Microbeads adalah butiran-butiran kecil berbentuk bulat yang terbuat dari plastik. Sesuai namanya, ukuran microbeads sangat kecil, beberapa bahkan tak kasat mata saking kecilnya. Microbeads lazim ditemukan dalam produk sabun cuci muka, pasta gigi, serta lulur. Dilansir dari kulgram (kuliah instagram) dan akun Line milik Nadia Almira Sagitta, inilah fakta-fakta seputar microbeads dan bahayanya.
Microbeads paling banyak ditemukan di produk pembersih wajah dan lulur, gunanya untuk mengeksfoliasi sel-sel kulit mati. Yakni, supaya wajah gak kusam dan tampak bersih. Namun, yang menjadi masalah adalah microbeads ini terbuat dari plastik. Meskipun gak menimbulkan bahaya tertentu bagi kulit, eksfoliator buatan ini lebih dipilih dari eksfoliator alami karena berbagai aspek. Contohnya karena pengadaannya mudah dalam skala industri dan tidak akan busuk dalam jangka waktu dekat. Teksturnya yang halus juga memberikan keuntungan tersendiri.
Eksfoliator alami sendiri cukup beragam jenisnya. Mulai dari garam, gula, kopi, oatmeal, sampai biji aprikot. Namun, kelemahan eksfoliator alami adalah teksturnya yang kasar, sehingga tidak boleh digunakan sering-sering (maksimal dua kali seminggu). Kalau terlalu sering digunakan akibatnya kulit wajah akan terlampau tipis.
Jika kamu baca produk scrub yang mengandung microbeads, pasti klaimnya, "Aman digunakan setiap hari". "Aman" di sini mungkin berarti aman bagimu. Tetapi, apakah microbeads aman untuk lingkungan?
Dalam satu kemasan scrub dapat mengandung hingga 300.000 microbeads. Butiran-butiran kecil ini dapat dengan mudah memasuki saluran air tanpa dapat tersaring karena ukurannya yang terlampau kecil.
Seperti yang kita tahu, semua saluran air bermuara ke laut. Nah, microbeads ini ikut terbawa air menuju laut, yang pada akhirnya berbahaya untuk biota-biota laut, terutama ikan-ikan kecil. Microbeads sering terlihat sebagai zooplankton dan akhirnya menjadi bahan konsumsi ikan-ikan tersebut.
Setiap harinya diperkirakan ada delapan triliun butirmicrobeadsmengalir ke laut (2015). Untuk itu, negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Britania Raya sudah melarang penggunaanmicrobeads. Tetapi di Indonesia sendiri,microbeadsbelum dilarang penggunaannya.
Meskipun belum adadata mengenai bioakumulasi (kadar dan efek penumpukan polutan pada rantai makanan) microbeads, microbeads kemungkinan dapat masuk ke dalam rantai makanan dengan begitu mudahnya. Pada akhirnya, manusia sebagai konsumen puncak pun turut dirugikan. Pasalnya, kita pun menyantap ikan dan hidangan laut lainnya.
Bagaimanakah cara melawan penggunaan microbeads? Mudah kok, cukup hindari membeli produk-produk kecantikan yang mengandung microbeads. Kamu juga dapat mengecek websitehttp://www.beatthemicrobead.org/untuk mengetahui produk-produk yang bebas microbeads.
Cara lain untuk mendeteksi produk kecantikanmu mengandung microbeads adalah dengan mengecek langsung kandungannya. Bahkan ada beberapa produk yang langsung mencantumkan kandungan microbeads pada label depan. Microbeads sendiri dapat terdiri dari bahan-bahan seperti polyethylene (PE), polypropylene (PP), polyethylene terepthalate (PET), polymethyl methacrylate (PMMA), dan nylon. Bahan-bahan seperti itu kerap merupakan bahan dasar yang sama dalam industri pembuatan plastik kresek loh. Untuk polypropylene glycol (PEG) sendiri tidak termasuk bahan berbahaya atau pembuat microbeads ini ya.
Semoga artikel ini dapat menjadi panduan untuk menjadi konsumen cerdas dan peduli lingkungan.