Fenomena artis yang meninggal pada usia muda sudah banyak diketahui dan marak diberitakan bukan hanya di Indonesia melainkan juga di kancah internasional. Sebut saja Kurt Kobain, Cory Monteith, Marilyn Monroe, ataupun Chadwick Boseman. Para artis inspiratif ini adalah beberapa deretan nama artis terkenal yang meninggal di usia muda dengan penyebab yang berbeda-beda.
Industri hiburan Tanah Air juga mencatat tidak sedikit artis yang harus menutup usia saat masih sangat muda sejak masa penjajahan Belanda. Nama-nama tersebut bahkan sangat melekat pada generasi-generasi terdahulu Indonesia. Pamor dan pengaruhnya bahkan masih diakui sampai sekarang oleh para pemerhati seni di Indonesia.
Berikut adalah lima artis lawas terkenal Indonesia yang meninggal muda, tercatat sejak masa penjajahan Belanda.
1. Roekiah (1917-1945).
Kebanyakan dari kamu pasti sangat asing dengan artis yang satu ini, Roekiah atau kerap kali dipanggil Miss Roekiah. Ia merupakan artis Indonesia kelahiran Belitung pada tahun 1917. Ia meninggal pada usia 28 tahun pada 1945.
Roekiah tumbuh pada lingkungan pemain sandiwara dan rombongan opera. Ia sempat ditentang oleh keluarganya saat ingin meraih mimpinya sebagai seorang seniman. Namun karena kegigihannya akhirnya ia diizinkan juga oleh keluarganya untuk meraih mimpinya tersebut. Ia kemudian menjadi penyanyi keroncong dan pemain sandiwara terkenal pada era penjajahan Belanda dan Jepang.
Roekiah sangat terkenal di kalangan seniman Hindia-Belanda dan memiliki banyak penggemar di dalam dan di luar Hindia-Belanda. Ia sempat berada pada masa kejayaan saat bermain pada film Terang Boelan (1937), Fatima (1938), dan Siti Akbari (1940).
Saat Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942, Jepang membuat rumah produksi Nippon Eigasha untuk memproduksi film propaganda guna menguntungkan pihak Jepang di Indonesia. Sebagai salah satu seniman wanita berpengaruh pada masa itu, Roekiah kemudian direkrut untuk membintangi film propaganda Jepang yang berjudul Berdjoang (1943), dan kemudian dipaksa melakukan tur bersama suaminya Kartolo mengelilingi pulau Jawa untuk menghibur para pasukan Jepang pada saat itu, walaupun Roekiah sedang dalam keadaan sakit dan masih dalam kondisi pemulihan setelah mengalami keguguran. Karena kondisi kesehatan inilah yang mengakibatkan Roekiah harus meninggal muda pada usia 28 tahun.
Roekiah merupakan ikon kecantikan pertama dalam industri perfilman Indonesia yang kecantikan dan bakatnya belum dapat tergantikan oleh artis muda berbakat pada generasi penerusnya. Salah satu film yang dibintangi Roekiah yang tersimpan di Sinematek Indonesia adalah film berjudul Koeda Sembrani (1942).
2. Titien Sumarni (1930-1966).
Titien Sumarni merupakan artis terkenal kontroversial Indonesia era tahun 50-an. Titien Sumarni lahir di Surabaya, 28 Desember 1930, merupakan anak dari seorang asisten rumah tangga dan menjadi seorang yatim sejak usianya tiga tahun. Titien mulai tertarik pada dunia perfilman sejak berusia 15 tahun di mana ia belajar berakting dari pamannya, R. Mustari.
Selama hidupnya, Titien mebintangi 34 film yang sebagian besar merupakan film box office di Indonesia pada tahun 50-an. Sebut saja Putri Solo (1953), Lewat Djam Malam (1954), Putri dari Medan (1954), Mertua Sinting (1954), Tengah Malam (1954), Sampah (1955), dan Saidjah Putri Pantai (1956).
Film Putri Solo bahkan menjadi salah satu film dengan penjualan tertinggi di Indonesia pada saat itu yang kemudian melejitkan namanya di dunia perfilman indonesia. Ia bahkan disebut sebagai "Ratu Layar Perak" pada tahun 1954 oleh majalah Dunia Film dan Kentjana, salah satu majalah film era itu. Ia bahkan sempat dijuluki sebagai "Marilyn Monroe Indonesia" pada saat itu.
Kecantikan dan bakatnya bahkan sempat menarik perhatian Presiden pertama Indonesia pada saat itu Ir. Soekarno. Namun sayang semasa hidupnya ia sempat dikabarkan menjalin skandal dengan beberapa pengusaha kaya dan tokoh tersohor di Indonesia seperti Mohammad Jahja Ali (Pemborong besar di Bandung), Saerang (pengusaha kopra dari Minahasa), Bupati Jombang, dan R. Enoch Danubrata (Kepala Polisi Komisariat Jawa Barat). Skandal tersebut bahkan menjadi headline di surat kabar dan majalah di Indonesia pada saat itu.
Titien meninggal saat berusia 35 tahun pada 15 Mei 1966 dikarenakan oleh sakit infeksi paru-paru yang telah lama dideritanya. Di akhir hidupnya Titien berada pada kondisi miskin bahkan dikabarkan tinggal di rumah kecil milik seorang mucikari di Bandung.
3. Ryan Hidayat (1970-1997).
Ryan Hidayat merupakan artis muda terkenal Indonesia berkelahiran Praha, 11 September 1970. Merupakan artis berkelahiran campuran Ceko-Indonesia membuat Ryan menjadi idola bagi kalangan muda pada era 80-an dan 90-an. Ia merupakan aktor Indonesia yang sudah aktif dalam dunia film sejak tahun 1979 pada film Anna Maria saat usia 9 tahun.
Salah satu film yang sangat melekat dan berkesan pada para penggemarnya Ryan Hidayat adalah film Lupus I: Tangkaplah Daku Kau Kujitak (1987) dan Lupus II: Makhluk Manis Dalam Bis (1987).
Karena ketampanannya, Ryan dikabarkan sempat menjalin hubungan dengan artis lawas cantik yang juga meninggal pada usia muda, Nike Ardila. Ryan meninggal karena sakit tipus di Jakarta, 2 Februari 1997, dua tahun setelah meninggalnya sang kekasih pada tahun 1995. Ryan meninggal pada usia 26 tahun dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Sosok Ryan masih sangat diingat dan melekat bagi para penggemarnya terkhususnya generasi 80-an yang merupakan penggemar dari film Lupus. Karena itulah film Lupus kemudian di remake pada tahun 2013 dengan judul Bangun Lagi Dong Lupus yang dibintangi oleh Acha Septriasa dan Migdad Addausy.
4. Galang Rambu Anarki (1982-1997).
Galang Rambu Anarki adalah anak pertama dari musisi tenama Iwan Fals yang lahir pada 1 Januari 1982. Ia tutup usia pada 25 April 1997 saat usia 15 tahun. Penyebab meninggalnya sempat menjadi kontroversi karena banyak yang menduga Galang bukan meninggal karena penyakit asma yang dideritanya, melainkan karena penyalahgunaan narkoba.
Terlepas dari konstroversi tersebut, Galang bagi para fans dan orang-orang di sekitar merupakan sosok yang terkenal gigih dan memiliki tekad yang kuat untuk menjadi seorang musisi. Untuk meraih mimpinya tersebut Galang bahkan memutuskan keluar dari sekolah dan memulai karier dengan band bernama Bunga sebagai seorang Gitaris dan sempat mengeluarkan album bersama bandnya.
Salah satu lagu Galang bersama bandnya yang masih terngiang di telinga generasi 90-an adalah Kasih Jangan Kau Pergi. Sampai sekarang, band Bunga masih tetap aktif dan belum berencana mencari pengganti gitarisnya Galang Rambu Anarki.
5. Nike Ardila (1975-1995).
Siapa yang tidak kenal dengan penyanyi pop rock terkenal di era 90-an yang satu ini? Para penggemarnya berasal dari berbagai generasi bahkan di kalangan milenial sekalipun. Sosok Nike Ardila sangat dikagumi oleh hampir sebagian besar masyarakat di Indonesia. Ia dikenal sebagai artis yang berbakat, berparas cantik dan rupawan, serta dermawan. Nike bahkan membangun sebuah SLB untuk para penyandang disabilitas pada saat itu.
Nike Ardila merupakan penyanyi kelahiran Bandung, 27 Desember 1975. Ia meninggal karena kecelakaan mobil di Bandung pada 19 Maret 1995 di usianya yang ke-19 tahun.
Selama hidupnya, ia sudah mengeluarkan 11 album, 8 kompilasi, 28 single, dan membintangi sinetron dan film di Indonesia. Ia juga tampil dalam berbagai konser musik internasional.
Setelah kepergiannya, keluarga dan penggemarnya membangun museum untuk mengenang sosok almarhumah. Museum tersebut masih sering dikunjungi oleh para penggemarnya. Museum Nike Ardila sendiri terletak di kompleks Arya Graha, Jl. Aria utama no.5 Cipamokolan, Rancasari, Bandung, Jawa Barat.
Terlepas dari kontroversi semasa hidup mereka, lima artis tersebut terkenal bukan hanya karena kontroversi saja, melainkan juga karena bakat dan kegigihan yang mereka miliki dalam dirinya. Semoga pembaca dapat mengambil hikmah dari kisah hidup para artis lawas ini yang terkenal pada masanya.