Langit Sulawesi Utara (Sulut), menjadi tuan rumah aksi taktis dari dua jenis jet tempur andalan TNI AU dan Royal Australian Air Force (RAAF).Tidak tanggung tanggung, enam jet tempur andalan Indonesia yang dilengkapi persenjataan militer lengkap misil dan bom ini saling berhadapan untuk duel dog fightdengan enam jet tempur milik Royal Australian Air Force (RAAF).
Acara ini berlangsung sejak 18 September 2019 hingga 28 September 2019 di wilayah udara Manado hingga area perbatasan Indonesia dan Filipina di Kabupaten Sangihe dan Talaud.
Berikut ini merupakandua jenis jet tempur lengkap andalan Indonesia dan Australia yang sedang adu taktis dan bermanuver di langit Sulut.
1. F-16 Fighting Falcon adalan Indonesia milik TNI AU.
Ada enam jet tempur jenis ini yang hadir di Sulut. Keenamnya adalah bagian dari Wing 6 Lanud Rusmin Noerjadin, Pekanbaru.
F-16 Fighting Falcon sendiri telah lama dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik. Pesawat tempur ini dilengkapi dengan senapan M61 Vulcan pada bagian dalam badan pesawat, selain itu ada juga persenjataan jenis roket seperti 4 LAU-10 rocket pods (each with 4 Zuni 127 mm rockets), rudal dan bom sekelas 4 Mark 84 general-purpose bombs.
2. F-18 Super Hornet milik RAAF.
Enam jet tempur milik Royal Australian Air Force (RAAF) ini juga hadir di Sulut. Peralatan tempur udara andalan Australia ini dikenal memiliki mesin ganda berbasis carrier varian tempur multirole, memiliki senapan mesin 20 mm internal, dan dapat membawa rudal udara-ke-udara dan senjata udara-ke-permukaan. Selain itu, jet tempur yang keluaran pabrikan Amerika Serikat (AS) ini, dilengkapi dengan persenjataan lainnya seperti rudal (Air-to-air missiles jenis 4 AIM-9 Sidewinder or 4 AIM-120 AMRAAM), Mk 80 series of unguided iron bombs serta Northrop Grumman AN/ALR-67(V)3 radar warning receiver.
Komandan Wing 6 Lanud Rusmin Noerjadin Pekanbaru, Kolonel Pnb M Arwani mengatakan atraksi duel antar jet-jet tempur milik dua negara di langit Sulut adalah rangkaian latihan bersama Elang Australia Indonesia (Ausindo) 2019 alias Latma Elang Ausindo 2019. Selain duel dog fight, ada juga aksi Disimilar Air Combat Maneuver, dan Disimilar Air Combat Training yang kesemuanya merupakan dasar dari pertempuran udara.
Setiap harinya ada 16 penerbangan yang terbagi menjadi dua periode dan delapan sortie. Acara ini membuat langit Sulut mulai pukul 14.00 Wita ramai dengan atraksi kejar kejaran dari jet-jet tempur dengan senjata lengkap.
Menurut, Komandan Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi (Danlanudsri) Manado Kolonel (Pnb) Johnny Sumaryana, Elang Ausindo 2019 ini tidak mengganggu penerbangan sipil yang ada di Sulut karena rute aksi dog fight menggunakan rute yang jarang digunakan untuk penerbangan dan menjadi lintas operasi pengamanan TNI AU.
(Teks: Gracey Wakary / Foto: gracey wakary/Dispen TNI AU)