Eating disorder atau gangguan makan memengaruhi orang dari segala usia, namun bisanya terjadi selama pra-remaja atau remaja. Eating disorder pada remaja memiliki beberapa tanda dan gejala serta dipengaruhi beberapa faktor. Apa saja? Yuk simak fakta-fakta tentang eating disorder berikut ini.
1. Anoreksia Nervosa.
Anoreksia Nervosa diperkirakan terjadi setidaknya 1 dari 100 remaja perempuan. Individu dengan anoreksia akan melakukan tindakan ekstrem menghindari makan dan mengontrol jumlah dan kualitas makanan yang mereka makan karena menganggap memiliki berat badan yang berlebihan bahkan meskipun mereka sudah memiliki tubuh yang sudah kurus.
Seorang individu mengalami anoreksia nervosa akan menyembunyikan atau membuang makanannya, menolak perasaan lapar hingga melakukan olahraga berlebihan. Secara psikologis individu dengan anoreksia nervosa juga memiliki kecenderungan untuk membatasi interaksi sosial, lekas marah, hingga menggalami depresi dan kecemasan. Sedangkan secara fisik akan menunjukkan tanda berupa: penurunan berat badan yang cepat atau berlebihan, merasa cepat lelah, menipisnya rambut hingga tidak adanya siklus menstruasi.
2. Bulimia Nervosa.
Individu dengan Bulimia Nervosa akan mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak namun kemudian mengeluarkannya kembali dengan sengaja baik dengan memuntahkannya, melakukan olahraga berlebihan, hingga menggunakan obat-obatan pencahar dan diuretik. Hal ini dilakukan karena mereka merasa bersalah pada diri sendiri setelah mengonsumsi banyak makanan karena tidak ingin mengalami peningkatan berat badan.
Tanda Bulimia Nervosa mungkin meliputi makan dalam jumlah besar namun tanpa perubahan berat badan yang nyata, menyembunyikan makanan atau membuang wadah dan pembungkus makanan, puasa atau olahraga yang berlebihan, kebiasaan makan yang aneh, sering ke kamar mandi setelah makan, sakit perut, terdapat kapal/ bekas luka di tangan yang disebabkan oleh muntah yang disebabkan sendiri, periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak ada, serta adanya kelemahan atau kelelahan.
3. Binge Eating Disorder.
Binge Eating Disorder ditandai keinginan makan yang berlebihan dan tidak terkendali, diikuti oleh perasaan malu dan bersalah. Namun berbeda dari Bulimia Nervosa, individu dengan Binge Eating Disorder tidak mengompensasi dengan mengeluarkan kembali makanannya. Sehingga biasanya individu dengan Binge Eating Disorder akan memiliki berat badan yang berlebih.
Tanda Binge Eating Disorder yang mungkin muncul seperti makan dalam jumlah besar dan periode waktu yang berbeda, makan dengan cepat, menyembunyikan makanan atau membuang wadah dan pembungkus makanan, makan secara rahasia karena merasa malu dengan seberapa banyak yang mereka makan, makan saat stress, hingga bereksperimen dengan berbagai cara diet.
4. Eating disorderdipengaruhi berbagai faktor, namun keluarga berperan penting.
Eating disorder dipercaya merupakan kondisi yang disebabkan oleh satu atau lebih dari faktor biologis, perilaku, sosial, genetika, pengalaman/ trauma yang tidak menyenangkan, tekanan dari teman sebaya dan keluarga, hingga anggota keluarga dengan kebiasaan eating disorder. Banyak remaja melaporkan mengalami eating disorder setelah menerima komentar atau ejekan dari teman sebaya atau bahkan keluarga tentang ukuran atau penampilan fisik mereka. Ini tentu akan membuat mereka merasa tidak puas dengan penampilan dan memiliki citra tubuh yang rendah yang akan membuat mereka tidak bahagia.
Di lain sisi, keluarga memilki peran penting untuk mencegah kondisi eating disorder pada remaja dengan selalu mendampingi tumbuh kembang remaja, memastikan remaja menerapkan pola hidup yang sehat, menjadi tempat berdiskusi tentang berbagi kekhawatiran yang mereka hadapi, hingga memberikan afirmasi positif tentang kondisi fisik mereka.
5. Eating disorderdapat berdampak pada masalah kesehatan serius.
Eating disorder merupakan kondisi psikologis yang serius dan dapat menyebabkan masalah medis yang sangat serius. Individu dengan berat badan yang rendah akibat eating disorder akan kehilangan periode menstruasi yang berkaitan dengan penurunan kepadatan tulang sehingga lebih rentan mengalami patah tulang. Selain itu, eating disorder juga berkaitan dengan masalah kesehatan serius lainnya, seperti penyakit ginjal dan penyakit jantung.
Eating disorder memiliki tingkat kematian tertinggi dari semua gangguan kesehatan mental dan juga berkaitan dengan peningkatan risiko bunuh diri. Meskipun perawatan bagi eating disorder tidak mudah, namun kondisi ini dapat disembuhkan. Pendekatan multidisiplin disarankan dalam mengatasi masalah eating disorder di mana perawatan meliputi kolaborasi medis, psikiatrik, nutrisionis dengan melakukan psikoterapi dan pemberian obat-obatan dengan melibatkan kelompok dan keluarga.
Setelah mengetahui tentang eating disorder semoga kita lebih menghargai tubuh kita bagaimana pun kondisinya. Karena tubuh kita merupakan ciptaan Tuhan yang sempurna dan wajib disyukuri. Hi, you are just amazing!