Brilio.net - Psikolog dari University of Washington John Mordechai Gottman dan Robert Wayne Levenson dari University of California menemukan penyebab yang memicu hubungan tidak baik pada pasangan suami istri (pasutri). Keduanya melakukan penelitian kepada 79 pasangan suami istri selama 14 tahun.
Responden adalah masyarakat di Midwest Amerika Serikat. Sebanyak 21 pasangan yang diteliti bercerai selama studi dilakukan. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut, seperti dikutip brilio.net dari independent.co,uk pada Selasa (23/2).
1. Hinaan
BACA JUGA :
Sedihnya Utami, hubungannya tak direstui cuma karena pacar tak ganteng
Perbuatan ini disebut peneliti lebih berbahaya daripada keadaan ketika seseorang frustasi. Hinaan adalah campuran antara kemarahan dengan perendahan pasangan. Dalam kondisi ini, seseorang memosisikan pasangannya lebih rendah darinya, tidak lagi sejajar. Alasan seseorang mengeluarkan hinaan adalah karena telah menutup diri dari kebutuhan dan sisi emosi terhadap pasangan. Hinaan dapat diantisipasi jika seseorang bersedia melihat kondisi atau permasalahan dari perspektif pasangan.
2. Kritik
Kritik yang dimaksud di sini adalah kritik yang telah bergeser, dari bahasan perilaku buruk yang dilakukan pasangan menjadi sifat buruk yang dimiliki pasangan. Kritik di sini telah disertai dengan pernyataan bahwa sifat bawaan pasangan merupakan penyebab kesalahan tersebut. Seiring berjalannya waktu, kritik disertai penyalahan ini akan bertambah-tambah dan menjadi kebiasaan. Sikap ini tidak akan muncul jika satu sama lain bersedia menyampaikan kekeliruan dengan pembahasaan yang tepat.
3. Defensif
BACA JUGA :
14 Ilustrasi ini tunjukkan suka-duka LDR, butuh perjuangan berat!
Sikap ini adalah tidak bersedia menyadari kesalahan diri dan malah menuduh orang lain sebagai yang bersalah. Ketika seseorang tidak menjalankan peran dengan baik, sikap defensif ini akan memicu peningkatan situasi buruk. Pertengkaran akan bisa diredam jika ada kesediaan menyadari kesalahan sembari meminta maaf.
4. Diam seribu bahasa
Masing-masing seharusnya mengetahui kapan harus memulai berargumen atau berkomentar untuk melanjutkan percakapan. Perilaku semisal mengabaikan, sibuk bermain ponsel, atau berjalan menjauh dari pasangan ketika dia ingin mengadakan percakapan dikatakan peneliti sama beracunnya dengan poin pertama penyebab perceraian, yaitu hinaan. Memberi tanggapan berupa apapun kepada pasangan pada saat seperti ini adalah bentuk penghargaan yang tinggi kepada pasangan.
Pada dasarnya, melakukan salah satu atau bahkan semua dari perilaku ini merupakan sesuatu yang normal. Justru ketika perilaku negatif terjadi begitu sering, satu sama lain akan mengingatkan dan mendorong untuk bersikap yang lebih positif.
Mengakui bahwa kamu sedang melakukan sesuatu yang bisa memperburuk hubungan adalah langkah pertama untuk secara aktif memperbaiki hubungan buruk tersebut.