World Health Organization (WHO) telah menetapkan virus Corona sebagai pandemi global. Menurut WHO, penyebaran Covid-19 begitu cepat hingga ke wilayah-wilayah yang jauh di luar pusat wabah di Tiongkok. Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai ini berpotensi merugikan beberapa sektor ekonomi, ini beberapa di antaranya.
1. Pariwisata dan rekreasi.
Foto: www.balipost.com/news/2020/03/11/109002/Ekonomi-Bali-di-Ambang-Resesi.html
Pariwisata dan rekreasi menjadi bidang usaha yang paling berdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Sektor ini awalnya digadang menjadi salah satu sumber terbesar devisa negara. Namun, adanya instruksi social distancing danimbauan beraktivitas di rumah saja membuat sektor pariwisata menjadi lemas dan lesu sejak awal Maret 2020 lalu, tepatnya sebelum Indonesia mengumumkan adanya pasien positif Corona.
2. Penerbangan dan maritim.
Foto: www.bbc.com/indonesia/dunia-51955707
Seiring dengan terpuruknya bidang pariwisata dan rekreasi, bidang penerbangan dan pelayaran pun mengalami hal yang sama. Bandara dan pelabuhan terlihat sepi karena hampir tak ada wisatawan yang berlalu-lalang sejalan adanya kebijakan lockdown di beberapa negara sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran Covid-19 lebih luas lagi.
3. Sektor otomotif.
Foto: www.cnnindonesia.com/teknologi/20200206142808-384-472265/virus-corona-bayangi-pameran-otomotif-di-india
Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai bidang kehidupan, termasuk dunia otomotif. Produksi harus terhenti, laba menurun, pameran ditiadakan, aktivitas jual beli juga terkendala. Belum lagi bila ada staf atau karyawan terjangkit virus tersebut. Tak sedikit pula perusahaan otomotif dunia tutup karena pandemi ini.
4. Konstruksi dan real estate.
Foto: https://ekonomi.bisnis.com/read/20200319/47/1215465/ terdampak-corona-agen-properti-ubah-strategi-penjualan
Industri properti juga menjadi salah satu yang paling terkena dampak dari pandemi Covid-19 karena terjadi penurunan secara signifikan omzet dan volume penjualan. Yang jelas hal tersebut akan berdampak pada menurunnya kemampuan pengembang untuk membayar kewajiban utang terhadap bank. Sehingga tidak hanya penjualan yang diperkirakan mandek, namun juga adanya risiko kredit macet dari para debitur.
5. Industri atau manufaktur.
Foto: ekonomi.bisnis.com/read/20200401/9/1220770/dampak-virus-corona-aktivitas-manufaktur-indonesia-anjlok-ke-453-pada-maret
Aktivitas manufaktur menurun secara signifikan pada bulan Maret menyusul penurunan output dan permintaan baru karena penutupan pabrik dan banjir yang mengganggu rantai pasokan. Pada saat bersamaan, penutupan pabrik juga menyeret produksi turun. IHS Markit mencatat adanya penurunan penumpukan produksi selama enam bulan berturut-turut pada bulan Maret.
6. Financial service atau layanan keuangan.
Foto: republika.co.id/berita/q83llp409/empat-sektor-ekonomi-yang-paling-tertekan-pandemi-covid19
Sri Mulyani mengatakan sektor keuangan yang mengalami tekanan akibat pandemi ini yaitu perbankan dan perusahaan pembiayaan. Mereka berpotensi mengalami persoalan likuiditas yang bisa memunculkan ancaman di sektor ini. Ditambah dengan volatilitas pasar keuangan dan capital flight yang menyebabkan tekanan semakin besar.
7. Sektor pendidikan.
Foto: news.detik.com/kolom/d-4945590/pendidikan-di-tengah-pusaran-wabah-corona
Dampak pandemi Covid-19 kini juga telah dirasakan oleh dunia pendidikan. Hal ini telah diakui oleh organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), bahwa wabah virus Corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.
8. Minyak dan gas.
Foto: www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/kuartal-i-2020-ditemukan-cadangan-migas-1365-juta-boe-di-3-lapangan
Menurut Ignasius Jonan (Mantan Menteri ESDM) dalam konferensi pers menyatakan, harga minyak dunia ini selalu dipengaruhi berbagai hal dari produksi dan konsumsi. Hal lain yang juga perlu dilihat adalah pergerakan politik dunia yang tidak bisa dibaca secara lengkap. Artinya dengan ada pandemi Covid-19 demand dan supply akan sangat berpengaruh. Apabila tidak ada pemangkasan, diperkirakan akan berdampak pada anjloknya harga minyak bahkan sampai di bawah US $ 20 per barel. Jonan juga menyebut dampak dari Covid-19 ini membuat konsumsi BBM di Indonesia pasti turun, baik untuk kendaraan bermotor maupun industri.