Brilio.net - Jodoh memang nggak ada yang tahu datangnya dari mana. Ada yang sudah menjalin hubungan bertahun-tahun mendadak berakhir begitu saja. Ada juga yang baru kenalan beberapa waktu langsung klik. Jodoh memang di tangan Tuhan, tapi benar juga jika usaha kita pula menentukan.
Hal inilah yang dirasakan oleh Fariz Ragil Ramadhani (25), pemuda yang awalnya menetap di Manado sebagai seorang jurnalis ini punya kisah seru seputar jodoh. Kisah ini dimulai ketika Fariz iseng mendaftarkan diri dalam sebuah situs pencarian jodoh lewat situs online dating.
BACA JUGA :
Candra, buruh di Batam ini ingin bertemu Jokowi, mau apa ya?
Menurut Fariz, memang nggak mudah untuk mendaftar di situs tersebut. Ada banyak sekali pertanyaan yang harus dijawab, ada tes psikologinya juga. Dia membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan tesnya.
"Jadi memang susah sih daftarnya, soalnya ada tes psikologinya juga. Soalnya ada ratusan, jadi nanti emang fungsi dari pertanyaan ini itu untuk menemukan kriteria pasangan yang cocok untuk saya," kisah Fariz kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Senin (29/2).
Beberapa waktu setelah mendaftar muncul satu perempuan dalam daftarnya. Tanpa banyak pikir, Fariz langsung chatting dengan perempuan yang bernama Puspita (29) tersebut. Awalnya mereka menggunakan fitur chatting yang disediakan setipe.com, tak lama mereka kemudian bertukar PIN BB.
"Awalnya chatting lewat setipe.com tapi terus tukeran PIN BB. Seminggu setelah ngobrol akhirnya saya putuskan untuk ke Surabaya, ke rumah dia. Soalnya saya memang mau serius nggak main-main," ungkap dia.
Fariz pun ke Surabaya bersama ayahnya yang kebetulan memang tengah mengunjunginya di Manado. Sampai di Surabaya, ayah Fariz pulang ke Pasuruan karena memang keluarga besarnya di Pasuruan. Fariz sendiri langsung menuju ke rumah Puspita di Sidoarjo.
"Waktu itu bulan puasa, saya ikut berbuka puasa di rumahnya. Habis itu saya langsung bilang ke orangtuanya kalau saya mau serius melamar dia. Orangtuanya juga langsung setuju," terang Fariz.
Fariz membuktikan niatnya, dia pulang ke Pasuruan dan meminta ayah dan keluarganya melamarkan Puspita. Seminggu kemudian prosesi lamaran pun dilakukan. Mereka menetapkan tanggal 21 Agustus 2015 sebagai hari pernikahan mereka.
"Akhirnya kami menikah tanggal 21 Agustus 2015. Kadang masih nggak percaya saja beneran nikah, tapi semua terjadi dan saya juga nggak tahu kenapa yakin banget waktu itu," terang dia.
Kini, istri Fariz sudah hamil enam bulan. Mereka tengah menunggu kelahiran bayi pertama mereka. Namanya juga jodoh, yang satu di Manado dan yang satu di Sidoarjo pun ketemu di online dating dan langsung cocok.
Cerita ini disampaikan oleh Fariz melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!