Saat pertama kali mengenal karakter orang Jepang berjiwa bapak-bapak dengan sikapnya yang arogan tetapi sedikit rendah hati mungkin kamu familiar dengan Nobuyuki Suzuki. Aktor asal Negeri Matahari Terbit ini memang dikatakan sebagai artis yang sudah malang-melintang di perfilman Indonesia selama lebih dari tiga dekade.
Perjuangan Suzuki dalam menembus persaingan keras industri hiburan Tanah Air tidaklah semudah yang dibayangkan. Sebagai bukti, dia pernah mendapatkan peran figuran sebagai wisatawan Jepang di Untuk Renayang hanya kebagian adegan menyambut anak-anak panti asuhan dengan porsi sedikit dialog. Film perdananya tersebut menjadi awal mula kesuksesan Nobuyuki Suzuki yang mulai layak diperhitungkan sebagai aktor papan atas Indonesia.
Nama Nobuyuki Suzuki baru mencuat di permukaan publik ketika dia sukses membintangi sitkom Kelas Internasional.Dia berhasil memerankan Kotaro, murid kelas Pak Budi asal Jepang yang digambarkan selalu berpikir serius dalam menyelesaikan masalah serta mahir bermain sulap. Jadi, karakter sebagai orang Jepang yang terbiasa berwibawa di hadapan anak buahnya sangat melekat dalam diri Nobuyuki Suzuki sepanjang kariernya.
Ingin lihat bagaimana kiprah akting Nobuyuki Suzuki di dunia perfilman Tanah Air? Berikut ini lima film terbaiknya sepanjang masa yang bikin kamu penasaran dengan aktingnya.
1. Soekarno: Indonesia Merdeka.
Foto: www.viu.com
Dalam film bertemakan perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia, peran Suzuki menjadi Laksamana Angkatan Laut Tadashi Maeda layak patut diacungi jempol. Dia menjelma sebagai tokoh sentral yang membantu para pahlawan Indonesia termasuk Soekarno (Ario Bayu) dan teman-temannya dalam pembuatan naskah Proklamasi di kediaman pribadinya. Walaupun berposisi sebagai pihak Jepang, dia tidak pernah membeda-bedakan semua orang dari berbagai suku manapun sehingga dia terkenal akan keramahannya.
Keputusan kontroversialnya ini membuat Maeda kerap kali dicap sebagai jenderal pengkhianat oleh pasukan Jepang sehingga Maeda sudah dipengaruhi oleh pihak Indonesia supaya kemerdekaan Indonesia cepat dilaksanakan. Walaupun sering difitnah dengan kata-kata kasar, Maeda berharap bangsa Indonesia diberikan kebebasan penuh dari belenggu penjajah serta mampu membangun negaranya secara mandiri tanpa harus ketergantungan dengan Jepang.
Tidak hanya berperan aktif di momen Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Maeda mampu menengahi perselisihan antara Soekarno dan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura (Susumu) yang berdebat soal tagihan janji tanggal kemerdekaan Indonesia. Dia menyarankan Imamura lebih baik menerima pendapat Soekarno biar urusan kemerdekaan segera diselesaikan melalui jalur perdamaian tanpa harus gebrak meja. Oleh karena itu, Maeda mendadak bertugas sebagai diplomasi ulung yang sukses mencairkan suasana di tengah-tengah ketegangan seputar pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
2. Viva JKT48.
Foto: www.tabloidbintang.com
Berakting dengan para personel JKT48 era Melody menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Suzuki. Memerankan sosok Takeshi-san sang manajer ternama 48 Group sekaligus JKT48 merupakan faktor utama Suzuki mau bergabung di Viva JKT48.
Ceritanya, dia merasa kecewa pada seluruh personel JKT48 karena dituduh menandatangani surat-surat pengunduran diri tanpa persetujuan dirinya. Hal ini dibuktikan dengan adanya tanda tangan asli setiap personel JKT48 beserta meterai. Saking kesalnya, dia resmi mengundurkan diri dari manager JKT48 lalu menutup pintu rapat-rapat.
Setelah diceramahi oleh penjelasan Melody Laksani, Takeshi-san akhirnya berubah pikiran bahwa dia selama ini ditipu oleh Miss Kejora (Ayu Dewi). Sebagai bentuk permintaan maaf, dia kembali menjabat sebagai Manajer JKT48 kedua kalinya dan menyemangati seluruh personel JKT48 agar bangkit dari keterpurukan dan tampil menghibur penonton lewat lagu-lagunya yang serba ceria. Hasilnya terbukti yaitu JKT48 berhasil mengambil alih Teater JKT48 dengan rasa optimis.
3. Naga Bonar Jadi 2.
Foto: www.youtube.com
Pada film yang dibintangi oleh aktor kawakan Deddy Mizwar, Suzuki berperan sebagai penerjemah investor Jepang bernama Zuki yang diminta menerjemahkan percakapan atasannya ke dalam bahasa Indonesia. Ketika sedang berdiskusi, dia bersama rekan-rekan bisnisnya merasa bingung saat mendengar kata Insyaallahdari mulut Jaki (Mike Muliadro). Setelah dipikir-pikir, Zuki mulai mengerti apa yang diucapkan oleh Jaki yaitu semua proyek akan langsung disetujui tanpa lewat negoisasi dan berjalan lancar sesuai tepat waktu.
Momen apes Zuki baru mencapai puncak klimaks saat jam tangannya hilang dicuri oleh Bonaga (Deddy Mizwar) usai prosesi jabat tangan. Anehnya, Zuki tidak mengetahui bahwa Bonaga yang baru saja menjual tanah rumahnya ternyata seorang bekas copet berkedok jenderal. Dengan perasaan panik, Zuki mondar-mandir kebingungan hingga membuat suasana rapat mulai gaduh.
4. Soegija.
Foto: www.pinterest.co.uk
Muncul di adegan pembuka Soegija yang berlatar belakang restoran Cina, Suzuki yang memerankan nama depannya sendiri yaitu Nobuzuki tampil keren saat mengenakan setelan mafia Amerika era 20-an. Tujuan Nobuzuki berpakaian rapi ternyata bukan ikut makan siang seperti orang lain pada umumnya, tetapi dia ingin berkonsultasi dengan Pak Mo (Henky Solaiman) tentang penerjemahan dua aksara Cina di buku pribadinya.
Bergeser ke era Perang Dunia 2, Nobuzuki dikabarkan telah beralih profesi menjadi komandan operasi Pendudukan Jepang di Indonesia. Berkat jabatannya tersebut, dia berambisi menancapkan kekuasaan Jepang di Indonesia seumur hidup. Selama menjalankan misi, dia telah berhasil mengusir paksa penduduk Indo-Belanda dari Indonesia serta menyita lagu-lagu khas Belanda secara paksa.
Selain itu, Nobuzuki berencana menargetkan gereja sebagai markas militer Perang Dunia 2 demi memperkuat pertahanan Jepang. Karena dihalangi oleh Soegija (Nirwan Dewanto), Nobuzuki membatalkan pengambilalihan gereja dan dia langsung meminta maaf pada seluruh pendeta gereja sambil membungkukkan badan.
Tidak selamanya bersikap kejam, hati Nobuzuki mulai luluh lantak saat mendengarkan lagu Bengawan Solo yang diiringi oleh lantunan biola Suwito (Eko Balung). Saking sedihnya, dia berkeinginan menyanyikan lagu karya Gesang kepada anaknya nanti jika sudah pensiun kelak. Momen Nobuzuki menangis sambil mengeluarkan air mata seakan menegaskan bahwa jenderal masih punya rasa kasih sayang terhadap keluarga di hati.
5. Kawin Laris.
Foto: www.youtube.com
Berbeda di film sebelumnya yang identik sebagai pemimpin delegasi Jepang, Suzuki kali ini menghayati tokoh pengantin asal Jepang yang sudah berstatus mualaf. Sebagai langkah barunya, dia bersedia menikah dengan pujaan hatinya yaitu wanita Indonesia. Di sisi lain, pernikahannya sempat menemui kendala dikarenakan penghulu Agus (Zumi Zola) menyarankan Suzuki agar segera disunat dulu biar pernikahannya berjalan sah dan tercatat di KUA.
Sambil menahan rasa sakit, Suzuki rela bolak-balik ke kamar mandi untuk menjalankan praktik sunat sesuai anjuran Agus. Dengan mengenakan sarung biru tua, Suzuki mengatakan kata romantis berbahasa Jepang yaitu watashi wa, anata o aishiteimasudemi menunjukkan rasa cinta pada pasangan setianya. Setelah itu, proses pernikahan Suzuki kembali adem dan bisa langsung dimulai seperti semula.