Brilio.net - Semua orangtua pasti selalu tersenyum pada anak mereka yang baru lahir. Namun, kebanyakan orangtua tidak tahu bahwa anak mereka tidak bisa memahami emosi mereka.
Titik terang muncul ketika ditemukan sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti di Institute of Psychology di University of Oslo (Norwegia) dan University of Uppsala (Swedia) yang melibatkan bayi berusia dua hingga tiga hari.
Studi ini menunjukkan bahwa jarak maksimum untuk bayi yang baru lahir membedakan jika kamu sedang marah atau senang adalah 12 inci (30 cm). Jika kenaikan jarak sampai 24 inci (60 cm) atau di luar dari pada itu, gambar menjadi begitu kabur dan tentunya bayi tidak mampu membedakan emosi pada wajah.
Para ilmuwan menggunakan rekaman video dari wajah yang mengubah ekspresi emosional orangtua terus-menerus. Pada awalnya, video yang ditampilkan untuk orang dewasa ini berguna untuk memastikan bahwa hal tersebut mudah digunakan untuk mengenali emosi, lalu direkam.
BACA JUGA:
11 Foto perjuangan Tya Ariestya demi miliki bayi kembar, semangat ya!
Kemudian, rekaman yang sama ditunjukkan ke bayi yang baru lahir. Reaksi mereka terhadap ekspresi wajah orang-orang di video itu menjadi indikator jika mereka bisa melihat gambar atau tidak. Umumnya, bayi secara acak menanggapi gambar yang ditempatkan di luar jarak 12 inci (30 cm), tapi pada jarak yang lebih pendek, jumlah jawaban yang benar dari bayi justru meningkat.
Menurut profesor Svein Magnussen, seperti yang dilansir brilio.net dari brightside, Selasa (9/2), bayi yang baru lahir dapat meniru ekspresi wajah orang dewasa dari hari-hari pertama kehidupan mereka. Tapi, ini tidak berarti bahwa mereka benar-benar dapat memahami apa artinya ekspresi dari orangtua tersebut.
Jadi, jika kamu ingin seorang bayi untuk melihatmu, kamu harus benar-benar menatapnya dari dekat.