Brilio.net - Tak hanya mengenal perbedaan usia, kisah cinta pasangan ini juga tak mengenal perbedaan suku bangsa. Seorang wanita asal Amerika Serikat (AS) bernama Tiffany (35) bertemu dengan pria asal China Cai Xiaohua (44) kemudian jatuh cinta dan mantap melangkah ke pelaminan. Meski keduanya memiliki latar belakang budaya, kelas, dan bahasa tapi perjalanan cinta mereka berhasil menghebohkan dunia maya di China.
Dikutip brilio.net dari Shanghaiist, Kamis (22/11), kisah cinta mereka bermula sembilan tahun lalu. Kala itu Tiffany merupakan lulusan dari sebuah universitas di New Jersey bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sebuah sekolah internasional di Guangzhou. Sementara Cai berprofesi sebagai penjaga keamanan. Di mata Tiffany, sosok Cai ramah dan selalu memiliki senyum hangat.
BACA JUGA :
Kakinya sakit, cowok ini berjuang melamar pacarnya di Puncak Rinjani
"Setelah lulus dari perguruan tinggi di Amerika, aku datang ke China seorang diri. Ketika aku melihat seseorang tersenyum kepadaku, kupikir dia benar-benar ramah," kata Tiffany.
Cai sendiri tumbuh di lingkungan miskin di wilayah pedesaan Provinsi Henan. Saat usianya 10 tahun, ibunya meninggalkan ia dan keluarganya. Mau tak mau Cai terpaksa putus sekolah dari sekolah menengah untuk membantu ayahnya bertani. Setelah sempat melakoni sejumlah pekerjaan sambilan, ia akhirnya berada di Guangzhou, kota di mana ia bertemu dengan istrinya.
Tiffany berusaha mengenali Cai melalui percakapan pendek ketika keduanya bertemu di sekitar sekolah. Cai sama sekali tak bisa bahasa Inggris tapi Tiffany bisa sedikit berbahasa Mandarin sehingga keduanya tetap mampu berkomunikasi.
BACA JUGA :
Pria ini pakai gaun calon istri di hari pernikahannya, kenapa ya?
Merasa cukup saling kenal, keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk mengucap ikrar suci pernikahan. Pasangan beda suku bangsa ini akhirnya menikah di rumah Cai di Henan tengah. Keputusan Cai untuk menikah pun membuat sang ayah merasa lega karena awalnya ia mengira anaknya tak akan pernah memiliki pasangan hidup.
"Sejak kecil dia adalah anak yang baik dan bijaksana. Orang baik selalu mendapatkan hal baik dalam hidupnya," ujar sang ayah.
Setelah menikah, pasangan tersebut memutuskan berhenti dari pekerjaan mereka di Guangzhou dan pindah ke Zhenzhou. Ini dilakukan agar mereka bisa lebih dekat dengan keluarga Cai. Tiffany mendapat pekerjaan sebagai guru bahasa Inggris di sebuah universitas lokal sementara suaminya membantu keluarganya bertani.
Keduanya tak memungkiri bahwa hingga saat ini masih terdapat kesenjangan bahasa. Ada masa di mana mereka tak saling mengerti satu sama lain dan harus berpura-pura mengerti demi menyenangkan pasangan. Namun Tiffany dan Cai tak ragu mengatakan bahwa mereka masih belajar memahami karakter masing-masing.
Tak hanya Tiffany yang bertemu dengan keluarga Cai. Cai pun juga terbang ke Amerika Serikat untuk mengenal lebih dekat keluarga Tiffany. Ibu dan ayah Tiffany sendiri mengatakan mereka mendukung keputusan putrinya. Bahkan keduanya menaruh minat dengan kebudayaan China.
Kini pasangan berbahagia itu telah dikaruniai seorang putri berusia enam tahun. Media sosial China menggambarkan bocah perempuan itu begitu lucu dan menggemaskan.
Belakangan, pernikahan antar-ras cukup sering terjadi di China. Namun tak jarang fenomena ini juga menjadi topik diskusi di dunia maya. November lalu, netizen ramai membicarakan foto pernikahan seorang pria asal China dengan perempuan asal Ukraina.
Netizen pun sempat heboh pula pada wanita Tajikistan yang menikah dengan pria China. Pasangan itu kini tinggal di Provinsi Shaanxi.