1. Home
  2. ยป
  3. Creator
18 Juli 2018 19:03

4 Sosok hantu seram ini ada dalam mitologi Suku Karo

Mereka punya ciri masing-masing lho. Serem! Darmi Maranata Pandia

Bicara mengenai hantu memang tak ada habisnya. Seluruh suku maupun bangsa di dunia memiliki mitologi tersendiri soal menginterpretasikan sosok makhluk halus ini.Begitu juga dengan suku Karo, salah satu suku di Sumatera Utara yang memiliki beberapa sosok hantu atau "begu"yangditakuti masyarakat setempat karena dianggap memiliki kekuatan "super" di luar ambang kemampuan manusia yang bahkan dapat membahayakan nyawa.

Seperti apakah sosok-sosok makhluk yang membuat merinding tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.


1. Begu Juma (Hantu Ladang).

Beguatau hantu yang satu ini adalah hantu yang cukup ditakuti masyarakat Karo. Bila mendengar penuturan masyarakat setempat, hantu yang satu ini juga mempunyai perilaku yang lucu.Hantu ini konon adalah roh leluhur yang tetap melakukan aktivitas layaknya saat ia masih hidup. Namun, karena sudah memiliki dunia yang berbeda dengan manusia, begu ini tak lagi mengenal anak cucunya sehingga tak akan pandang bulu dalam mengganggu.

Hantu Begu Juma diyakini akan memunculkan dirinya kepada orang-orang yang masih terus bekerja di ladang di saat matahari sudah terbenam. Hantu ini akan mengganggu si pemilik ladang dan menakutinya dengan sosok seramnya. Ia bahkan merasuki korbannya sehingga orang tersebut akan melakukan hal-hal yang aneh yang bahkan dapat membahayakan jiwanya.

Hal yang lucu dari begu ini adalah mereka diyakini akan menyelesaikan pekerjaan yang masih belum diselesaikan oleh si pemilik ladang. Namun, masyarakat Karo bukannya memanfaatkan "kebaikan" makhluk tersebut melainkan akan segera menyelesaikan semua pekerjaan supaya tak dikerjakan oleh hantu tersebut saking takutnya bertemu dengan hantu ini.

2. Begu Ganjang.

Begu yang ini dikenal luas oleh seluruh masyarakat Batak dan pastinya oleh suku Karo.Begu Ganjang dikatakan sebagai sosok gaib yang memiliki wujud sangat mengerikan. Konon, ia memiliki tubuh yang tinggi besar. Rambutnya sangat panjang dan wajah yang seram. Bahkan, menurut legenda yang diceritakan, Begu Ganjang bisa mengubah dirinya semakin besar dan semakin tinggi.

Hantu ini diyakini memiliki kekuatan yang mengerikan. Apabila bertemu dengan seseorang, hantu tersebut akan terus memanjang atau "erganjangna". Anehnya, orang yang melihat hantu ini akan terus menatap mata hantu tersebut sehingga akan ikut mengangkat kepalanya. Kesempatan ini akan digunakan si begu untuk mencekik orang tersebut hingga meninggal.

Versi lain dari mitos begu ini adalah ia tak membunuh orang yang bertemu dengannya, namun membebaskannya dengan syarat orang yang ditemuinya akan segera menemui ajal dalam waktu singkat baik karena kecelakaan atau pun karena sakit parah.

Begu ini diyakini adalah peliharaan warga sekitar dan akan digunakan untuk menyingkirkan orang yang dibencinya. Begu ini juga dipelihara untuk menjaga ladang dari gangguan pencuri atau orang yang memasuki ladang tanpa izin.Jika sebelumnya Begu Ganjang digunakan sebagai penjaga, lama kelamaan ia diperintahkan untuk membunuh, sama seperti santet. Namun, sebagai pemilik dan pemelihara Begu Ganjang, pemilik haruslah menyiapkan tumbal nyawa manusia sebagai gantinya.

Dalam kesehariannya, hantu ini harus disembah atau pun dipajuh dengan memberikan sepotong daging ayam sebagai sesajen (cibal-cibalen) di atas lemari pemiliknya. Sebagai hantu, Begu Ganjang banyak maunya. Misalnya pemiliknya harus mandi di tengah malam, memberinya sesajen sambil berkeliling kampung dengan telanjang bulat, dan lain sebagainya.

Terlepas dari sosok seramnya, masyarakat Karo meyakini jika begu ini bisa ditangkal dengan tumbuhan jerangau atau pun dengan membawa "besi mersik" atau logam keras seperti gunting, jarum, peniti dan lainnya ke mana saja.

3. Begu Ture (Hantu penunggu Tangga).

Hantu ketiga ini termasuk salah satu hantu yang sangat ditakuti masyarakat Karo. Bagaimana tidak, hantu yang satu ini diyakini akan mengganggu bahkan memegang kaki seseorang yang memasuki rumah melalui tangga "jabu" atau pun rumah panggung khas suku Karo.

Begu ini sering disebut-sebut bersosok perempuan dan bila disejajarkan makhluk gaib, ia mungkin mirip kuntilanak. Setelah berhasil membuat orang yang ditemuinya terjatuh, begu ini akan tertawa sekeras-kerasnya dan mengejek orang tersebut.

Begu ini termasuk begu yang "nggege" atau begu yang memang suka mengganggu atau bisa dikatakan jika mengganggu memang kegemarannya. So, hati-hati ya kalau naik tangga.

4. Nini Kerangen (Penunggu Hutan).

Begu atau hantu yang satu ini adalah hantu yang cukup unik. Karena selain tinggalnya di hutan, hantu ini hanya akan mengganggu seseorang yang melakukan hal yang tidak sopan di hutan. Begu ini sering juga disebut sebagai umang.

Apabila seseorang memasuki hutan yang dijaganya dan melakukan tindakan yang dipandang kurang sopan seperti bicara kotor, buang air sembarangan, atau pun melakukan tindakan asusila lainnya, hantu ini akan segera bertindak.

Konon, orang yang dimurkainya akan "iliwer" atau dibuat tersesat tanpa arah. Begu ini akan terus-terusan menahan orang tersebut dengan terus mengembalikannya ke tempat semula ia berbuat "pelanggaran", sekeras apa pun usahanya keluar meninggalkan hutan tersebut. Akibatnya orang tersebut tak akan bisa keluar dari hutan tersebut.

Selain itu, dalam beberapa kasus si pelaku tetap akan diizinkan pulang. Namun, tendi atau rohnya itaban atau ditahan oleh Nini. Akibatnya, orang tersebut akan mengalami sakit keras atau bisa juga mengalami gangguan kejiwaan. Tetapi dalam kasus ini, begu ini termasuk masih menghukum dengan "lembut" karena ia masih bisa disembuhkan oleh suhu atau dukun dengan cara melepas seekor ayam pegengen atau ayam hitam sebagai pengganti orang tersebut dan juga melakukan upacara Releng Tendi (pemanggilan kembali roh), dan orang tersebut akan sembuh perlahan.

Nah, itulah beberapa makhluk gaib bersosok seram yang secara umum diyakini oleh orang Karo. Sebenarnya masih banyak jenis begu yang diyakini suku ini, namun kurang dikenal luas dan bersifat kedaerahan.

Terlepas dari itu semua, mitos tetaplah mitos yang. Sebagai manusia yang bisa kita lakukan adalah mendekatkan diri kepada pencipta kita dan tidak menduakannya dengan melakukan pemujaan terhadap makhluk gaib sekuat apapun kekuatannya karena mereka juga notabene adalah ciptaannya .

(brl/red)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags