1. Home
  2. ยป
  3. Creator
24 Desember 2018 11:47

7 Kisah inspiratif seorang ibu dari seluruh dunia, penuh haru

Kisah yang akan membuatmu percaya bahwa Ibu adalah sosok yang hebat di dunia ini. Agus Hadi Handoko
foto: stoutmagazine.com

Bicara tentang seorang Ibu, tentu kita sepakat bahwa Ibu adalah sosok yang rela berkorban apa pun demi anak-anaknya. Seseorang yang tulus mencintai dan menyayangi anaknya mulai dari dalam kandungan hingga beranjak dewasa. Seburuk apapun perilaku anaknya, seorang Ibu tetap membela buah hatinya dimanapun dan kapanpun.

Maka tidak salah bila sosok Ibu pantas untuk mendapatkan hari spesial untuk mendedikasikan perjuangannya yang dinamakan Hari Ibu, hari itu pun dirayakan oleh hampir seluruh negara di dunia. Berbeda dari kebanyakan negara di dunia yang merayakan Hari Ibu pada tanggal 13 Mei tiap tahunnya, di Indonesia perayaan Hari Ibu justru dirayakan tiap tanggal 22 Desember tiap tahunnya. Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno yang pertama kali meresmikan tanggal tersebut.


Terdapat begitu banyak Ibu hebat dan tangguh di dunia ini dengan berbagai macam kisah yang dialaminya. Nah, berikut adalah tujuh kisah singkat sosok Ibu dan wanita dari seluruh dunia yang dapat menginspirasi kita seperti dirangkum dari situs unicef.ca pada Sabtu (22/12), bertepatan dengan perayaan Hari Ibu di Indonesia.

1. Kisah Livey, seorang mantan remaja yang positif HIV yang menjadi walikota.

(foto: unicef.ca)

Livey Van Wyk saat itu berusia 17 tahun ketika dia mengetahui dirinya telah hamil dan positif mengidap HIV. Tapi dia adalah sosok yang tidak mudah menyerah dengan keadaan.

Livey termasuk di antara anak-anak muda yang berani mengumumkan dirinya menyandang status pengidap HIV kepada orang-orang, meskipun stigma di masyarakat sekitarnya masih sangat buruk terhadap penyakit tersebut. Tidak sedikit Livey mengalami penolakan saat berinteraksi dengan orang lain. Tergerak dari pengalamannya itu, Livey pun akhirnya mendaftarkan dirinya dalam program yang didukung UNICEF yang memiliki misi untuk membantu mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi.

Livey pun melahirkan bayi laki-laki yang sehat dan ia memberi nama, Remi, yang sekarang berusia 13 tahun. Setelah kelahiran Remi, gadis muda itu pun mengendalikan takdirnya hingga ia pun terpilih sebagai Walikota termuda di Namibia, tepatnya pada usia 26 tahun.

Remi berumur 13 tahun sekarang. Dia adalah kekuatan dan keberanian saya, ungkap Livey dengan penuh kebanggaan saat ditanya tentang anaknya.

2. Neveen, Ibu pemberani yang menjaga keluarganya di tengah perang.

(foto: unicef.ca)

Wanita hebat ini bernama Neveen Barakat. Dalam foto di atas dia sedang menghibur putrinya yang berusia enam tahun bernama Rosol, di Jalur Gaza Utara.

Neveen berjuang seorang diri setelah suaminya meninggal dunia karena ledakan bom yang menghantam sekolah yang dikelola PBB di Gaza. Ledakan ini pun melukai ketiga anaknya, termasuk Rosol yang mengalami cacat permanen.

Rosol melihat banyak hal. Orang-orang terluka dengan tangan atau kaki yang hilang, dengan wajah dan mata yang terluka. Dia juga melihat ayahnya terbunuh. Ini mengejutkan baginya. Itu punya efek psikologis yang serius padanya, kata Neveen.

Neveen pun membawa ketiga anaknya untuk menerima dukungan psikologis dari seorang konselor yang ditugaskan oleh UNICEF.

3. Angelina yang membesarkan adik ipar perempuannya.

(foto: unicef.ca)

Di Sudan Selatan, Angelina Nyanin memegang keponakannya yang menderita kekurangan gizi. Seorang petugas nutrisi dari UNICEF memberikan makanan bayi, PlumpyNut, yaitu sejenis pasta dari kacang tanah untuk pengobatan malnutrisi akut yang parah.

Pada bulan Agustus 2016, desa yang ditinggal Angelina dan keluarganya diserang oleh orang-orang bersenjata. Dalam serangan itu Angelina harus menerima kenyataan pahit ketika suaminya dibunuh dan saudara iparnya dibawa pergi. Ia sebelumnya sudah memiliki lima anak kandung, dan sekarang harus merawat enam anak sendirian.

Makanan dan ketidakamanan adalah kekhawatiran terbesar kami. Karena pertempuran yang terjadi di sekeliling kami, membuat semuanya sulit untuk menemukan makanan. Kami dipaksa untuk mengumpulkan dan memakan bunga lili air dari rawa. Dan berat badan anak-anak kami turun dengan drastis, cerita Angelina tentang bencana gizi buruk yang melanda desanya pasca serangan saat itu.

4. Nenek Flores dan cucunya.

(foto: unicef.ca)

Conzuelo Flores bermain dengan Allizon Stefany Escobar yang berusia empat tahun di pangkuannya, di rumahnya di Belize.

Orang biasa memanggil sosok renta ini dengan sebutan nenek Flores, ia adalah nenek sekaligus pengasuh utama dari cucunya, Allizon. Setiap hari ia dan Allizon menghabiskan waktu dengan mengobrol dan bermain, ini dilakukan nenek Flores karena ibu kandung Allizon bekerja penuh waktu. Ketiganya tinggal bersama bibi dan sepupu Allizon di sebuah rumah petak sederhana dengan fasilitas yang minim.

Jika terjadi sesuatu pada gadis ini, saya akan mati, tutur nenek Flores sembari memeluk cucu kesayangannya.

Cinta dan bermain bersama adalah dua fondasi penting dari pembelajaran, perkembangan, dan kesejahteraan anak-anak di dunia ini.

5. Ibu yang melahirkan bayi kembar di tengah badai topan.

(foto: unicef.ca)

Pengalaman melahirkan bayi kembar saja sudah cukup sulit bagi seorang Ibu, belum lagi selama proses persalinan justru bencana badai datang melanda. Itulah yang dialami oleh Avalon dari Kepualaun Fiji. Ia menjalani proses persalinan bayi kembarnya di tengah badai siklon kategori lima, bahkan tercatat sebagai salah satu badai terkuat di muka Bumi!

Beruntung berkat tekad kuat dan keberaniannya, Avalon akhirnya melahirkan bayi kembar berjenis kelamin perempuan yang sehat dan normal. Meskipun pada saat angin topan menerjang, perjuangan Avalon diwarnai dengan puing-puing rumah sakit yang beterbangan dan kabel listrik yang berjatuhan.

Saya dijadwalkan melahirkan pada 16 Maret dan saya terus bercanda dengan keluarga saya dan memberi tahu mereka bagaimana jika bayi akan lahir selama topan. Dan itu benar-benar kejadian, kata Avalon.

6. Ibu yang menyelamatkan bayinya dari Boko Haram.

(foto: unicef.ca)

Maryamu sedang sakit ketika anggota kelompok pemberontak Boko Haram menyerang gereja di kampung halamannya di Nigeria. Ketika itu dia mendengar suara tembakan, dia segera meraih putrinya dan berlari. Sejak kejadian itu Maryamu tidak pernah lagi melihat suaminya dan mengalami trauma yang cukup berat.

Di sebuah kamp pengungsian di Kota Yola, Maryamu dan putrinya yang berusia satu tahun, Hyaladan Yaduku, menerima pasokan medis dan sekolah serta akses air bersih dari UNICEF. Maryamu memiliki keinginan untuk pulang ke rumahnya ketika situasi telah aman terkendali, meskipun dia tahu hampir tidak ada yang tersisa dari kehidupan sebelumnya sebelum Boko Haram menyerang.

Tidak ada apa-apa di rumah kami. Mereka mengambil semuanya, kami punya sepeda motor dan banyak sapi. Dan semua itu sudah hilang, ungkap Maryamu.

7. Alinafe, melakukan semua yang dibutuhkan untuk anak-anaknya.

(foto: unicef.ca)

Alinafe adalah seorang ibu tunggal dari dua anak perempuan, Desire (2) dan Janet (10), serta dua anak laki-laki, Kelvin (8) dan Innocent (6). Mereka tinggal di penampungan sementara yang terbuat dari sekam jagung di Distrik Balaka, Malawi. Rumah bata lumpur yang pernah mereka tinggali dihancurkan oleh cuaca buruk. Ditambah lagi karena bencana kekeringan, ladang yang dulu sering mereka panen kini menjadi kering, tidak subur, dan tidak berguna.

Desire, anak Alinafe yang paling kecil sekarang menderita kekurangan gizi akut dan parah. Dia membawa putrid kecilnya secara teratur ke rumah sakit di mana ia ditimbang dan diberi pemeriksaan kesehatan dasar dan mendapat makanan.

Bagaimana, apakah kamu terinspirasi dengan kisah-kisah di atas? Kalau iya, dalam kesempatan perayaan Hari Ibu kali ini kamu bisa mengucapkan terima kasih kepada Ibumu atas segala pengorbanan dan perjuangan beliau selama ini. Ingat, jangan pernah menyakiti hati kedua orang tua, apalagi Ibumu ya. Selamat Hari Ibu.

(brl/red)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags