapa Bunda Romi itu, anak-anak pengalaman hidupnya masih pendek, ketika dibacakan cerita atau dongeng akan menambah wawasan, daya ingat, dan juga imajinasi bagi anak itu sendiri.

"Dengan dongeng, anak jadi tertarik membaca buku. Selain itu juga, dengan dongeng bisa menciptakan kedekatan emosional antara orang tua dan anak," ujar Bunda Romi saat dihubungi brilio.net melalui sambungan telepon, Senin (30/11).

Dalam kesempatan yang sama, Bunda Romi pun membagikan tips kepada orang tua agar lebih mudah dalam membacakan dongeng kepada anak. Berikut ulasannya.

1. Cari topik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

<img style=

foto: brilio.net/pixabay

 

Bunda Romi mengatakan saat akan membacakan dongeng, orang tua perlu cari cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Selain mudah dipahami oleh anak, juga mudah bagi orang tua yang mau mendongeng.

"Mendongeng nggak perlu harus pakai buku karena banyak dongeng yang bisa kita ciptakan sendiri. Tidak ada buku (dongeng) jangan jadi hambatan untuk tidak mendongeng," jelasnya.

2. Gunakan alat bantu.

Selain memberikan cerita menarik, saat mendongeng orang tua juga perlu menggunakan alat bantu seperti boneka atau jari. Hal itu, agar agar memudahkan anak mengerti dan juga menangkap daya ingat si anak.

"Hal yang tak kalah penting juga adalah orang tua harus ekspresif dalam membacakan dongeng sehingga anak bisa mengenali, kalau ekspresi ketawa seperti ini, sedih seperti ini, takut seperti ini. Hal-hal seperti itu dapat membantu anak mengenal emosi," jelasnya.

3. Sesuaikan cerita dongeng dengan usia anak.

<img style=

foto: brilio.net/pixabay

 

Saat membacakan dongeng, orang tua perlu membacakan dongeng yang sesuai dengan karakter si anak. Misalnya si anak punya bisa kosentrasi pendek, pilih dongeng yang tidak terlalu panjang.

Beruntungnya, saat ini sudah banyak sekali platform untuk anak mendapatkan informasi salah satunya adalah tentang dongeng. Bertepatan dengan Hari Dongeng Nasional pada 28 November kemarin, Danone Indonesia meluncurkan rangkaian dongeng digital edukatif ABCD atau Aku Bintang Cerita Danone yang dapat diakses orang tua kapanpun dan dimanapun.

Melalui dongeng ABCD, ini dapat membantu orang tua mengisi waktu anak-anak dengan sesuatu yang menyenangkan dan edukatif. Sehingga, anak bisa tumbuh dan berkembang dengan bahagia di rumah.

Rangkaian dongeng ABCD dibuat khusus untuk dinikmati anak-anak yang duduk di bangku PAUD hingga SD. Visualisasi karakter yang unik serta cerita yang menarik diharapkan dapat membuat anak-anak belajar dengan cara yang tidak memberatkan. Selain itu, dongeng yang tersedia di kanal digital ini juga dapat menjadi alternatif bagi orang tua yang sedang mencari konten hiburan yang edukatif bagi anak-anak.

 

4. Pilih cerita dongeng yang memiliki pesan moral.

<img style=

foto: brilio.net/pixabay

 

Saat membacakan dongeng, sebaiknya pilih cerita yang memiliki pesan moral. Misalnya anak tidak boleh nakal, harus makan-makanan bergizi dan lain sebagainya.

"Jadi misalnya anak melakukan kesalahan, orang tua bisa memberi tahunya lewat cerita dongeng. Misalnya, Budi tidak punya teman karena membuat temannya menangis, jadi tidak boleh nakal agar punya banyak teman. Kalau anak dikasih tau aja itu tidak bisa, jadi cara mudahnya juga bisa lewat dongeng," tambahnya.

Pada dongeng ABCD kali ini, terdiri dari 5 cerita mengenai kesehatan dan nutrisi; yaitu Kenalan dengan Isi Piringk (edukasi gizi seimbang Isi Piringku), Cuci Dulu Dong! (edukasi kebersihan tubuh dan tangan), Ayo Gerak! (edukasi pentingnya aktivitas fisik), Makanan Sehat, Harus Aman! (edukasi pangan yang aman), dan Yuk Minum! (edukasi pentingnya hidrasi sehat). Dongeng ABCD ini bisa diakses di kanal YouTube Nutrisi Bangsa.

 

5. Waktu terbaik mendongeng adalah malam hari.

<img style=

foto: brilio.net/pixabay

 

Dongeng bisa dilakukan kapanpun, tapi yang terbaik adalah malam hari di saat anak akan mulai tidur. Orang tua menceritakan dengan ekspresi yang sesuai dengan jalan cerita dengan begitu anak kan terbuai. Meskipun anak belum mengerti, tapi informasi yang disampaikan sudah bisa diterima.