Ada yang bilang tahun 90-an merupakan masa yang paling terindah. Bagaimana tidak, banyak sekali kenangan yang terjadi pada era tersebut seperti bermain sepak bola di tengah jalan dengan gawang seadanya, menikmati tamagotchi di jam istirahat sekolah, serta merasakan sensasi mengejar ban hingga azan magrib. Semua kenangan tersebut memang sulit untuk dilupakan sampai-sampai banyak orang yang rindu akan suasana bermain di luar sekaligus bebas dari gadget. Duh, jadi kangen sama momennya!
Di samping itu, kehadiran film era 90-an seakan membawa kamu bernostalgia ke masa-masa 90-an yang penuh warna. Berbagai film khas 90-an rata-rata bertemakan percintaan sepasang kekasih yang kali ini menyasar anak muda. Namun ada juga yang bertemakan aksi laga di mana pemerannya sangat populer di masanya seperti Ferly Pradana, George Rudy sampai Barry Prima.Meskipun film 90-an sudah dianggap ketinggalan zaman di era millenial, para penonton bisa jadi banyak yang rindu dengan film 90-an di mana penyajian ceritanya lebih berbobot ketimbang film masa kini yang terlalu banyak adegan setingannya.
Nah, berhubung kamu lagi di rumah saja selama pandemi virus Corona, yuk kita simak deretan film era 90-an yang cocok banget untuk kamu yang lagi butuh hiburan berkelas.
1. Jaka Swara (1990).
Foto: facebook.com/OfficialTRANS7
Selain dikenal sebagai Raja Dangdut se-Indonesia, Rhoma Irama ternyata sangat berbakat di dunia akting. Hal ini terlihat ketika Rhoma Irama bermain film Jaka Swara di mana dia berperan sebagai Jaka sang pendekar yang gagah perkasa dan pantang menyerah dalam menghadapi musuh-musuhnya termasuk John Da Costa (Gino Makasutji) sang pemimpin pasukan Portugis yang kejam. Momen heroik Jaka mulai terjadi ketika dia berhasil menyelamatkan pacarnya yaitu Fatma (Camelia Malik) dari genggaman John lalu kemudian Jaka berhasil membunuh John hingga tewas seketika.
Mendengar kabar kematian ayahnya, Simon (Piet Pagau) justru mengajak Jaka untuk menantang duel sebagai pembuktian siapa yang pantas untuk menikahi Fatma. Apabila Jaka kalah maka hukumannya adalah dimasukkan ke penjara tanpa diberi makan. Jika Jaka menang, semua wilayah kekuasaannya diserahkan pada Jaka tanpa syarat.
Setelah berbagai pertarungan yang sengit, akhirnya Jaka sukses memenangkan pertarungan pencak silat atas John usai dibantu oleh warga penduduk sekitar dan juga Fatma yang telah mengetahui kelemahan Simon. Wow, hebat sekali aksi pencak silat Bang Rhoma yang tak ada tandingannya!
2. Taksi (1990).
Foto: id.wikipedia.org
Kalau kamu hanya mengenal Rano Karno di serial Si Doel Anak Sekolahan berarti tandanya kamu harus googling lagi deh sama karier filmnya. Sebelum dikenal sebagai Si Doel, Rano Karno pernah bermain di film Taksi sebagai Giyon yang berprofesi sebagai supir taksi Bluebird.
Ceritanya berawal ketika Giyon menemukan bayi di dalam taksinya. Tak disangka, bayi tersebut adalah anak dari Desi (Meriam Bellina) yang keberadaannya hilang bak ditelan bumi. Karena tak tahan dituduh penculik bayi, Giyon sempat berencana membawa bayi ke rumahnya tetapi di tengah jalan ada seorang wartawan mewawancarai seputar keberadaan bayi yang katanya ditelantarkan oleh seorang wanita yang ternyata seorang penyanyi ternama. Lambat laun diketahui jika bayi tersebut adalah hubungan gelap antara Giyon dan Desi. Waduh kok bisa begitu ya!
3. Si Kabayan dan Anak Jin (1991).
Foto: mubi.com
Dibandingkan dengan film pendahulunya yaitu Si Kabayan versi Kang Ibing, Si Kabayan Dan Anak Jin terbilang sukses besar di industri perfilman Indonesia pada era 90-an. Selain melambungkan nama Didi Petet dan Nike Ardilla, film ini menawarkan konsepfreshdi setiap penyajian ceritanya yaitu ditambahkannya genre fantasi-komedi di mana genre ini terbilang baru di perfilman Indonesia sejak era Orde Baru.
Kehadiran Jin yang diperankan oleh Sena A. Utoyo seakan menjadi bumbu pelengkap dalam menambah keseruan film ini. Aksi Jin sangat andil dalam membantu Kabayan (Didi Petet) dalam menyelamatkan Iteung (Nike Ardilla) dari sergapan Jerry. (Regi Reygusta Ninda) Dalam menghadapi anak buah Jerry, Kabayan menggunakan jurus bangau di mana dia berhasil menghilangkan pakaian para penjahatnya sampai-sampai mereka pulang dengan sendirinya. Wih, ajaib sekali bukan aksi Kabayan!
Setelah misi penyelamatannya sukses, Kabayan akhirnya disetujui oleh Abah (Rachmat Hidayat) untuk melamar Iteung. Sebagai perayaan lamaran, Kabayan dan Iteung ikut kecebur bersama lalu diikuti oleh Abah di kubangan lumpur sawah.
4. Olga dan Sepatu Roda (1991).
Foto: dadansuherlan.wordpress.com
Kalau kamu rindu dengan nuansa era 90-an, jangan lupa untuk menonton film Olga dan Sepatu Roda yang dibintangi oleh Nike Ardilla dan Desy Ratnasari. Film bergenre drama remaja ini mengisahkan Olga (Desy Ratnasari) yang berambisi untuk memenangkan kejuaraan sepatu roda. Hal ini dilakukannya untuk mengejar impiannya sebagai atlet sepatu roda nasional yang mewakili Indonesia di dunia. Namun di tengah perjalanan, sepatu roda yang digunakannya pun rusak sebelah sehingga membuat dirinya hampir frustasi.
Sembari mengumpulkan uang untuk sepatu roda barunya, Olga melamar pekerjaan sebagai penyiar Radio Gaga. Sempat ditolak oleh Ucup (Tino Karno), Olga malah ketiban rezeki berkat jasa Mas Ray (Nasreen Zeen) setelah mendengar suaranya yang merdu dan enak didengar pada saat siaran radio. Tanpa berpikir panjang, Olga resmi diterima sebagai penyiar Radio Gaga dan impiannya membeli sepatu roda baru mulai terwujud.
Film ini berakhir klimaks yaitu Olga berhasil keluar sebagai pemenang kejuaraan sepatu roda nasional di GBK. Keberhasilannya ini dibuktikan saat Olga bertanding dengan sepatu roda baru dari kedua orang tuanya. Mereka yang awalnya risih sama hobinya namun malah mendukung karier Olga.
Keunikan pada film ini adalah kemunculan Mandra untuk pertama kalinya di layar kaca. Adegannya yang kocak adalah ketika Mandra tiba-tiba datang untuk melamar Olga sambil diiringi oleh Orkes Betawi. Namun sayangnya Olga menolak lamaran dari Mandra dan akhirnya dia lari sejauh mungkin dengan sepatu rodanya. Wah, ada-ada saja kelakuan Mandra dalam mengejar cinta Olga!
5. Lenong Rumpi The Movie (1991).
Foto: merahputih.id
Film komedi lenong yang diangkat dari serial Lenong Rumpi ini sarat akan logat Betawinya yang kental. Ceritanya berawal dari Bony (Harry De Fretes) yang merantau ke Jakarta demi mencari tempat kuliahnya. Di sisi lain, dia dipertemukan dengan para wanita penghuni kos Manado yang cantik-cantik. Biar lebih akrab, Bony mempersilakan mereka untuk masuk ke kamar kosnya sembari berdiskusi seputar tugas kuliah.
Usut punya usut, Bony dan temannya malah ikut pesta hura-hura tak jelas hingga larut malam. Lebih parahnya lagi mereka mengajak Bony untuk pura-pura menikah dengan Mungky. (Debby Sahertian) Aksinya ini justru diketahui oleh kedua orang tua mereka sampai-sampai mereka dihukum tidak boleh kuliah di Jakarta lagi. Sebagai gantinya, mereka ditempatkan kuliah di luar negeri sampai masa studinya selesai. Wah, sudah kayak LDR aja mereka nih!
6. Ramadhan dan Ramona (1992).
Foto: www.pinterest.com/linamartina73
Film ini mungkin bakal dikenang sebagai momen pertama kali Lydia Kandou dan Jamal Mirdad berakting secara bersamaan. Berkat aktingnya yang memukau, mereka berhasil meraih Piala Citra sebagai aktor dan aktris terbaik. Bukan hanya itu, filmnya juga dinobatkan sebagai film terbaik Festival Film Indonesia 1992. Wah mereka sudah mesra ditambah prestasi lagi!
Dilihat dari jalan ceritanya, Ramona (Lydia Kandou) adalah seorang wanita karier yang selalu menekankan sisi feminisme dalam prinsipnya. Saat bertemu Ramadhan, (Jamal Mirdad) dia seakan tak kuasa untuk menolaknya karena terbukti Ramadhan adalah anak bangsawan Malaysia yang lagi belajar hidup merakyat seperti buruh. Pesan moral pada film ini adalah banyaknya perlakuan tidak adil ketika bekerja serabutan serta fenomena hamil di luar nikah yang terbilang langka pada era 1990-an. Salut untuk Chaerul Umam yang telah menyelipkan kritik sosial di film ini!
7. Oeroeg (1993).
Foto: www.belajarsejarah.web.id
Film bertema sejarah hasil kolaborasi antara Indonesia dan Belanda sangat cocok direkomendasikan bagi kamu yang cinta sejarah Indonesia. Berlatar di Indonesia era 1945-1949, Oeroeg berkisah tentang Johan (Rik Launspach) yang memutuskan kembali ke Indonesia setelah menempuh pendidikan tinggi di Belanda. Kali ini dia berseragam KNIL yang bertugas untuk meredam pejuang Indonesia. Uniknya, dia harus bertemu dengan sahabatnya sendiri yaitu Oeroeg (Martin Schwab) yang kebetulan berada di pihak Indonesia dengan seragam TNInya.
Imbasnya, Johan tidak rela memerangi sahabatnya sendiri begitu juga dengan Oeroeg yang masih menganggap Johan sebagai saudara. Selama ini Johan telah berjasa dalam membantu Oeroeg melanjutkan pendidikan tinggi sama seperti dirinya di mana dia berharap Oeroeg tidak dianggap warga kelas dua oleh Belanda hanya karena berstatus pribumi.
Karena persahabatan mereka tidak mau terungkap oleh kedua belah pihak baik TNI maupun KNIL, mereka memutuskan untuk bertemu di sebuah jembatan sembari membahas tentang pertukaran tawanan perang antara TNI dan KNIL. Meskipun berbeda negara, persahabatan mereka tidak akan pernah luntur sama sekali hingga maut memisahkan.
8. Si Manis Jembatan Ancol (1993).
Foto: www.detik.com
Film horor ini terbilang seram versi anak 90-an. Kamu bakal menyaksikan cerita Maryam (Diah Permatasari) yang tewas dilempar ke bawah jembatan usai dituduh memperkosa lelaki lain oleh suaminya yang agak overprotektif.
Bukannya dalam keadaan mati, Maryam pun bangkit dari kematiannya dan berubah menjadi hantu yang bergentayangan di mana-mana. Sambil menjalankan misi balas dendam pada suaminya, dia dibantu oleh Karina (Ozzy Syahputra) sang hantu jahil yang terkenal dengan sifat kemayunya. Namun rencana Maryam ini tidaklah berjalan mudah karena Maryam harus berhadapan dengan jin Volker (Udin Labu) yang menghalangi rencananya dalam membalas kematiannya.
9. Badut-Badut Kota (1993).
Foto: cinemapoetica.com
Satu lagi film yang bakal menguras air mata yaitu Badut-Badut Kota. Film yang mengangkat nama Dede Yusuf dan Ayu Azhari ini bercerita tentang Dedi (Dede Yusuf) yang harus menafkahi istrinya Menul (Ayu Azhari) dikarenakan perekonomian semakin sulit. Setelah lelah mencari kesana kemari, dia akhirnya mendapat tawaran pekerjaan sebagai Badut di taman hiburan Ancol.
Berbekal pengalaman waktu sekolah dulu, dia bertugas untuk menghibur anak-anak yang kebetulan suka dengan sosok badut. Hari terus berganti, profesi yang dijalaninya seolah tak menghasilkan keuntungan setelah Pak Bos (Sofyan Sharna) enggan mengaji mereka karena profesi Badut hanya dianggap sebagai pekerjaan magang ketimbang pekerjaan tetap seperti perusahaan lainnya. Gara-gara kebijakan Pak Bos, Dedi sempat dilanda galau antara mengundurkan diri sebagai Badut atau ikhlas menghadapi sikap Pak Bos yang otoriter.
Film ini berakhir dengan Dedi yang mendapat modal dari seseorang untuk membuka rumah makan berkat keberhasilannya dalam menemukan dompet orang kaya yang diduga milik kawan Dedi. (Rahman Yakob) Meskipun sudah dilanda kekayaan yang melimpah, Dedi tetaplah orang yang jujur dan rendah hati sehingga dia tidak mau menghamburkan uang sedikit pun. Wah mulia sekali hati Dedi ini bak emas!
Menonton film 90-an kini tidak harus menunggu pas momen liburan tiba. Sebagai alternatif, kamu bisa menyaksikan filmnya lewat YouTube atau situs seperti Netflix, Cinemagz, dan lain-lain. Dengan adanya film 90-an, kamu bisa belajar arti persahabatan dan pentingnya nilai-nilai kekeluargaan.