Indonesia adalah salah satu negara yang sering dilanda bencana gempa bumi dan tsunami. Salah satu yang tidak akan pernah kita lupakan adalah kejadian gempa bumi Samudera Hindia berkekuatan hingga magnitudo 9.3 yang mengguncang daerah Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 silam, menyusul gelombang tsunami besar mencapai 30 meter mengakibatkan kerusakan parah dan menewaskan sekitar 170 ribu korban jiwa kala itu.
Gelombang tsunami besar di tengah laut (foto: pixabay/Wikilmages)
Kejadian gempa dan tsunami Samudera Hindia itu merupakan salah satu bencana besar sepanjang sejarah. Selain Indonesia, gempa dan tsunami besar itu juga menghantam 14 negara seperti Srilangka, Thailand, Myanmar, India hingga sebagian wilayah Afrika dengan total sekitar 230 ribu korban jiwa di berbagai negara tersebut. Namun dampak terparah terjadi di Indonesia yang berjarak lebih dekat dengan pusat gempa.
Karena letak Indonesia yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik (Lingkaran Api Pasifik) di mana terdapat banyak gunung berapi aktif dan berada di atas pertemuan tiga lempeng benua bawah laut yaitu lempeng Eurasia di utara, lempeng Indo-Australia di selatan, dan lempeng Pasifik di timur, menyebabkan Indonesia rawan terjadi bencana letusan gunung api, gempa bumi, dan tsunami. Terutama jika gempa besar berpusat di bawah laut akan berpotensi terjadinya tsunami.
Untuk itulah, kita sebagai masyarakat Indonesia tentunya harus siap siaga dalam mengantisipasi terjadinya tsunami yang dapat meluluhlantakkan semua bangunan bahkan mengancam nyawa. Pengetahuan akan tanda-tanda sebelum bencana terjadi perlu kita miliki.
Tsunami tidak datang begitu saja, gempa besar dengan kekuatan magnitudo 7 atau di atas 6.3 dan berlangsung cukup lama sekitar 20 detik bahkan lebih terjadi terlebih dahulu dan barulah potensi tsunami itu ada. Jika hal itu terjadi, jangan buang-buang waktu dan segeralah bergegas evakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi agar tetap selamat.
Nah, untuk membuatmu lebih waspada, ada beberapa tanda-tanda alam sebelum terjadinya tsunami. Kalau ada tanda-tanda seperti di bawah ini, segera ingatkan keluarga untuk bergegas mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman.
Berikut tanda-tanda alam yang dapat dilihat atau dirasakan sebelum gelombang tsunami menghantam daratan.
1. Gempa besar.
Terjadi gempa besar sebelum tsunami melanda. Kalau gempa besar terjadi dan berlangsung sekitar 20 detik bahkan lebih, itu berpotensi tsunami. Setelah gempa selesai, segera ajak keluarga menyelamatkan diri ke lokasi/gedung yang tinggi. Terutama bagi kamu yang berada di wilayah sekitar pantai, segera lari menjauh dan berlari ke tempat yang tinggi seperti bukit.
Waktu untuk menyelamatkan diri setelah gempa besar selesai hingga datangnya tsunami itu sangat terbatas sekitar 15-20 menit atau bisa saja kurang dari itu bagi mereka yang tinggal dekat pantai. So, kamu harus secepat mungkin evakuasi diri kalaupun masih sempat bawalah barang yang benar-benar dibutuhkan dan tidak memberatkan diri saat berlari nantinya.
Daerah sekitar pantai yang hancur terkena hantaman tsunami (pixabay/Wikilmages)
2. Air laut surut.
Sering kali setelah gempa besar melanda, air laut menjadi surut sesaat, ikan-ikan dan karang tampak di permukaan. Tapi kamu jangan terkecoh atau justru penasaran dan mendekati pantai, karena bisa saja itu adalah pertanda sebelum gelombang tsunami datang untuk menghantam daratan. Dikatakan, air laut yg surut tidak selalu menjadi pertanda akan terjadinya tsunami, bisa saja gelombang besar itu datang langsung, tapi memang sering kali ditandai dengan surutnya air laut.
Kalaupun gempa besar sekitar 20 detik itu terjadi, tidak perlu mengecek lebih dulu air laut surut atau tidak, segeralah evakuasi diri ke tempat yang lebih aman.
3. Gelombang berkali-kali.
Jangan berpikir bahwa gelombang besar tsunami terjadi cukup sekali dan tidak ada gelombang yang lebih besar lagi, kamu pun yang tadinya sudah berada di tempat yang aman/tinggi kemudian segera turun karena merasa telah aman. Itu bisa berbahaya, gelombang tsunami pertama biasanya bukan yang paling besar, tunggulah sampai beberapa jam karena gelombang besar yang lebih dahsyat bisa aja datang kembali dalam hitungan jam. Tunggu sampai ada info dari pihak yang berwenang bahwa kondisi telah aman, barulah kamu bisa kembali turun.
Jalur evakuasi harus disiapkan untuk mengantisipasi bencana alam (pixabay/scym)
4. Suara gemuruh.
Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Segera berlari tinggalkan segala aktivitas saat mendengar suara besar tersebut.
5. Gelombang tak sama.
Di daerah berbeda tidak sama besar gelombang tsunami yang menyapu daratan. Di daerahmu bisa lebih kecil atau lebih besar dengan kampung tetangga walau begitu tetap berhati-hati dan tahu arah tujuan saat menyelamatkan diri. Dataran tinggi/bukit adalah tempat yang lebih aman. Hindari jembatan atau daerah sekitar sungai.
Sadar wilayah kita rawan gempa dan tsunami namun tak ada yang bisa mengetahui pasti kapan dan di mana akan terjadi. Sudahkah kamu melakukan segala persiapan menghadapi bencana?
Yang jelas, saat bencana gempa dan tsunami itu terjadi jangan biarkan rasa panik menguasai, mau tidak mau kamu harus berusaha tenang agar bisa tetap berpikir saat akan menyelamatkan diri dalam waktu yang begitu singkat.
Membekali diri dengan pengetahuan tentang antisipasi bencana dengan sering-sering membaca petunjuk, membangun hunian yang tahan gempa, menyiapkan jalur evakuasi adalah cara untuk mengurangi risiko ketika bencana gempa dan tsunami itu terjadi.
Semoga kita dan keluarga selalu diberikan keselamatan dari segala marabahaya.