Pandemi Covid-19 adalah pertama kalinya di zaman modern peradaban manusia melawan pandemi sebesar ini. Orang-orang takut akan apa yang terjadi di masa depan. Karena itu juga wajar saja jika banyak orang ingin waspada jika ada kemungkinan pandemi lainnya akan menghantam dunia kembali di masa depan.
Walaupun memang kewaspadaan tersebut mungkin sedikit tidak perlu, namun lebih baik untuk tahu dan mempersiapkan diri dengan informasi penting. Tapi, bukan berarti kamu harus paranoid.
World Health Organization (WHO) menyimpan daftar penyakit yang memiliki prioritas tinggi untuk dicegah. Penyakit-penyakit ini memiliki kemungkinan tinggi menyebabkan pandemi atau paling tidak mengacaukan dunia.
1. Disease X.
Ini adalah penyakit paling berbahaya yang berada di daftar WHO. Disease X bukanlah penyakit nyata melainkan sebuah nama yang digunakan untuk melabeli virus-virus yang belum diketahuidan saat ini ada di planet kita. Jumlah virus tersebut adalah 1.67 juta. Virus-virus ini telah mengacaukan dunia sejak awal peradaban manusia.
Penyakit-penyakit seperti Swine Flu atau SARS awalnya bermula sebagai Disease X sebelum pada akhirnya kita berhasil mengidentifikasikannya. Penyakit terkenal lainnya yang awalnya juga merupakan Disease X sebelum akhirnya ditemukan dan diidentifikasikan adalah HIV.
2. SARS dan MERS Coronavirus.
Walaupun kita sempat menjadi saksi epidemi yang diakibatkan oleh kedua penyakit ini, belum diketahui apakah kedua penyakit tersebut dapat bermutasi dan kembali dengan wujud berbeda. Kedua penyakit ini memiliki gejala yang mirip seperti flu seperti demam, nyeri otot, dan sakit tenggorokan. Tidak ada vaksin untuk penyakit-penyakit ini namun kita memiliki metode ampuh dalam menangani penyakit ini.
3. Zika.
Virus Zika adalah bagian dari Flaviviridae dan disebarkan oleh nyamuk Aedes yang beroperasi di siang hari. Virus ini dinamai dari Zika Forest di Uganda di mana virus ini pertama kali diisolasi pada tahun 1947.Virus ini mirip seperti demam kuning dan demam berdarah dan Zika sempat menyebabkan epidemi pada tahun 2015. Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh orang yang mengidap penyakit ini sangat ringan namun sampai sekarang penyakit ini belum ada vaksinnya.
4. Demam Lembah Rift.
Demam yang satu ini adalah sebuah penyakit virus dengan gejala-gejala seperti nyeri otot, sakit kepala, dan batuk-batuk. Gejala-gejala yang sudah dianggap parah termasuk kehilangan penglihatan dan infeksi pada otak yang akan menyebabkan kebingungan dan sakit kepala.
Beberapa orang ada kemungkinan menderita pendarahan pada otak mereka dan jika terjadi maka akan menyebabkan kematian. Penyakit ini menyebar dengan sentuhan dari darah hewan-hewan yang terinfeksi atau digigit oleh nyamuk.
5. Demam berdarah Krimea-Kongo.
Virus ini menyebar melalui kutu dan hewan ternak. Demam berdarah Krimea-Kongo pertama kali ditemukan di Krimea pada tahun 1944. Virus ini memiliki persentase kematian 40% menurut WHO dan sampai sekarang belum ada vaksinnya.
Gejala-gejalanya yang tiba-tiba muncul antara lain adalah sakit kepala, demam tinggi, muntah-muntah, serta rasa nyeri pada punggung dan perut. Seiring berjalannya waktu, di tubuh penderita akan ditemukan memar-memar serta penderita rentan akan mimisan. Selain itu juga penderita akan mengalami pendarahan di wajah, mulut, dan tenggorokan.
Virus ini ditemukan di banyak tempat termaksud Afrika, Asia tengah, Timur Tengah, Eropa selatan dan India.
6. Demam berdarah Marburg.
Dua wabah virus misterius terjadi di Eropa pada tahun 60-an. Wabah tersebut diketahui berasal dari laboratorium di mana ada monyet-monyet Afrika yang diimpor dari Uganda. Virus ini dinamakan Marburg, nama kota di Jerman di mana virus ini pertama kali dideteksi. Pembawa virus alami demam berdarah Marburg adalah kelelawar buah. Virus ini lalu menyebar dari kelelawar ke manusia dan seterusnya menyebar melalui kontak manusia ke manusia lain.
Gejala yang diketahui adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan pendarahan. Persentase kematian penyakit ini adalah 88%. Kematian terjadi 10 hari setelah gejala-gejala mulai timbul. Belum ada vaksin maupun pengobatan untuk penyakit ini.
WHO mengabarkan bahwa wabah virus ini terjadi di Angola, Republik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.
7. Demam Lassa.
Menurut WHO, sekitar 80% dari orang-orang yang terjangkit demam Lassa tidak menunjukkan gejala apa-apa. Hal inilah yang membuat virus ini sulit dideteksi. Virus ini berasal dari hewan dan menyebar melalui kontak fisik dengan makanan atau benda di rumah yang dikontaminasi oleh urin dan feses tikus. Namun, virus ini juga dapat menyebar melalui manusia ke manusia lainnya melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi.
Kabar baik dari virus ini adalah hanya 1% orang yang terinfeksi virus ini meninggal.