Buat kamu yang menekuni dan senang dengan seni tari tentu sudah gak asing dengan tarian Ronggeng. Yup, tarian asal Jawa Barat ini begitu populer di tengah masyarakat Pasundan pada masanya.
Nah, untuk kembali mempopulerkan dan memperkenalkan Ronggeng pada masyarakat, bertepatan dengan peringatan Hari Tari Sedunia yang dicanangkan oleh UNESCO, maka Ronggeng ini bakal dibawakan secara kolosal oleh ribuan penari dari berbagai sanggar tari yang tidak hanya dari Jawa Barat, tapi juga provinsi lainnya loh.
"Ada 4000 penari yang terlibat dan menari secara bersamaan dengan menyatukan gerakan tubuh dengan alam melalui properti para penari berupa hihid (kipas). Filosofinya, gerakan tari dan hihid ini akan menghasilkan angin yang menghadirkan kesejukan" Ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jawa Barat Dedi Taufik saat ditemui di Kota Bandung.
Wah keren ya! Selain sebagai sebuah tarian hiburan masyarakat seperti yang akan dipentaskan secara kolosal, Ronggeng ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah yang katanya tarian ini punya cerita horor dan daya magis tersendiri. Bener gak sih? Jika penasaran, mari kita telusuri bersama faktanya berikut ini.
1. Lahirdari cerita balas dendam.
Terbunuhnya Raden Anggalarang oleh perompak dalam perjalanan ke Pananjung Pangandaran membuat permaisurinya yang cantik jelita, Dewi Siti Samboja menuntut balas kepada perompak yang dipimpin kalasamudra. Dalam pencariannya, Putri dari kraton Galuh Pakuan Padjajaran bersama para pengiringnya ini menyamar menjadi sebagai seorang penari ronggeng kembang yang diiringi penabuh gamelan. Dengan identitas sebagai Nini Bogem, Dewi Siti Samboja berkeliling ke seluruh wilayah kerajaan hingga jauh ke pegunungan untuk mencari dan menuntut balas kepada Kalasamudra yang telah membunuh kekasihnya.
Cerita ini tidak hanya sekadar legenda. Pada tahun tahun 1977, arkeolog menemukan reruntuhan candi di Kampung Sukawening, Desa Sukajaya, Kecamatan Panciran, Kabupaten Ciamis. Di sana ditemukan arca Nandi serta batu kecil yang menyerupai gong kecil. Nah, dari temuan inilah menceritakan kisah tercipta seni ronggeng di mana masyarakat Sunda mengenalnya dengan Ronggeng Gunung.
2. Tarian pangantar upacara adat.
Dalam mitologi Sunda, sosok Dewi Siti Samboja ini mirip dengan Nyai Pohaci Sanghyang Asri atau Dewi Sri yang erat kaitannya dengan bertani dan kesuburan, mulai dari turun ke sawah, menanam padi, memanen dan syukuran atas hasil panen yang diperoleh. Sehingga, dalam tariannya ada pakem-pekem tertentu seperti urutan lagu. Irama nada dari sejumlah alat musik seperti rebab, bonang, dan goong pun menghasilkan irama, namun mengandung aura tersendiri yang mampu menggetarkan siapa saja yang mendengarnya. Penari maupun pengiringnya tidak boleh melakukan kontak langsung. Selain itu juga harus punya fisik kuat karena tarian ini bisa berlangsung selama berjam-jam.
3. Tarian hiburan.
Berbeda dengan tarian pengantar upacara adat, Ronggeng sebagai tarian hiburan tidak ada pakem yang harus ditaati seperti tata urutan lagu ataupun bunyi-bunyian yang dihasilkan. Seperti dalam Ronggeng Geber Bandung yang dibawakan oleh ribuan penari ini termasuk Ronggeng Hiburan, meski tetap tidak terlepas dari sejarah dan kearifan lokal yang dikandungnya. Menurut Kadisparbud Jabar, Dedi Taufik, tarian ini merupakan ekspresi kegembiraan saat musim panen tiba yang dikemas dalam satu tarian.
Wah, menarik ya 3 fakta mengenai seni tari Ronggeng ini. Terlepas dari cerita horor dan mistis yang menyelimutinya, Ronggeng merupakan seni tradisonal yang harus kita jaga bersama kelestariannya biar bisa terus eksis di tanah air.