Suku Dayak merupakan nama yang diberikan oleh penjajah kepada penghuni pedalaman Pulau Borneo di Kalimantan. Kata "Dayak" memiliki beberapa makna, seperti pedalaman, atau sesuatu yang berhubungan dengan sungai.Hal ini karena nenek moyang yang berasal dari Mongolia menyeberangi sungai untuk bisa sampai ke Mongolia menyeberangi sungai untuk bisa ke Pulau Borneo.
Banyak hal menarik yang bisa dibicarakan dari suku Dayak, mulai dari kehidupan, budaya, tradisi, sampai yang paling terkenal adalah gadis-gadis Dayak yang dianggap melekat dengan hal-hal magis. Padahal tidak demikian. Sebaliknya, mereka sangat memikat hati.
Berikut adalah beberapa fakta dan mitos yang melekat pada perempuan Dayak yang dijamin akan meluruskan stigma negatif dan membuatmu jatuh hati.
1. Tradisi kuping panjang perempuan Dayak.
Tradisi memanjangkan kuping bagi perempuan Dayak masih bisa ditemui di Kampung Bena Baru yang terletak di Sungai Kelay, Kecamatan Sambailung. Tradisi yang dilakukan sejak bayi ini bertujuan untuk menunjukkan status bangsawan perempuan Dayak.
Kehidupan di Kampung Bena Baru masih terikat dengan tradisi leluhur meski sudah mulai tercampur dengan budaya lokal. Tetapi kabarnya tradisi ini perlahan mulai ditinggalkan mayoritas masyarakat Dayak seiring berjalannya waktu.
2. Benarkah gadis Dayak itu seram?
Gadis Dayak tidaklah menyeramkan jua memiliki sifat defensif seperti yang dikatakan kebanyakan orang. Itu hanyalah stigma yang berasal dari orang-orang yang menganggap suku Dayak itu primitif, kenyataannya justru sebaliknya.
Perempuan suku Dayak memiliki pemikiran yang terbuka, terlebih kepada pria-pria yang mencoba mendekatinya. Mereka menyukai ilmu pengetahuan dan memiliki pendidikan tinggi yang membuatnyanyaeasy goingterhadap siapa pun.
3. Gadis Dayak bisa menghilangkan alat vital pria?
Tidak hanya stigma yang cenderung negatif, perempuan suku Dayak juga melekat dengan berbagai mitos yang tidak jelas kebenarannya. Salah satunya mitos alat vital pria akan hilang bila ia berani macam-macam dengan perempuan Dayak. Benarkah begitu?
Faktanya, orang-orang suku Dayak sendiri membantah mitos ini terlepas dari anggapan sihir mereka yang begitu kuat. Namun kesimpulan dari mitos ini adalah perempuan Dayak tidak suka dipermainkan oleh pria. Rasanya semua perempuan juga seperti itu, kan?
4. Tidak bisa pulang jika sudah cinta?
Mitos lainnya adalah pria, terutama yang berasal dari luar Kalimantan, bila ia jatuh cinta dengan gadis Dayak maka ia tidak akan benar-benar bisa kembali. Ada sesuatu yang mengikatnya secara gaib. Bila fisiknya ada di tempat asalnya, maka pikirannya akan tinggal pada gadis yang ia cintai.
Mitos ini hanya omong kosong belaka. Memang benar bila seseorang jatuh cinta, maka pikirannya hanya berisikan wanita yang ia cintai, dan itu normal. Namun bukan berati bila kamu mencintai gadis Dayak maka kamu 'ogah' untuk kembali ke tempat asalmu. Kamu tentu bisa kembali, meskipun tak dipungkiri kamu akan tetap memikirkan gadis yang kamu cintai.
5. Berpegang teguh pada kesopanan.
Selain kecantikan dan sifat mereka yang terbuka, daya tarik dari perempuan Dayak adalah karena keanggunannya. Sifat lemah lembut dan sopan santun yang membuat mereka disukai banyak orang ini sesuai dengan prinsip utama yang dipegang teguh oleh Suku Dayak.
Moto orang Dayak adalah "patuh pada adat istiadat." Takut membandel dengan orang yang lebih tua dan melanggar aturan sehingga diwajibkan untuk bersikap sopan kepada siapa pun.
6. Mirip orang Cina.
Ini bukanlah cocoklogi, tetapiperempuan Dayak memang memiliki kulit kuning langsat dan rambut hitam pekat yang membuat merekabanyak dianggap sebagai keturunan Tionghoa karena ciri fisiknya yang mirip.
Menurut Budayawan Dayak bernama Fransiskus Suma, gadis-gadis Dayak yang memiliki kulit putih dan rambut hitam ini memang berasal dari pencampuran keturunan Dayak asli dengan Tionghoa yang mulai datang ke Indonesia sejak 1368 hingga 1643. Sehingga tak aneh bila menemukan gadis Dayak yang memiliki kulit putih serta mata sipit khas Tionghoa.
7. Rahasia kecantikan perempuan Suku Dayak.
Faktanya, tidak ada resep rahasia yang dilakukan oleh gadis Dayak perihal kecantikan wajahnya. Melansir dari liputan6, perempuan Dayak biasanya menggunakan pupur (bedak) beras di bagian wajah dan badan. Bedak beras ini memang dikenal bisa memutihkan kulit dan menjaga dari sengatan matahari secara alami. Tak sedikit orang juga menggunakannya sebagai masker.
Berikutnya mereka menggunakan jeruk limau dan buah langer (buah khas Kalimantan) untuk mencuci rambut agar tetap harum, indah, panjang, dan memberi warna hitam pekat. Khasiat dari buah langer ini juga dapat memperlambat tumbuhnya uban pada rambut.
Bahan-bahan alami yang membuat kulit lebih sehat dan tidak cepat menua menjadi salah satu kunci utama terpancarnya kecantikan gadis Dayak. Terakhir, mereka mengenakan seraung, yaitu topi bundar khas Dayak saat pergi ke ladang yang akan memberikan kesan cantik dan misterius.
Kesimpulannya adalah perempuan Dayak tidak menyeramkan seperti yang dikatakan orang-orang. Stigma negatif yang muncul hanya berasal dari mereka yang menganggap suku Dayak primitif padahal mereka tidak mengenal sama sekali. Bagaimana pendapat kamu?