Pada hari Senin, 26 Agustus 2019 lalu Presiden Joko Widodo merilis wilayah di Kalimantan Timur yang dijadaikan sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru untuk menggantikan DKI Jakarta. Kabarnya, Kaltim secara resmi akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia pada tahun 2024.
Keputusan Presiden Joko Widodo tersebut dirasa tepat oleh banyak pihak, mengingat kondisi Jakarta saat ini dinilai tidak lagi strategis untuk dijadikan ibu kota. Kepadatan penduduk, kemacetan, banjir, dan polusi merupakan beberapa hal yang menjadi alasan pemindahan pusat pemerintahan ke pulau Kalimantan. Namun tidak sedikit pula yang memberikan kritik atas keputusan tersebut.
Sebenarnya, pemindahan pusat pemerintahan dari satu kota ke kota yang lain adalah hal yang wajar karena suatu alasan. Tidak sedikit negara-negara di dunia yang memutuskan memindahkan pusat pemerintahan, di antaranya adalah negara Asia berikut ini.
1. Jepang.
Negara yang dikenal sebagai macan Asia ini rupanya pernah melakukan perpindahan ibu kota. Sebelum negara tersebut berpusat di kota Tokyo, rupanya ibu kota Jepang berada di Kyoto. Salah satu hal yang menjadi alasan pemindahan tersebut karena pemerintah Jepang menginginkan pemerataan ekonomi untuk rakyatnya.
Selain alasan tersebut, sebab lainnya karena Kyoto saat itu sudah overload population. Sehingga tidak ada pilihan selain harus segera memindahkan pusat pemerintahannya. Tokyo awalnya hanya sebuah desa kecil bernama Edo. Buat generasi yang tumbuh di era 1990-an pasti tidak terlalu asing dengan nama desa tersebut.
Edo adalah desa yang menjadi tempat lahir tokoh animasi, Ninja Hatori karya mendiang Fujio F Fujiko, yang juga menciptakan Doraemon. Edo juga sering menjadi latar dari serial animasi Samurai X. Setelah menjadi pusat pemerintahan Jepang, Edo tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota terbesar dan megapolitan dunia bernama Tokyo.
Edo juga memiliki sejarah panjang yang mengagumkan. Istana Edo dibangun pada abad 18 oleh Ota Dokan, sang penguasa saat itu. Seiring dengan dibangunnya Kota Tokyo, maka secara de facto, Edo terpilih menjadi Ibu kota Jepang. Kota tersebut kemudian menjadi yang paling besar di Jepang setelah dijadikan pusat administrasi negara.
Selama 2 abad, perekonomian di kota tersebut terus bertumbuh dan menjadi pusat budaya dan bisnis di negara itu. Sedangkan Kyoto saat ini menjadi pusat pemerintahan kerajaan, di mana seluruh keluarga besar Kaisar Jepang berada di kota tersebut.
2. Malaysia.
Negara tetangga Indonesia ini dahulu juga pernah melakukan pergantian pusat pemerintahan. Awalnya, pusat pemerintahan Malaysia ada di Kota Kuala Lumpur. Di kota tersebut, pertumbuhan ekonomi berkembang dengan sangat cepat. Sehingga tidak sedikit masyarakat Malaysia yang hijrah ke kota itu untuk mengais rejeki dan mengembangkan karir.
Akibatnya, lama-kelamaan Kuala Lumpur menjadi kota yang penuh sesak. Banyaknya warga masyarakat yang memenuhi kota tersebut menjadikan tata kota yang semakin semrawut. Masalah yang paling krusial adalah kemacetan di hampir seluruh sudut kota. Hal yang nyaris sama dengan apa yang terjadi di Jakarta saat ini.
Maka pemerintah Negeri Jiran segera mengupayakan pemindahan pusat pemerintahan. Setelah melakukan survei, akhirnya Kota Putrajaya terpilih sebagai pusat pemerintahan yang baru untuk Malaysia. Putrajaya secara resmi menjadi pusat pemerintahan di tahun 1999. Sebelum menjadi pusat pemerintahan, pemerintah Malaysia melakukan pembangunan besar-besaran di Putrajaya.
Gedung-gedung bertingkat didirikan, kemudian diiringi dengan perbaikan infrastruktur jalan. Setelah itu seluruh kantor pemerintahan pun dipindahkan. Setelah layak, maka Putrajaya diresmikan sebagai ibu kota negara Malaysia. Hasil dari perpindahan pusat pemerintahan tersebut dapat dirasakan manfaatnya setelah lebih dari 1 dekade.
Pada tahun 2013 lalu Menteri Keuangan II Malaysia, Ahmad Husni Handzalah, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Malaysia telah berkembang sangat pesat. Keputusan pemindahan pusat pemerintahan tersebut menghasilkan pencapaian yang efektif dan efisien. Selain itu produktivitas kerja aparatur negara mengalami peningkatan yang konsisten.
3. India.
Negara terbesar di Asia Selatan ini pernah melakukan pemindahan pusat pemerintahan di tahun 1931. Sebelum berpusat pemerintahan di New Delhi, Ibu kota India ada di Kalkuta. Faktor ekonomi dan politik turut memengaruhi keputusan pemerintah Inggris dan India untuk memindahkan pusat pemerintahannya. India saat itu memang masih menjadi koloni Inggris.
Keputusan untuk menjadikan New Delhi sebagai ibu kota tentu saja karena alasan yang krusial. Kalkuta dirasa bukanlah tempat yang strategis sebagai pusat pemerintahan. Sementara itu, New Delhi yang letaknya ada di India Utara, dinilai lebih tepat karena dirasa lebih mudah untuk mengendalikan pemerintahan.
Pembangunan New Delhi sebagai pusat pemerintahan menghabiskan waktu yang sangat panjang, yaitu 20 tahun. Pembangunan tersebut diarsiteki oleh seorang warga negara Inggris. Meskipun demikian, pemerintahan dan administrasi telah dipindahkan sedikit demi sedikit sepanjang kurun waktu tersebut.
Terhitung hingga saat ini, New Delhi telah menjadi ibu kota di negara dengan populasi terbesar kedua di dunia tersebut selama 88 tahun. Namun berbagai macam persoalan telah terjadi di kota itu. Salah satunya adalah soal polusi udara yang makin memprihatinkan.
4. Myanmar.
Selain Malaysia, negara tetangga Indonesia yang pernah melakukan pemindahan ibu kota adalah Myanmar. Negara tersebut baru memindahkan pusat pemerintahannya pada tahun 2005, yaitu dari Yangoon ke Naypyidaw. Meskipun pemindahan sudah dilakukan di tahun 2005, pemerintah Myanmar baru mengumumkan secara resmi 1 tahun kemudian, yaitu 27 Maret 2006.
Seperti halnya Jepang dan Malaysia, serta Indonesia, pemindahan pusat pemerintahan dilakukan karena penduduk Yangoon yang telah mengalami ledakan populasi dan banyaknya orang-orang dari daerah yang merantau ke kota tersebut. Polusi udara turut menjadi salah satu alasan kenapa pemindahan ibu kota harus dilakukan.
Selain alasan-alasan tersebut, pemerintah negara Myanmar menilai bahwa Naypyidaw lebih strategis dan tepat untuk dijadikan pusat pemerintahannya. Salah satu alasannya karena kota itu memiliki luas wilayah sebesar 7.054 km persegi. Sementara jumlah penduduk Naypyidaw saat itu sangat kecil.Sehingga pemerintah Myanmar memiliki harapan bahwa ekonomi rakyat negara tersebut bakal merata dengan dilakukannya pemindahan pusat pemerintahan.
Itulah empat negara Asia yang pernah memindahkan ibu kota. Dari empat negara Asia tersebut, di antaranya mengalami pertumbuhan ekonomi dan perkembangan yang signifikan setelah memindahkan pusat pemerintahannya. Namun ada pula yang tidak menjadi lebih baik. Kita sama-sama berharap bahwa pemindahan Ibu kota Indonesia adalah keputusan yang tepat.