Bagi kamu yang dulu duduk di bangku sekolah, khususnya SD yang tidak mewajibkan murid jajan di kantin sekolah saja, pasti tidak asing dengan abang-abang pedagang jajanan tradisional keliling. Mereka biasanyamenggelar dagangan di depan sekolah dan selalu menantikan bunyi lonceng sekolah tanda jam istirahat dan pulang.
Disadari atau tidak, akhir-akhir ini mereka sudah jarang terlihat, bukan? Bahkan sebelum ada pandemiCovid-19 pun rasanya mereka sudah jarang terlihat. Menurut penulis, mereka adalah salah satu jenis pelaku ekonomi yang akhir-akhir ini jarang terlihat dan mungkin sebagian sudah punah.
Jajanan tradisional memang masih ada yang bisa dinikmati hingga kini, bahkan resep dan tampilannya pun dikembangkan. Namun penjualnya bukan lagi abang-abang keliling. Sebab sekarang pembeli telah dipermudah dengan layanan delivery, semua yang ingin kamu makan seolah ada di ujung jari.
Nah, dari sekian banyak jenis jajanan tradisional zaman dulu, tentunya ada yang rasanya beda kalau kamu tak membelinya dari pedagang keliling seperti zaman sekolah dulu. Bagi penulis yang dulu pernah duduk di bangku SD di Bandung, berikut jajanan tradisional ala abang-abang pedagang keliling terfavorit.
1. Gulali.
Foto: kabarsidia.com
Kembang gula yang pastinya berbahan baku utama dari gulaini dibentuk menjadi berbagai macam bentuk yang lucu seperti bunga, pesawat, empeng, dan lain-lain.
2. Arum manis.
Foto: youtube.com
Sama dengan gulali, arum manis juga berbahan baku gula, hanya saja produk akhirnya berbeda. Arum manis berbentuk seperti awan kapas yang halus.
3. Kerupuk "black".
Foto: facebook.com
Saat ini, kerupuk bulat berwarna putih tersebut masih banyak dijumpai di warung dan warteg yang biasanya ditempatkan di dalam sebuah wadah berjuluk"black". Jadi "black" yang dimaksud bukan "hitam", tapi kaleng. Zaman dulu, abang pedagang kerupuk "black" ini menjajakan kerupuknya dengan membawa "black" super besar.
Saat ini, kerupuk "black" yang banyak ditemukan di warung atau warteg dalam bentuk seperti berikut:
Foto: YuKepo.com
4. Bandros.
Foto: pinterest.com
Kue tradisional berbahan baku tepung beras dan diberi parutan kelapa ini rasanya gurih dan lezat. Apalagi kalau baru dikeluarkan dari cetakan masaknya, panas dan empuk.
5. Serabi.
Foto: bogortribunnews.com
Kue berbahan baku tepung beras yang dimasak di kuali kecil yang terbuat dari tanah liat ini ada dua jenis. Serabi oncom yang gurih dan serabi manis, yaitu serabi yang diberi kuah gula merah dan potongan nangka. Kedua jenis serabi ini pernah penulis temukan di Bandung. Barangkali di kota lain berbeda.
Selain yang jualan keliling, ada juga yang jualan serabi Bandung seperti ini:
Foto: awan965.wordpress.com
6. Es potong.
Foto: akuran.com
Es lezat dengan tiga pilihan rasa favorit yaitu cokelat, alpukat, dan durian ini panjangnya sekitar 30-40 cm. Pedagang akan memotongnya, lalu menusuknya dengan tusuk kayu.
7. Kue cubit.
Foto: jurnalblogadress.blogspot.com
Kue cubit ini paling lezat kalau dibuat setengah matang dan disantap selagi hangat. Tapi kue cubit yang well done tingkat kematangannya juga tidak kalah enak, kok.
8. Es serut.
Foto: juleebrarian.com
Pulang sekolah pas panas-panasnya, lalu ketemu Abang tukang es serut memang cocok banget. Meskipun hanya es batu yang diserut lalu dibentuk di cetakan sederhana, tapi setelah diberi pemanis berwarnai-warni, rasanya jadi lumayan dan tampilannya menarik hati, loh.
9. Tahu gejrot.
Foto: empalcerbon.wordpress.com
Jajanan tradisional yang satu ini bisa dibilang golongan jajanan yang sehat karena bebas dari bahan pewarna, pemanis, dan pengawet. Bahan bakunya hanya tahu goreng lalu diberi kuah berbumbu cabe, garam, dan gula merah.
10. Kue ape.
Foto: pinterest.com
Kue hijau yang tipis di bagian pinggirannya dan menggelembung di tengahnya ini tak hanya berbentuk unik, namun rasanya juga enak.
11. Kue telur.
Foto : travelbase.com
Cetakan kue telur hampir sama dengan cetakan kue cubit. Hanya saja kue telur, seperti namanya, bahan utamanya adalah telur, baik itu telur puyuh atau telur ayam. Ini juga termasuk jajanan tradisional yang sehat, loh.
12. Es goyang.
Foto: gayahidup.republika.co.id
Disebut es goyang karena untuk mengeluarkan es dari cetakannya, sang pedagang harus menggoyang stick esnya terlebih dahulu agar bisa lepas dari cetakan, lalu dicelup ke larutan cokelat yang manis.
Nah, itulah jajanan tradisional yang sering dijajakan abang-abang pedagang keliling di depan sekolah. Bagaimana dengan kamu? Apakah punya pengalaman yang berbeda atau turut bernostalgia dengan gambar-gambar di atas?