Sedekah merupakan suatu amalan yang banyak pahalanya dan amalan yang sangat disukai oleh Allah SWT. Orang-orang yang suka bersedekah atau memberikan sebagian hartanya kepada orang lain, baik itu orang miskin, keluarga yang sedang kesusahan, dan memberikan sebagian harta tanpa sebab selain ingin mendapat rida Allah SWT maka akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan apa yang diberikan dan dikeluarkannya.
Oleh sebab itu, orang yang rajin bersedekah maka akan diberi kemudahan dalam mengelola harta-hartanya. Diberikan kemudahan pula dalam menjalani setiap urusan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. RasulullahSAW juga termasuk orang yang rajin bersedekah dan tidak pernah perhitungan dalam menginfakkan hartanya. Terdapat pula beberapa hadis dan firman Allah yang mengemukakan tentang keutamaan dan manfaat bersedekah.Berikut uraian penjelasannya yang telah penulis kutip dari berbagai sumber.
1. Sedekah dapat meringankan hisab di hari perhitungan kelak.
Dari Uqbah bin Harits r.a., ia berkata: "Saya pernah salat Ashar di belakang Nabi SAW, di Madinah Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau. Ketika Rasulullah SAW keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu beliau bersabda, 'Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan'." (HR.Bukhari).
Hadis tersebut mengemukakan bahwa Rasulullah SAW tidak ingin ada sedikit pun hartanya yang tertinggal bersamanya dan menjadi hisab yang akan memberatkannya di akhirat kelak. Oleh karena itu, dapat diambil pelajaran bahwa jika ingin dipermudah urusan perhitungan hisab di akhirat kelak, hendaklah menginfakkan harta kita kepada orang-orang yang membutuhkan. Tidak pula berupa pengertian bahwa semua harta diinfakkan dan kita tidak memiliki apa pun, melainkan maksud dari hadis tersebut adalah menginfakkan sebagian harta yang tidak kita gunakan atau yang kita simpan.
2. Sedekah menjadi amalan utama yang dibawa mati.
"Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya." (HR. Muslim)
Dari hadis tersebut dapat kita maknai bahwa harta benda sebanyak apa pun, jabatan setinggi apa pun, rumah mewah, emas berlimpah, uang yang banyak, tidak dapat menjadi penolong bagi kita di akhirat kelak. Selain itu, harta yang kita simpan pun tidak dapat kita bawa mati sebagai teman di alam kubur. Lagi dan lagi, sedekahlah yang menjadi amalan utama yang dapat kita bawa hingga ke liang lahat atau di alam kubur. Oleh sebab itu, tak heran mengapa sedekah sangat penting dan sangat dianjurkan untuk dilakukan bagi orang-orang yang diberikan harta berlebih oleh Allah SWT baik itu orang kaya maupun orang biasa, jika terdapat harta yang berlebih padanya maka hendaklah dia menginfakkannya untuk menjadi amalan yang dibawa mati.
3. Sedekah akan membuat harta semakin berlimpah.
Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfak. Sedangkan (malaikat) yang lainnya berkata: "Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan (hartanya)." (H.R. Bukhari - Muslim)
Jika berpikir bahwa dengan menginfakkan harta maka kita akan menjadi miskin dan melarat, maka itu adalah pikiran dan prasangka yang sangat tidak berpengetahuan. Allah akan membalas sebesar dan sekecil apa pun harta yang diberikan untuk orang lain atau untuk menolong orang lain. Jika Allah tidak membalasnya di dunia, maka Allah akan membalasnya di akhirat. Begitu pula untuk orang yang selalu menyimpan hartanya dan tidak pernah membagikannya kepada yang membutuhkan, akan mendapatkan kehancuran pula jika tidak di kehidupan dunia, maka di kehidupan akhirat.
Oleh sebab itu, hadis tersebut mengajarkan kepada kita untuk tidak menyimpan harta yang berlebih yang diberikan Allah karena itu akan menjadi bumerang terhadap diri kita sendiri. Selain itu, harta yang diberikan juga bukanlah milik kita melainkan karunia Allah. Tak heran jika kita harus mengembalikan sebagiannya untuk mengharap rida dan karunia Allah kembali.
4. Sedekah dapat mencukupkan kehidupan dunia dan akhirat.
Allah Tabaraka wataala berfirman (di dalam hadis Qudsi): "Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu." (HR. Muslim)
Untuk menjalani kehidupan di dunia yang sementara ini, Allah mengharuskan kita untuk berusaha hidup dengan mencari karunia dan nafkah kehidupan. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk bekerja secara ikhlas demi dapat bertahan menjalani kehidupan dan memenuhi kebutuhan, tetapi Allah tidak menganjurkan kita untuk hidup dan bekerja demi mengumpulkan harta dan membanggakannya.
Dari hadis tersebut dapat kita maknai bahwa Allah yang memberi nafkah kepada kita melalui usaha yang kita jalani, dan kita wajib pula memberikan nafkah kepada orang lain apabila Allah memberi lebih kepada kita. Karena sesungguhnya, bisa saja kelebihan harta yang kita miliki adalah hak orang lain yang diberikan dan dititipkan Allah kepada kita dan tentu pula sudah menjadi tanggung jawab kita untuk memberikan titipan Allah tersebut kepada orang yang membutuhkan.