Di era globalisasi saat ini banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengakses informasi dari berbagai negara, mulai dari kebudayaan, makanan, bahasa, hiburan, dan lainnya. Beberapa negara juga telah memanfaatkan kemajuan zaman ini untuk mempromosikan negaranya agar dapat menarik perhatian dunia, salah satunya yakni Korea Selatan yang berhasil menggunakan K-pop dan drama Korea sebagai media untuk memperkenalkan kebudayaan, makanan khas, dan juga tempat wisata.
Drama Korea dinilai berhasil karena banyak kalangan yang menyukai K-drama seperti ibu-ibu rumah tangga, pegawai kantor, remaja, mahasiswa, dan lainnya. Hal tersebut dikarenakan drama Korea memberikan cerita ringan dengan suasana yang baru dan seru serta alur cerita jelas dan tidak berbelit-belit sehingga tidak membuat penonton bosan.
Berikut ini merupakan perbedaan antara sinetron Indonesia sekarang dengan drama Korea yang perlu kita ketahui. Check This Out!
1. Aktor atau aktris yang berperan.
Dalam drama Korea, pemilihan aktor atau aktris dilakukan melalui audisi dan pendalaman karakter. Meskipun beberapa juga lewat jalur yang direkomendasikan oleh penulis naskah yang menginginkan aktor/aktris tertentu untuk menjadi pemeran utama dalam drama tersebut. Drama Korea berani menantang bakat akting dari aktor dan aktrisnya dengan memerankan karakter yang berbeda-beda dan bahkan berbeda dari kepribadian aktor/aktris.
Lain halnya dengan sinetron Indonesia yang lebih terkesan pada aktor/aktris itu-itu saja karena jika aktor/aktris tertentu memiliki rating tinggi dalam sinetronnya, maka tak perlu waktu lama baginya untuk main sinetron lain. Dan begitu sinetron satunya tamat, dia pun akan segera dikontrak untuk sinetron lainnya dalam waktu singkat. Bahkan mereka bisa bermain dalam dua sinetron sekaligus dengan karakter,make up, dan jalan cerita yang hampir sama. Pemilihan karakter untuk pemain juga belum berani menantang sehingga akan memberikan kesan monoton pada peran yang dimainkan oleh akto/aktris tersebut sehingga penonton dapat menebak peran apa yang dimaninkan saat melihat aktor/aktrisnya.
2. Pendalaman peran.
Jika harus menbandingkan, penonton akan dibuat pintar dengan menonton drama Korea karena drama Korea menjelaskan hal dasar yang mestinya dilakukan untuk pendalam perannya. Lain lagi dengan sinetron Indonesia yang cenderung menunjukkan alakadarnya sehingga penonton yang tidak tauh apa-apa akan tetap tidak tauh.
Sebagai contoh drama Korea yang pemeran utamanya adalah pengacara dan ada scene di mana mereka harus menjalani sidang hukum. Dari situ penonton dijelaskan mengenai mekanisme hukum dan pasal-pasalnya sehingga penonton akan sedikit paham mengenai hukum. Dan jika pemeran utamanya adalah dokter, pasti ada istilah-istilah kedokteran yang disampaikan dalam drama tersebut sehingga penonton akan sedikit paham tentang kedokteran. Dan lagi jika pemeran utamanya adalah pengusaha pasti ada hal yang membuat penonton sedikit memahami tentang ekonomi dan managemen.
3. Setting tempat.
Tak tanggung-tanggung dalam drama Korea berani mengambil setting di luar negeri demi mendukung alur cerita yang diproduksi. Juga sering menampilkan lokasi-lokasi wisata di Korea sebagai bentuk mempromosikan Korea yang penuh dengan keindahan.
Indonesia memiliki lebih banyak tempat wisata yang indah jika dibandingkan dengan Korea untuk bisa dijadikan lokasi syuting, tapi yang digunakan hanya di situ-situ saja sehingga bukannya sinetron Indonesia gak niat atau gak modal, hanya saja dalam segi setting dan visual sinetron kita masih perlu banyak perbaikan.
4. Pemilihan soundtrack.
Sinetron Indonesia lebih menggunakan lagu milik band atau penyanyi populer, entah itu yang lagu baru atau lama didaur ulang yang kemudian dijadikan soundtrack dengan tingkat kecocokan yang masih belum bisa dipastikan dan saat mendengan lagu tersebut tidak menghasilkan ingatan apa-apa.
Sedangkan produksi drama Korea menjadikan musik dan soundtrack seperti nyawa dari drama tersebut sehingga akan sesuai dengan jalan cerita yang berlangsung. Dengan hanya mendengar soundtrack-nya akan mengingatkan kita pada drama Korea tertentu atau mengingatkan pada salah satu scene dalam drama Korea. Penyanyinya pun dipilih yang terbaik, sehingga suara penyanyi dan lagu yang dibawakan bisa sangat pas dan juga khas. Sebagai contoh lagu Everytime yang dinyanyikan oleh Chen EXO untuk drama Korea Descendent Of The Sun.
5. Jumlah episode.
Jumlah episode sinetron Indonesia tergantung dari rating penonton. Jika rating tinggi dan menjadi tranding topik maka sinetron tersebut akan dibuat sampai ribuan episode dan bahkan diperpanjang dan bahkan tak jarang dibuat season 2, 3, dst.
Sedangkan dalam drama Korea sebagian besar episode-nya berkisar antara 16 - 24 episode dan beberapa juga hampir sampai ratusan tapi jarang sekali. Jika pun drama tersebut memiliki rating tinggi belum tentu akan diperpanjang karena para aktor/aktis pasti telah memiliki kontrak untuk project drama baru. Namun jika diperpanjang, episodenya tidak sebanyak sinetron Indonesia.
6. Alur cerita.
Jika sinetron Indonesia lebih sering menggunakan alur cerita kehidupan sehari-hari tentang rukun tetangga, tawuran remaja, atau kisah cinta orang kaya dan miskin, maka di drama Korea alur ceritanya lebih bervariasi namun fokus pada satu cerita. Misalnya seperti drama Welcome To Waikiki yang menceritakan tentang persahabatan, cinta, dan impian. Maka ceritanya membahas tentang pemuda dan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan cinta dan impian.
Sedangkan sinetron Indonesia, biasanya ceritanya melebar ke mana-mana dan adegannya sering di ulang-ulang sampai penonton geram. Misalnya Tukang Bubur Naik Haji, beberapa keluarga dalam satu RT bahkan RW bisa dibahas semua.
7. Waktu penayangan.
Drama Korea kebanyakan ditayangkan seminggu sekali dengan jumlah episode 16-24 episode dan memakan kurang lebih 3 bulan untuk proses produksinya, sehingga perlu waktu seminggu untuk mengetahui episode selanjutnya. Dan dalam drama Korea sebelum penayangan pasti melakukan baca naskah terlebih dahulu buat seluruh pemainnya. Jadi sebelum drama mulai produksi, naskah pun sudah diserahkan kepada para aktor dan aktrisnya.
Sedangkan untuk sinetron Indonesia ditayangkan setiap hari dengan jumlah episode yang tidak bisa ditentukan karena tergantung keberlangsungan sinetron tersebutsebab menggunakan sistem stripping. Sinetron stripping bukan hanya syuting tiap hari, tapi katanya nih naskahnya juga dibuat setiap hari. Jadi begitu naskah selesai, diserahkan kepada pemain, dan mereka harus menghafalkan skrip sebelum syuting.
8. Teknologi yang digunakan.
Seperti yang sudah dijelaskan, pembuatan drama Korea memang tidak tanggung-tanggung seperti dalam drama Memories Of The Alhambra yang mengusung teknologi canggih yaitu Computer Generated Image (CGI) yang digunakan sebagai efek visual komputer sehingga memberikan efek nyata pada suatu film. Dengan menggunakan CGI ini produser bisa membuat adegan tanpa menggunakan aktor sungguhan seperti pada adegan saat Jin Woo berbicara dengan para bajak laut Malaga.
Lain halnya dengan sinetron Indonesia, bukan berarti tidak mengapresiasi karya anak negeri, hanya saja memang penggunakan teknologi seperti itu masih belum ada untuk sekelas sinetron Indonesia yang notabennya masih mengusung cerita tentang keluarga dan kehidupan sehari-hari.
9. Penayangan iklan dalam sinetron atau drama.
Iklan sangat penting bagi keberlangsungan sinetron atau drama. Penayangan iklan dalam drama Korea dibuat senatural mungkin tapi menggambarkan jelas barang yang diiklankan. Sehingga penonton dibuat tidak sadar jika terdapat muatan iklan secara langsung akan tetapi saat melihat produk tersebut di tokoh akan mengingatkan mereka pada scene di drama Korea yang telah ditonton.
Sedangkan pada sinetron Indonesia mengiklankan produk dibuat secara terang-terangan dilakukan oleh pemain sehingga menghilangkan kesan natural dan terlihat sangat memaksakan sehingga penonton akan kurang respek dan mengganti saluran TV mereka.
10. Nilai kehidupan.
Baik drama Korea maupun sinetron Indonesia sama-sama memiliki nilai yang ingin disampaikan dalam cerita. Nilai kehidupan tersebut dapat diambil dari karakter pemain utama atau dari kejadian yang menimpa sang pemain. Hanya saja letak berbedaannya adalah pada drama Korea selalu menampilkan scene-scene yang mengejutkan sehingga nilai kehidupan disampaikan membuat penonton menyadari sesuatu yang bahkan tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya, nilai kehidupan juga selaras dengan alur yang diceritakan.
Sedangkan dalam sinetron Indonesia nilai kehidupan yang di sampaikan adalah nilai secara umum pada kehidupan sehari-hari sehingga tanpa menonton sinetron pun mereka sudah paham nilai-nilai tersebut. Dan terkadang tidak sesuai dengan alur cerita sehingga terkesan berbelit-belit dan diulang-ulang yang membuat penonton akan merasa bosan.