Kalau satu rumah biasanya dihuni oleh satu keluarga, lain lagi dengan budaya khas Suku Dayak di Kalimantan Timur. Satu rumah di sana bisa ditempati oleh banyak keluarga bahkan hingga 100 orang!Gak percaya? Simak 3 hal menarik rumah khas Suku Dayak di Kalimantan Timur berikut ini.
1. Panjang dan besar.
Suku Dayak yang mendiami wilayah Kalimantan Timur memiliki rumah adat unik bernama Rumah Lamin. Rumah ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran lebar 15-25 meter, tinggi sekitar 3 meter, dan panjangnya bisa mencapai 200 meter hingga 300 meter lho, guys!
Rumah panggung khas Kalimantan Timur ini tiang penyangga dari tanah ke lantainya bisa mencapai tinggi 3 meter. Ruangan dalam rumah Lamin terdiri dari sisi depan dan belakang dengan tiga bagian, yaitu ruang tamu, kamar tidur, dan dapur. Bagian depan berupa ruang tamu luas sebagai tempat berkumpul untuk menerima tamu maupun pertemuan adat. Bagian belakang ada kamar-kamar tidur yang dibuat berderet dan dihuni masing-masing keluarga bahkan bisa sampai lima keluarga dalam satu kamar. Ruang tidurnya dibuat terpisah antara laki-laki dan perempuan, kecuali bagi penghuninya yang sudah menikah.
Untuk menaiki lantai rumah disediakan tangga dari kayu yang jumlahnya banyak, ya sesuai dengan ukuran Rumah Lamin yang memanjang.Dengan ukuran besar dan memanjang itu tentu saja Rumah Lamin dapat menampung banyak orang di dalamnya.
Terdapat sekitar 12 hingga 30 keluarga yang mendiami satu Rumah Lamin tersebut. Dari sini saja sudah kebayang dong ya jika suku Dayak menjunjung kebersamaan dan gotong royong yang tinggi sesama warganya.
2. Serba filosofis.
Rumah adat Kalimantan Timur penuh warna serta ukiran terbuat dari kayu ulin yang kokoh (foto: https://www.romadecade.org/rumah-adat-kalimantan-timur/#!)
Rumah Lamin berbentuk rumah panggung yang punya banyak hiasan dan ukiran atau gambar di seluruh bagiannya, mulai dari atap hingga dinding dan tiang. Motif gambar dan ukiran biasanya berupa mahluk hidup.
Bukan tanpa arti, tujuan Suku Dayak membuat ukiran-ukiran itu sebagai perlindungan dari segala macam bahaya seperti ilmu hitam yang berniat menyerang penghuni rumah, ya semacam penolak bala.
Dinding-dinding Rumah Lamin dihiasi warna kontras, seperti merah yang melambangkan keberanian, biru berarti kesetiaan, kuning mewakili kewibawaan, putih sebagai simbol kebersihan jiwa, dan hitam yang melambangkan keteduhan.
Bahkan di halaman depan rumah berdiri totem atau patung-patung dewa dari kayu yang dipercaya dapat melindungi dan mengusir bahaya yang mengancam keselamatan para penghuni rumah.
3. Kayu besi.
Suku Dayak di Kalimantan Timur membangun rumah adat mereka dari bahan kayu ulin yang merupakan kayu khas Kalimantan. Dari badan rumah, tiang utama dan pendukung yang berjumlah banyak dan berbentuk silinder sebagai penyangga atap maupun lantai, hingga tangganya terbuat dari kayu.
Di bawah rumah ada kolong yang biasanya digunakan sebagai kandang hewan ternak. Alasan menggunakan kayu ulin karena masyarakat di sana mengenal kayu ulin sebagai yang kuat dan kokoh. Bahkan, dipercaya jika kayu ulin terkena air maka akan semakin kuat seperti besi, makanya disebut juga sebagai kayu besi.
Namun kabarnya, Rumah Lamin kini sebagai objek wisata atau digunakan saat pelaksanaan upacara adat. Sudah jarang warganya yang menempati rumah adat ini sebagai hunian. Tapi, Rumah Lamin khas Kalimantan Timur ini akan tetap dijaga keberadaannya karena pemerintah Indonesia telah menetapkannya sebagai rumah tradisional tepatnya pada tahun 1967 lalu.
Di Nusantara dari zaman dahulu nenek moyang kita banyak yang membangun rumah tradisional di masing-masing daerah dengan ciri khas masing-masing. Tentunya setiap desain dan hiasannya memiliki simbol dan makna tersendiri bagi tiap suku yang mendiami. Bukti bahwa Indonesia sejak zaman dahulu kaya akan budaya selain alamnya yang indah. Tentu menjadi hal yang membanggakan.Tugas kita sebagai generasi penerus adalah tetap menjaga dan melestarikan budaya-budaya bangsa Indonesia agar tidak punah atau direbut bangsa lain.
Last but not least, tetap jaga persatuan dan kesatuan ya, guys, supaya kita gak gampang terpecah-belah diadudomba bangsa lain.