Anak memiliki kesempatan dan kemampuan untuk menjadi seorang bintang di masa depan. Apabila anak sudah dilatih sejak kecil hingga ia mampu melakukan semuanya, suatu saat anak akan menjadi pribadi yang kreatif.
Psikolog anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli memaparkan khususnya bagi anak-anak generasi alfa (lahir diatas 2010) yang besar di era digital, yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan menyerap informasi dengan sangat cepat.
Generasi Alpha di era digital menurut Joe Nellis,professor of global economy, Grenfield University, UK 2017 menyatakan bahwa generasi alfa mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat, mereka terbuka pada proseslearningdanre-learning.Keterampilan yang spesifik. Bantu anak menemukan keterampilan positif karena kedepan hanya kemampuan khusus yang bisa menjadi bintang, Verauli dalameventCussons Bintang Kecil Seasons 6 di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (24/2).
Apa yang harus dilakukan orangtua? Verauli memaparkan beberapa hal yang harus dilakukan orangtua dalam mendukung anaknya di era digital ini yakni, orangtua perlu mengedukasi diri, memahami tahap usia, potensi bakat dan kepribadian anak. Fasilitasi potensi anak (kemapuan pada anak), ubah lingkungan kehidupan anak menjadi kondusif.
Perubahan positif dalam setiap lingkungan kehidupan anak turut menentukan perkembangan anak menjadi optimal. Generasi alfa dianjurkan untuk memiliki keterampilan dan keahlian yang spesifik, dengan mengikuti berbagai kegiatan positif seperti ajang kompetisi sejak kecil.
Dengan ini anak-anak akan memperoleh perubahan positif dari lingkungannya untuk membangun kepercayaan diri mereka atas kemampuannya dan menjadi bintang di masa depan, ujar Verauli.
Verauli menjelaskan, setiap anak memiliki impian tersendiri. Peran orangtua sangat penting dalam membantu anak membangun impian yang sesuai dengan potensi bakatnya masing-masing. Kemudian memfasilitasi agar kebutuhan bawaan anak untuk mengembangkan potensi diri dapat tercapai secara optimal.
Semua orangtua punya harapan agar impian buah hatinya tercapai. Tentu saja anak dan orangtua butuh inspirasi dalam membangun impian bersama, ungkapnya.
Menurut Carl Rogers dalam teorinya Self Actualizing mengungkapkan beberapa kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri yakni pertama terbuka pada pengalaman, kedua Bein-time, talking action,ketiga kehidupan adalah proses, keempat Sense offreedom,dan kelima, kreatif. Kita tidak pernah tahu bakat anak, makanya bawa dia bermain biarkan mereka bereksplorasi sesuai apa yang ia suka, pungkasnya